Pengertian
Belajar
Belajar adalah proses dimana
pengalaman merubah sistem saraf dan perilaku kita. Pengalaman itu yang kita
namakan ingatan. Pengalaman tidak disimpan, tetapi mereka mengubah cara kita
mempersepsikan sesuatu, berpikir dan merencanakan. Fungsi utama dari kemampuan
untuk belajar adalah mengembangkan prilaku yang diadaptasikan ke lingkungan
yang berubah.sebagai contoh, kemampuan belajar membuat kita mampu mencari
makanan bila lapar, mencari kawan saat kesepian, dan sebagainya.
Belajar dapat dibagi dalam :
1. Perceptual
Learning
Kemampuan untuk belajar mengenali rangsangan yang
telah dipersepsi sebelumnya. Fungsi utamanya adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi obyek dan situasi yang ada. Perceptual learning diperoleh
terutama dengan perubahan di sensory association cortex. Belajar rangsangan ini
dapat diperoleh melalui komponen subcortical dari system sensoris.
2. Stimulus Response Learning, kemampuan belajar melaukan
perilaku tertentu jika diberikan rangsangan tertentu. Stimulus Response Learning
dibagi atas dua kategori, yaitu classical conditioning dan instrumental
conditioning. Classical conditioning adalah bentuk dimana rangsang tidak
penting menjadi penting, melibatkan penggabungan dua rangsangan.
Instrumental Conditioning (operant conditioning), sebuah prosedur belajar dimana efek dari perilaku tertentu dalam situasi tertentu dapat menungkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku. Perilaku diikuti oleh konsekwensi yang mengenakkan, maka perilaku tersebut cenderung terjadi lebih sering, bila diikuti oleh konsekwensi yang tidak mengenakkan, maka perilaku cenderung lebih jarang muncul.
Instrumental Conditioning (operant conditioning), sebuah prosedur belajar dimana efek dari perilaku tertentu dalam situasi tertentu dapat menungkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku. Perilaku diikuti oleh konsekwensi yang mengenakkan, maka perilaku tersebut cenderung terjadi lebih sering, bila diikuti oleh konsekwensi yang tidak mengenakkan, maka perilaku cenderung lebih jarang muncul.
3. Motor
Learning, merupakan komponen dari stimulus response learning, secara
sederhana, motor learning adalah pembentukan perubahan
dalam system motorik, tetapi faktanya motor learning tidak akan terjadi tanpa
adanya panduan sensoris dari lingkungan. Gerak paling terampilpun melibatkan
dengan obyek. Bahkan gerak terampil tanpa alat melibatkan umpan balik dari
sendi,otot, dan sebagainya. Makin baru prilakunya, makin banyak sirkuit saraf
di system motorik yang perlu dimodifikasi.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
1. Menurut james O. Whittaker : “Belajar adalah Proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.
2. Winkel : “Belajar adalah aktivitas mental atau
psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan,
nilai dan sikap”.
3. Cronchbach : “Belajar adalah suatu aktifitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman”.
4. Howard L. Kingskey : “Belajar adalah proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.
5. Drs. Slameto : “Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di
dalam interaksi dengan lingkungannya”.
6. R. Gagne : “ Belajar adalah suatu proses untuk
memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku”.
7. Herbart (swiss): “Belajar adalah suatu proses
pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalamn yang sebanyak-banyaknya dengan
melalui hafalan”.
8. Robert M. Gagne dalam buku the conditioning of learning
mengemukakan bahwa: “Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan
manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena
proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi”.
9. Lester D. Crow and Alice Crow : “Belajar adalah
acuquisition of habits, knowledge and attitudes. Belajar adalah upaya-upaya
untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap”.
10. Ngalim Purwanto : “Belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagi hasil dari suatu
latihan atau pengalaman”.
Pengertian
Belajar menurut Teori :
A. Teori Behaviorisme
Menurut teori ini manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di
dalam lingkungannya, yang akan memberikan pengalaman-pengalaman tertentu
kepadanya. Prinsip utama teori ini ialah rangsangan dan timbal balik
serta peneguhan. Teori ini akan berpegang kepada anggapan bahwa pembelajaran
meliputi tanggungjawab, dan diawasi sepenuhnya oleh sistem pengajaran.
Teori ini juga berlandaskan kepada anggapan bahwa pelajar akan mengekalkan
sesuatu tindakan jika peneguhan yang bersesuaian diberikan kepadanya.
Thorndike merupakan orang yang pertama kali menerangkan beberapa macam teori Behaviorisme
yang terkenal adalah :
Classical Conditioning (Pavlov)
Menurut
Thorndike menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan
belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap
melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat
berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari defenisi ini maka menurut
Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat
berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang
tidak dapat diamati.
Teori ini didasarkan atas reaksi sistem tak terkontrol di dalam diri seseorang
dan reaksi emosional yang dikontrol oleh sistem urat syaraf otonom serta gerak
refleks setelah menerima stimulus dari luar. Stimulus tidak terkondisi US (Unconditioning Stimulus) merupakan
stimulus yang secara biologis dapat menyebabkan adanya respon dalam bentuk
reflex/ UR (Unconditioning Respon). Proses ini disebut extinion, apabila diberikan US respons CR yang hilang dapat muncul kembali.
Dengan stimulus
tanpa kondisi (US) diberikan suatu stimulus lain yang netral maka secara
bersama kedua stimulus tersebut akan menghilangkan respon yang merupakan reflek
(UR), dan akan timbul respon baru yang diharapkan (CR). Stimulus netral yang
diberikan bersama stimulus pertama ini disebut stimulus terkondisi yang memang
diharapkan, maka dapat dikatakan bahwa seseorang telah belajar. Secara singkat jalannya percobaan adalah sebagai berikut :
a) Kepada anjing diperlihatkan makanan
(anjing dalam keadaan lapar). Dalam percobaan anjing mengeluarkan air liur,
jadi ada reaksi. Makanan disebut stimulus tak bersyarat (Unconditioning
Stimulus) dan mengeluarkan air liur disebut reaksi tak bersyarat
(Unconditioning Respon).
b) Kepada anjing
diperlihatkan sinar (anjing tetap dalam keadaan lapar). Ternyata tidak terlihat
air liur. Pavlov ingin mencoba agar anjing dibuat bereaksi terhadap sinar yang
diperlihatkan kepadanya. Caranya ialah dengan memberikan persyaratan berupa
makanan yang secara alami dapat menimbulkan reaksi. Dalam hal ini belum terjadi peristiwa ‘belajar’ pada anjing.
c) Sinar
disorotkan, beberapa detik, kemudian makanan diperlihatkan. Pada percobaan
terlihat mula-mula air liur tidak keluar, tetapi setelah melihat makanan, baru
anjing bereaksi. Dalam hal ini belum terjadi
peristiwa ‘belajar’ pada anjing.
d) Pada poin yang ketiga, diulang dengan jarak pemberian makanan yang bervariasi.
Akhirnya pada
frekuensi tertentu pada jarak waktu pemberian makanan tertentu, Pavlov berhasil
membuat anjing bereaksi terhadap sinar tanpa diikuti pemberian makanan. Dengan
kata lain, disebut bahwa stimulus (sinar) telah disyarati dengan makanan. Oleh
karena itu sinar disebut stimulus beryarat dan peristiwa keluarnya air liur
karena melihat sinar disebut respon bersyarat.
Dari eksperimen
yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya :
i. Law of Respondent Conditioning yakni hukum
pembiasaan yang dituntut. Jika dua macam
stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
ii. Law of
Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning
itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan
menurun.
B. Teori Belajar Kognitivisme
Menurut teori ini, belajar adalah
perubahan persepsi dan pemahaman, perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu
berbentuk perilaku tingkah laku yang bisa diamati Asumsi dasar teori ini adalah
setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya,
pengalaman dan pengetahuan ini tertera dalam bentuk struktur kognitif. Menurut
teori ini proses belajar akan berjalan baik bila materi pelajaran yang baru
beradaptasi (bersinambung) secara klop dengan struktur kognitif yang su-dah
dimiliki oleh mahasiswa. Dalam perkembangannya setidak–tidaknya ada tiga teori
belajar yag bertitik tolak dari teori kognitisme ini.
Pengaruh Belajar
Terhadap Struktur Dan Fungsi Saraf
Belajar
jelas terbukti menyebabkan perubahan struktur saraf maupun fungsinya.
Rosenzweig dan koleganya menaruh anak – anak tikus dalam dua lingkungan yang
berbeda. Mereka menemukan banyak perbedaan dalam otak binatang yang ditaruh di
lingkungan yang berbeda. Tikus yang di dalam lingkungan diperkaya, mempunyai
cortex yang lebih tebal, supply kapiler yang lebih baik, lebih banyak isi
proteinnya, lebih banyak acetycholinesterase (berarti saraf yang mensekresikan
acetycholinesterase menjadi lebih banyak).
Induksi Dari Potnsiasi Jangka Panjang adalah
peningkatan jangka panjang saraf terhadap input synaptic tertentu, disebabkan
oleh aktivitas frekuensi tinggi yang diulang-ulang degan input yang sama. Hokum
Hebb mengatakan bahwa apabila satu synapse aktif pada saat saraf postsynaptic
aktif maka synapse yang bersangkutan akan diperkuat.
Hippocampal formation adalah daerah special di limbic cortex yang terletak di lobus temporalis. Bentuknya terlipat dan membengkok, membentuk struktur tiga dimensi. Hippocampal meliputi enthorhinal cotex, hippocampus, dentate gyrus dan subiculum.
Hippocampus disebut juga cornumatis, karena itu dua bagian yang besar di hippocampus ca 1 dan ca 3. Sel pyramid adalah sel saraf yang besar dengan bentuk pyramid. Ditemukan di cerebral cortex dan amon’s horn dari hippocampal formation.
Hippocampal formation adalah daerah special di limbic cortex yang terletak di lobus temporalis. Bentuknya terlipat dan membengkok, membentuk struktur tiga dimensi. Hippocampal meliputi enthorhinal cotex, hippocampus, dentate gyrus dan subiculum.
Hippocampus disebut juga cornumatis, karena itu dua bagian yang besar di hippocampus ca 1 dan ca 3. Sel pyramid adalah sel saraf yang besar dengan bentuk pyramid. Ditemukan di cerebral cortex dan amon’s horn dari hippocampal formation.
Otak Kanan dan Otak Kiri
Otak manusia dibagi menjadi dua
bagian. Perbedaannya juga cukup signifikan. Selain karena yang satu terletak
disebelah kiri dan yang lainnya sebelah kanan, perbedaannya juga terletak pada
fungsi yang dilakukannya. Otak kiri berpikir secara sadar, bernalar melalui
logika, menganalisis dan mengatur emosi. Sedangkan otak kanan berpikir secara
tidak sadar, berhubungan dengan kreativitas. Dalam desain dapat dikatakan otak
kanan melihat referensi visual secara keseluruhan, seperti apa itu pemandangan?
Kemudian baru melihat rincian yanga ada di gambar tersebut. Sedangkan otak kiri
melihat rinciannya terlebih dahulu, baru menyimpulkan apa yang terdapat pada
karya seni tersebut.
Untuk orang-orang yang berdominan
otak kanan lebih bergantung pada referensi visual untuk memahami dan sering
kali belajar visual. Mereka lebih emosional dan mampu untuk memahami serta
merefleksikan perasaan mereka. Kemudian, mereka juga sangat intuitif dan
memiliki keingin tahuan yang sangat tinggi. Tetapi negatifnya, orang yang
berdominan otak kanan cenderung tidak teratur dan kurang dalam memanajemenkan
waktu mereka.
Sedangkan orang-orang yang
berdominan otak kiri sangat teroganisir. Mereka menyukai deadline.
Mereka juga orang yang lebih suka mendengarkan daripada membaca sesuatu dan
lebih mengandalkan kata-kata untuk mengingat daripada alat bantu visual. Tetapi
negatifnya, karena mereka orang-orang yang terinci step-by-step serta
cara algoritmik, mereka sangat rentan terhadap kesalahan.
HUBUNGANNYA DENGAN DESAIN
Setelah mengetahui fungsi otak kiri
dan otak kanan, pasti Anda berpikir bahwa orang-orang yang berdominan otak
kanan kemungkinan besar lebih kreatif dalam mendesain daripada orang-orang yang
berdominan otak kiri. Sebenarnya hal itu harus dikaji lebih baik. Bagi mereka
yang dominan otak kanan, mereka dikatakan lebih kreatif dalam mendesain karena
pandangan mereka melihat dunia lebih luas daripada orang lain. Sedangkan
dominan otak kiri jauh lebih umum dan lebih analitis. Mereka bisa lebih kreatif
dalam mendesain dari orang-orang dominan otak kanan, tetapi dengan cara yang
berbeda. Untuk lebih memahami sifat artistik kedua belah pihak, mari kita lihat
beberapa contoh dibawah ini:
ABSTRAKSI = OTAK KANAN
Orang berotak kanan mungkin
bersandar lebih ke arah seni abstrak, karena kurangnya ketertiban dan
kekacauan. Abstraksi juga memberikan konsep tanpa batas, sehingga dapat
dianggap lebih outside-the-box, atau kreatif. Seni abstrak juga dikenal
untuk menggambarkan emosi, bahkan dengan tidak ada bukti visual keras. Orang
berotak kanan mungkin lebih mudah dapat menangkap makna sepotong abstrak lebih
dalam.
REALISME = OTAK KIRI
Sedangkan orang berotak kiri lebih tertarik
dengan seni yang tertib dibandingkan abstrak. Apa yang dimaksud dengan seni
tertib? Seni tertib lebih mengarah ke foto yang realitis seperti pemandangan,
model atau apa saja yang berhubungan dengan pedoman dan bentuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar