BAB
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan modren tentang
pewarisan sifat berawal dari penemuan Gregor Mendel tentang ciri- ciri faktor
keturunan yang ditentukan unit dasar yang diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya yang disebut unit genetik atau gen.
Sebelum abad ke 17, orang percaya bahwa “Kehidupan itu muncul
secara spontan”.
Pendapat ini dikenal dengan istilah Generatio
Spontanea, namun dibantah oleh Francesco Redi (1621-1697), Lazzaro
Spallanzani (1729-1799), dan Louis Pasteur (1822-1895).
Para peneliti tersebut menganggap bahwa
organisme hidup berasal dari organisme yang sebelumnya. Peneliti- peneliti
lainnya seperti De Graaf dari Belanda pada tahun sekitar tahun 1673, mengamati
sel telur yang terdapat pada organisme betina memepunyai peranan pentingsebagai
penbawa faktor keturunan yang akan diteruskan ke generasi berikutnya. Dalam hal
ini organisme jantan menghasilkan
cairan yang fungsinya untuk menggiatkan perkembangan sel telur.
Meskipun orang biasanya
menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang
ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900,
sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah
dikenal sejak masa prasejarah, seperti
domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman.
Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri
sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya,
sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak
memberikan penjelasan penyebab dari
gejala-gejala itu. Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu
adalah teori pewarisan campur: seseorang
mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari
pe jantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa
teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa
alel-alel khas, bukannya campuran rata.
Pendapat terkait lainnya adalah
teori Lamarck : sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada
anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa
oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu.
Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh
Francis Galton. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel
yang disebut “Gemmula” yang akan
dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel
dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa filial
(keturunan).
1.2 Tujuan
Ø Mengetahui darimana sifat diwariskan
Ø Mengetahui proses pembelahan meiosis pada hewan dan
tumbuhan
Ø Mengetahui proses pembentukan sel kelamin
Ø Mengetahui proses fertilisasi pada hewan dan tumbuhan
1.3 Manfaat
Ø Mengetahui
konsep pembelahan meiosis pada sel kelamin
Ø Mengetahui
hubungan antara kromosom dan gen
Ø Mengetahui
bagaimana sifat – sifat genotipe dan fenotipe diwariskan
oleh parental (induk)
BAB II.
ISI
2.1 Pengertian Pewarisan Sifat
Pewarisan sifat (Plassa). Makhluk hidup yang
ada di muka bumi ini sangat beragam. Setiap jenis makhluk hidup mempunyai sifat
dan ciri tersendiri sehingga dapat membedakannya antara yang satu dengan yang
lainnya. Sifat atau ciri yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat
diturunkan dan ada pula yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari
generasi ke generasi berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap
makhluk hidup. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut
hereditas. Cabang biologi yang khusus mempelajari tentang hereditas adalah
genetika. Tokoh yang sangat berjasa dalam menemukan hukum - hukum genetika adalah
Gregor Johann Mendel (1822 – 1884) dari Austria. Beliau lahir tanggal 22 Juli
1822. Karena jasanya itu beliau dijuluki sebagai Bapak Genetika.
Pewarisan sifat adalah ciri-ciri atau
sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke
generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya. Tiap spesies memiliki ciri-ciri
tertentu yang spesifik yang hampir sama dari generasi ke generasi, bahkan ciri
ini ada sejak dulu kala. Misalnya hewan gajah mempunyai telinga yang lebar, mempunyai gading,
tubuhnya besar, dan mempunyai belalai. Ciri gajah tersebut sudah ada sejak gajah purba.
Jadi ada ciri-ciri atau sifat-sifat makhluk hidup yang diturunkan dari generasi ke
generasi atau diturunkan dari induk kepada anaknya.
Bagaimanakah mekanisme
perpindahan kromosom – kromosom dari sel somatik ke sel kelamin? Seperti sudah
diketahui, semua organisme yang mengadakan reproduksi secara aseksual mempunyai
organ kelamin (gonad), yaitu ovarium dan testis pada hewan, sedangkan pada
tumbuhan berupa stamen dan pistil. Di dalam gonad inilah terjadi pembentukan
sel – sel kelamin, suatu proses yang disebut gametogenesis. Pembelahan sel yang
berlangsung dalam proses ini adalah pembelahan meiosis atau pembelahan reduksi
yang menghasilkan sel kelamin dengan setengah jumlah kromosom sel induknya.
Sebagai contohnya, kromosom dalam sel tubuh (somatik) manusia berjumlah 46 buah
(diploid), tetapi sel telur dan sel sperma masing-masing hanya memiliki 23 buah
kromosom (haploid). Reduksi jumlah kromosom dalam gametogenesis menjadi
setengahnya, sangat perlu untuk menjaga kekonstanan jumlah kromosom dalam
spesies.
2.2. Pembelahan meiosis
Meiosis
merupakan bagian dari siklus sel. Siklus sel adalah kejadian-kejadian yang
berlangsung dengan urutan tertentu yang dimulai dari pembentukan sel hingga
pembelahan sel dalam pembentukan sel anakan. Siklus sel meliputi dua fase yaitu
fase interphase dan fase meiosis. Dalam beberapa literature, meiosis dikatakan
tidak mengalami siklus sel.
1. Interphase
Interphase dilakukan sel untuk mengumpulkan energy yang akan digunakan dalam
proses pembelahan sel. Pada fase ini juga terjadi berbagai macam proses
sintesis berbagai macam bahan organic. Fase yang terdapat dalam interphase
adalah:
1. Fase G1 (fase petumbuhan pertama) : sel mengalami pertumbuhan (organel-organel sel
menduplikasi diri untuk persiapan pembelahan).
2. Fase sintesis (S) : sel melakukan replikasi/penganan moekul DNA dan
tahap sintesis mareri seprti DNA sel dan protein untuk pembelahan sel.
3. Fase G2 (fase pertumbuhan kedua) : tidak terjadi pada proses meiosis.
Terjadi 2 kali proses pembelahan, yaitu meiosis I dan
meiosis II.
a. Fase Meiosis 1
Meiosis I
membagi kromosom homolog, menjadi dua sel haploid(n). Jadi meiosis I dapat
dikatakan pembelahan reduksi sel.
|
1. Prophase I
Selama fase ini,
membran inti mulai menghilang. Nukleolus juga mulai menghilang. Kromosom mulai
bisa dilihat. Karena benang-benang kromatin menyerap warna dan menebal,
memendek. Sentrosom membelah dan menuju ke bagian masing-masing kutub.
Bersamaan dengan itu benang-benang spindle juga mulai keluar dari sentrosom
menuju ke arah kutub yang berlawanan.
Setiap kromosom
terdiri dari dua kromatid yang terdiri atas materi genetik yang identik. Selama
proses meiosis (bahkan hingga proses ini berakhir) kedua kromatid ini tidak
pernah berpisah.
Selama prophase
I, terjadi pertukaran DNA antara kromosom yang homolog yang disebut dengan
rekombinasi homolog. Dari proses pertukaran ini diharapkan akan terjadi
kombinasi baru dalam kromosom. Prophase I terdiri dari beberapa tahap, leptotene,
Zygotene, Pachytene, Diplotene, Diakinesis, dan proses sinkronisasi.
Pada waktu
leptonema, kromosom mengalami kondensasi membentuk benang-benang (leptonema
berarti “benang tipis”). Pada waktu subtahap zigonema, kromatid yang homolog
saling membentuk sinapsis atau berpasangan. Sinapsis terdapat di beberapa
tempat pada kromosom homolog. Ini merupakan kejadian genetik yang penting
karena menjadi perantara pertukaran informasi yang disebut pindah silang atau
rekombinasi antara kromosom-kromosom homolog.
Pada tahap
pakinema terbentuk benang-benang tebal dan pendek membentuk benang-benang
kromatid. Pada tahap ini, kromosom yang homolog tersusun atas 4 kromatid yang
disebut tetrad.
Pada tahap
diplonema, kromatid yang berada dalam satu bivalen memisah dengan kromatid
pasangannya. Namun, di beberapa tempat terjadi kontak yang disebut kiasmata
(tunggal: kiasma). Pada diakinesis, kromosom terus memendek dan berkondensasi
secara maksimal. Kromosom berada di ekuator.
Pada tahap
sinkronisasi, sentrosom berpindah ke masing-masing kutub sel. Sambil
menghasilkan mikrotubulus yang ujung-ujungnya mengikat sentromer. Yang nantinya
mikrotubulus yang berbentuk benang ini akan digunakan untuk menarik
masing-masing pasang kromosom ke kutub-kutub sel.
Tahap-tahap yang
terjadi saat prophase I:
1. Nukleus mulai menghilang
2. Benang
romatin memendek dan menebal menjadi kromosom
3. Kromoson
mereplikasi diri menjadi kromatid.
4. Kromosom
menggandakan diri hingga jumlahnya dua kali kromosom awal.
5. Kromatid
menebal,memendek dan menyebar memenuhi nucleus
6. Kromosom
yang homolog membentuk sinapsis.
7. Homolog
tersusun atas 4 kromatid/ tetra
8. Membran
inti mulai menghilang
9. Pembentukan
benang-benang spindel yang berasal dari mikrotubulus.
Kedua pasang sentrisol memisah menuju kutub yang berawanan.
|
Pada tahap
prophase I terjadi juga yang disebut dengan pindah silang (crossing over).
Hal ini terjadi karena masing-masing kromatid yang homolog saling menempel, sehingga
memungkinkan antara kromatid-kromatid homolog tersebut melalukan pertukaran
gen.
2. Metaphase I
Separuh tetrad
berpindah ke bagian antara kutub dan bagian tengah sel. Yang mana masing masing
tetrad memiliki homolog di bagian yang berlawanan. Bagian ini sering disebut
dengan “metaphase plate”. Spindle menempel pada sentromer masing masing
kromosom. Kedua kinetokor pada pasangan kromosom akan berpindah ke kutub yang
sama. Sehingga kromosom akan bertempelan dengan spindle dari kutub yang sama.
Ini adalah perbedaan besar antara mitosis dan meiosis. Hal ini mengakibatkan
pada anaphase I, setengah dari kromosom akan berpindah ke bagian sel yang
berbeda.
Tahap-tahap yang terjadi pada Metaphase I:
1. Tetrad membagi diri di ekuator, sehingga setengahnya
saling menghadap ke kutub yang berlawanan.
2. Tetrad yang telah membelah menggantung ke spindle
dengan menggunakan sentromer
3. Benang-benang spindle semakin terlihat jelas
|
3. Anaphase I
Pada fase ini,
sel mulai memanjang. Kedua homolog pada setiap pasangan kromosom terpisah dan
berpindah ke kutub yang berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus spindle aparatus.
Hal ini berbeda dengan mitosis, yang mana sentromer akan membelah sehingga
kromosom akan terbagi dua dan berpindah ke masing-masing kutub. Tapi pada
anaphase I, hal ini tidak terjadi. Sehingga jumlah kromosom adalah setengah dari jumlah induk. Walau
jumlah kromosomnya masih sama dengan induknya. Tahap-tahap yang terjadi pada anapase I :
1. Benang spindle menarik kromosom menuju masing-masing
kutub yang berlawanan.
2. Masing-masing kutub separuh dari jumlah kromosom
(tidak terjadi pembelahan sentromer).
Karena sentromer
tidak membelah, maka setiap kutub akan mendapatkan kromosom yang masih
berpasangan dalam bentuk tetrad. Hal ini berbeda dengan pembelahan mitosis yang
mana sentromer membelah sehingga masing-masing kutub mendapatkan kromosom yang
sama.
|
4. Telophase I
Pada setiap
kutub, terdapat setengah jumlah kromosom induk. Tapi setiap kromosom masih
dalam bentuk tetrad. Sebuah “alur pembelahan” sudah terbentuk. Dan pada akhir
dari fase ini, sel induk telah terbagi menjadi dua sel anakan. Pembagian
sitoplasma ini disebut dengan sitokinesis. Pada beberapa organisme membran inti
muncul, tahap pertengahan ini disebut dengan interkinesis. Tapi pada beberapa
organisme lain, misal tumbuhan, tahap interkinesis tidak ditemukan, dan
langsung ke tahap pembelahan selanjutnya(Meiosis II). Tahap-tahap yang terjadi pada telophase I :
1. Membran nucleus terbetuk disekeliling kromosom pada
setiap kutub dan kromoson memanjang.
2. Proses sitokinesis
3. Terjadi pembagian sitoplasma dan organela-organela
lain
4. Didapatkan 2 sel anakan yang haploid (n)
|
Proses
sitokinesis bukan merupakan salah satu bagian dari proses meiosis. Sitokinesis
proses pembagian sitoplasma menjadi dua. Proses ini dimulai dengan pemanjangan
sel pada saat anaphase dan berakhir pada saat telophase.
Setelah
telophase, sel akan mengalami masa interkinesis. Ini adalah masa istirahat untuk
melanjutkan ke proses meiosis II. Pada masa ini, membran inti mulai terlihat
kembali. Namun kromosom-kromosom masih dalam bentuk kromatid-kromatid yang
terikat dalam sentromer, tidak menjadi kromatin. Pada beberapa organisme, fase
ini tidak tampak terjadi.
Sel anakan yang
dihasilkan dalam proses meiosis I mengandung jumlah kromatid yang sama dengan
induknya. Tapi tetap disebut haploid karena kromosom-kromosom tersebut adalah
homolog.
b.
Fase Meiosis II
Merupakan bagian
kedua dalam proses meiosis. Tahap ini dimulai dengan dua sel anakan yang
dihasilkan dari proses meiosis I. Adapun tahap-tahap yang terjadi sebagai
berikut:
|
Ø Prophase II
Kromosom-kromosom
masih dalam bentuk kromtid-kromatid dan sailng berpasangan, tapi belum terikat
oleh benang-benang spindle. Jika sebelumnya terjadi masa interkinesis, membran
inti akan mulai melebur kembali. Tahap-tahap yang terjadi pada prophase II:
1. Kromosom masih berpasangan dengan sentromer
2. Kromosom tidak menggandakan diri.
3. Membrane nucleus melebur kembali.
4. Sentriol (pada sel hewan) membelah diri, memisah ke
kutub-kutub yang berlawan.
5. Benang-benang spindle mulai terbentuk.
6.
|
Ø Metaphase II
Spindle mulai
menarik kromosom ke bagian kutub. Tidak seperti metaphase I, kinetokor dari
masing-masing sentromer saling berikatan dengan spindle yang berasal dari kutub
yang berlawanan. Tahap-tahap yang
terjadi pada metaphase II:
1. Kromatid terletak di bagian ekuator, bergantung pada
spindle melalui sentromer.
2. Sentromer membelah sehingga kromosom menjadi dua.
3. Benang-benang spindle tampak semakin jelas
4. Benang-benang spindle mulai mengikat kromosom di
sentromer.
|
Ø Anaphase II
Selama anaphase
II kromatid-kromatid pada masing-masing kromosom membelah menjadi dua dan
bergerak ke kutub yang berlawanan. Ketika kromosom tertarik oleh spindle, kita
dapat melihat bentuk V dari kromosom yang mana lengan dari kromosom tersebut
berada di belakang. Kutub-kutub akan semakin menjauh sehingga sel menjadi
bertambah panjang. Tahap-tahap yang
terjadi pada anaphase II:
1. Kromatid yang telah terbagi menjadi dua dibawa ke masing-masing kutub sel.
2. Hal itu terjadi karena adanya benang-benang spindle yang menarik masing
masing bagian kromosom ke bagian masing-masing kutub.
3. Sehingga masing-masing kutub mendapatkan bagian yang sama dengan kromosom
induk.
|
Ø Telophase II
Selama telophase
II, kromosom mencapai kutub yang berlawanan. Terjadi sitokinesis, sehingga dua
sel hasil dari meriosis I akan menjadi empat sel. Membran nukleus pun mulai
terbentuk. Sekarang proses meiosis telah selesai. Tahap-tahap yang terjadi pada telophase II:
1.
Benang-benang kromosom sudah
berada di daerah kutub masing masing.
2. Kromosom mulai menipis, kemudian berubah menjadi benang-benang kromatin yang tipis.
3.
Membran nucleus mulai
terbentuk.
4.
Nukleolus mulai muncul
kembali.
5.
Pada bidang ekuator terjadi
penebalan plasma.
6.
Sel terbentuk menjadi empat
sel anakan yang haploid (n).
|
2.3. Gametogenesis
Gametogenesis merupakan
proses pembentukan gamet
yang terjadi di
dalam gonade.
Proses tersebut pada hewan jantan disebut spermatogenesis yang terjadi di dalam
testis, sedang pada
hewan betina disebut
oogenesis yang terjadi
di dalam ovarium.
Gametogenesis merupakan pembelahan
pemasakan yaitu dengan pembelahan meiosis sehingga sel kelamin yang
dibentuk bersifat haploid. Spermatogenesis berlangsung dengan 2
tahap yaitu spermatositogenesis dan spermiogenesis
(metarnorfosis).
Spermatositogenesis diawali dari spermatogonium (diploid) kemudian memasuki pembelahan meiosis I sebagai
spermatosit primer akan membentuk 2
spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder mengalami pembelahan meiosis II
masing-masing membentuk dua spermatid. Diferensiasi spermatid menjadi spermatozoon disebut dengan spermiogenesis.
Spermatogenesis terjadi pada dinding tubulus
seminiferus testis sehingga
pada dinding tersebut
dapat diamati berbagai stadium perkembangan rnulai dan
bagian penifer sampai ke lumen. Selain terdapat sel spermatogenik juga
dapat ditemukan sel Sertoli yang berfungsi untuk memberi nutrisi bagi sperma
yang terbentuk. Gambaran struktural sel
spermatogenik pada dinding tubulus
seminiferus berturut-turut dan luar ke dalam sebagai berikut:
1. spermatogonium: inti oval — bulat,
terpulas kuat-lemah
2. spermatosit primer: inti paling besar
3. spermatosit sekunder: inti lebih kecil,
terletak dekat lumen (meiosis I)
4. spermatid: inti memanjang, melekat dekat
sel Sertoli (meiosis II)
5. spermatozoa: sel berekor yang menjulur ke
lumen. (Gambar 1)
Spermiogenesis berlangsung melalui 3 tahap
yaitu:
1. Pembentukan tudung kepala (akrosom) yang berasal dari badan Golgi
2. Pembentukan keping tengah dan flagela, yang
berasal dari sentriol dan bagian ini letaknya
berseberangan dengan letak akrosom terhadap inti.
3. Pemanjangan
inti, pengurangan sitoplasma dan migrasi mitokondria menuju keping tengah (Gambar 2)
|
Spermatogenesis dirangsang oleh FSH,
sedangkan LH (ICSH) merangsang sel Leydig (sel yang terdapat
diantara tubulus seminiferus)
sehingga menghasilkan hormon testoteron.
Oogenesis berlangsung didalam
ovarium dan sel
telur diselaputi oleh
sel folikel sehingga membentuk
folikel ovarium. Berbeda
dengan sperma, pembelahan pemasakan (meiosis) dan
1 oogonium hanya menghasilkanl sel telur
(ovum) sebab selama pembelahan akan
terbentuk badan polar (polosit). Oosit primer dari oogonium sesudah
meiosis I akan membentuk 1 oosit sekunder dan 1 badan
polar. Bersamaan dengan
pembelahan pemasakan tersebut
juga terjadi pertumbuhan
folikel ovarium sehingga terbentuk folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier
sampai folikel masak (folikel Graaf).
Folikel Graaf (stadium oosit
sekunder) kemudian mengalami
ovulasi sehingga sel telur keluar dan ovarium menuju ke oviduct. Folikel yang
ditinggalkan oleh sel telur kemudian akan membentuk corpus luteum yang
menghasilkan hormon progesteron.
Sel-sel folikel selama
dalam pertumbuhannya dapat
menghasilkan hormon estrogen.
Pertumbuhan dan perkembangan
folikel dirangsang oleh FSH,
sedangkan proses ovulasi dirangsang oleh LH.
|
Hasil akhir dari
meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan sedikit waktu untuk
berkembang menjadi gamet. Proses ini disebut maturasi.
2.3.1.
Gametogenesis
pada hewan tingkat tinggi (juga manusia)
a.
Spermatogenesis adalah
gametogenesis pada hewan jantan dan orang laki-laki.
Sel-sel
primordial diploid didalam testis membelah secara mitosis berkali-kali dan
membentuk spermatogonium. Selain pertumbuhannya, sel ini membentuk sel
spermatosit primer (diploid) yang kemudian membelah secara meiosis. Hasilnya
berupa dua buah sel spermatosit sekunder yang masing-masing haploid.
Selanjutnya sel-sel ini mengalami pembelahan meiosis II dan menghasilkan 4 spermatid
haploid. Selama proses maturasi terbentuklah bagian seperti ekor dan setiap
spermatid menjadi gamet jantan yang disebut spermatozoon (jamak:spermatozoa).
b.
Oogenesis ialah
gametogenesis pada hewan betina dan orang perempuan.
Sel
primordial diploid dalam ovarium (disebut oogonium) mengalami pertumbuhan
menjadi oosit primer (masih diploid). Pada meiosis I jumlah kromosom diparoh,
kemudian sel membelah menjadi sebuah sel besar (oosit sekunder) dan sebuah sel
kecil (badan kutub primer). Badan kutub mengalami degenerasi (sangat mundur)
dan tidak ikut mengambil bagian dalam pembelahan.
Pada
meiosis II pada oosit dihasilkan dua buah sel tak sama besar, yang besar
disebut ootid, sedang yang kecil disebut badan kutub sekunder. Setelah
mengalami pertumbuhan, ootid menjadi gamet betina yang disebut sel telur atau
ovum. Persatuan gamet jantan dan betina disebut fertilisasi. Sel telur yang
dibuahi menjadi zigot (bersifat diploid) yang kemudian berkembang menjadi janin
(embryo) melalui mitosis berkali-kali.
Selaput pembungkus
telur meliputi:
1.
Membran primer : dibentuk oleh ooplasma sebagai membran vitelin (oolemma)
2. Membran sekunder : dibentuk oleh sel folikel sebagai zona
pelusida, corona radiata, sel granulosa, sel theca.
3. Selaput
tertier : dibentuk di dalam oviduct sebagai lendir (pada katak), khonon
(pada ikan), albumen (pada burung).
4. Selaput quarter: dibentuk di dalam uterus
sebagai kulit kapur (pada burung), kapsula (pada ikan), khitin (pada seranga).
Sel telur
mempunyai sumbu yang berorientasi pada sumbu animal dan sumbu vegetal, yaitu sebagai polus animalis (dorsal) dan
polus vegetativus (ventral). Polus animalis berisi ooplasma,
polus vegetativus berisi
deutoplasma (vitelus/yolk). Vitelus/yolk disintesis di dalam hepar dan masuk ke dalam
telur melalui pembuluh darah. Atas dasar keadaan vitelus tersebut, maka sel telur dapat
dibagi menjadi:
1.
isolesital/homolesital: tersebar merata
2.
telolesital: tersebar pada salah satu ujung
3. sentrolesital: tersebar di bagian tengah
II. Berdasarkan jumlah vitelus:
1.
oligolesital: vitelus sedikit
2.
mesolesital: vitelus sedang
3.
polilesital: vitelus banyak
4.
megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak).
2.3.2.
Gametogenesis
pada tumbuhan tingkat tinggi
Disini hanya akan diterangkan proses
gametogenesis pada tanaman bunga Angiospermae
saja. Mikrosporogenesis
ialah gametogenesis yang berlangsunng didalam bagian jantan dari suatu bunga,
yang disebut kepala sari atau antena dan menghasilkan serbuk sari atau pollen.
Sebuah sel induk mikrospora diploid
(mikrosporosit) dalam antena mula-mula mengalami meiosis I dan menghasilkan
sepasang sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang
berkelompok menjadi satu. Tiap mikrospora menngalami karyokinesis (intinya membelah
biasa) sehingga memiliki 2 inti haploid. Sebuah inti disebut inti saluran
serbuk sari, dan yang lain inti generatif. Setelah terbentuk serbuk sari, inti
generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terjadilah 2
inti sperma.
Inti saluran serbuk sari tidak membelah. Dengan
demikian maka serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti masing-masing
haploid, yaitu sebuah inti saluran serbuk sari dan dua buah inti sperma.
2.3.3.
Fertilisasi Pada Hewan
Fertilisasi
(pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) material genetik dari sel
kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Ada beberapa arti penting dalam fertilisasi ini. Pertama, dalam
proses fertilisasi terjadilah persatuan antara sel kelamin jantan yang bersifat
haploid dengan sel kelamin betina yang juga bersifat haploid. Bersatunya dua
sel yang masing-masing bersifat haploid akan menghasilkan sebuah sel (zygot)
yang bersifat diploid kembali. Zygot inilah yang kelak akan tumbuh menjadi
individu dewasa. Arti kedua dalam fertilisasi adalah bersatunya kromosom yang
berasal dari pihak bapak dengan kromosom dari pihak induk yang kemudian akan
berpasangan merupakan sebuah sel zygot tadi. Fertilisasi dapat terjadi secara
interna yaitu yang terjadi di dalam oviduct (dalam tubuh induk) atau secara
externa yaitu yang terjadi di air (di luar tubuh induk). Selama
dalam perjalanannya di
dalam saluran reproduksi
maka sel kelamin
akan mengalami pemasakan.
Fertilisasi merupakan proses yang bertahap yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu proses pemasakan sel
kelamin
2. Tahap penempelan yaitu saat menyentuh
selaput telur
3. Tahap penetrasi yaitu proses penyusupan
sperma ke dalam sel telur. Penetrasi
terjadi setelah membran telur larut karena pengaruh enzim hialuronidase
yang dikeluarkan oleh akrosom.
4. Tahap peleburan / penggabungan
inti sperma dan inti telur sehingga terbentuk zygot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan)
5. Tahap
awal perkembangan yang
merupakan rangsangan (triger) agar
terjadi perkembangan.
Fertilisasi umumnya
bersifat monospermi (satu
inti sperma yang membuahi)
agar individu yang terbentuk diploid dan selalu dihindari agar tidak
bersifat polispermi (lebih dari satu inti sperma yang membuahi). Hal tersebut
disebabkan oleh karena pada saat fertilisasi
terjadi aktivasi granula
cortex di dalam
sel telur sehingga
permeabilitas membran telur berubah. Perbedaan permeabilitas membran tersebut
menyebabkan sperma
lain tidak dapat menembus sel telur. Pada Vertebrata setelah terjadi
fertilisasi, ada yang kemudian meletakkan
telur di luar tubuh sehingga telur-telur tersebut akan diinkubasikan. Hewan demikian dikatakan bersifat vivipar. Sedangkan
pada Vertebrata lain telur
yang difertilisasi akan
berkembang di dalam
tubuh induk (selama
masa kehamilan) dan kemudian akan melahirkannya. Kelompok hewan
demikian dikatakan bersifat vivipar. Perkembangan
di dalam uterus
diawali dengan adanya
implantasi (penempelan pada
dinding uterus) sehingga
terjadi kehamilan. Setelah terjadi implantasi, jaringan embrio dan jaringan induk
akan membentuk plasenta.
|
Ada
beberapa tipe fertilisasi pada hewan. Beberapa spesies hewan mengalami
pembelahan meiosis dari sel oogonium baru akan terjadi sesudah sperma masuk.
Pada spesies lain sperma masuk setelah terjadinya meiosis tahap I tetapi
sebelum terjadinya proses pembelahan meiosis tahap II untuk kemudian menggertak
terjadinya meiosis tahap II dan ada beberapa mamalia fertilisasi terjadi
setelah terbentuknya sel telur secara sempurna.
Spermatozoa
memerlukan waktu beberapa jam untuk mampu mengadakan fertilisasi. Periode yang
dibutuhkan untuk mempersiapkan diri dari spermatozoa untuk melakukan
fertilisasi disebut sebagai periode kapasitasi.
Oosit
dari mamalia tingkat tinggi biasanya hanya memberi kesempatan bagi satu sel
telur saja untuk menembus dinding sel telur. Biasanya zona pellucida hanya
memungkinkan satu spermatozoa saja yang masuk untuk dapat mencapai membrana
vitellina untuk kemudian tidak memungkinkan lagi untuk tertembus.
2.3.4. Gametogenesis pada tumbuhan
tingkat tinggi
Hasil akhir dari meiosis biasanya tidak
langsung berupa gamet, melainkan memerlukan sedikit waktu untuk berkembang
menjadi gamet. Proses ini disebut maturasi.
a.
Mikrosporogenesis ialah
gametogenesis yang berlangsung di dalam bagian jantan dari suatu bunga, yang
disebut kepala sari atau antera dan menghasilkan serbuk sari. Sebuah sel induk
mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antera mula-mula mengalami meiosis I
dan menghasilkan sepasang sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4 mikrospora
haploid yang berkelompok menjadi satu. Tiap mikrospora mengalami karyokinese
(intinya membelah biasa), sehingga memiliki 2 inti haploid. Sebuah inti
dinamakan inti saluran serbuk sari dan yang lain disebut inti generatip.
Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatip membelah secara mitosis tanpa
disertai sitokinesis dan terjadilah 2 inti sperma. Inti saluran serbuk sari
tidak membelah. Dengan demikian maka sebutir serbuk sari yang telah masak
mengandung 3 inti masing-masing haploid, yaitu sebuah inti saluran serbuk sari
dan dua buah inti sperma.
|
a.
Megasporogenesis ialah
gametogenesis yang berlangsung di dalam bagian betina dari suatu bunga, yang
disebut bakal buah atau ovarium dan menghasilkan kandung lembaga. Sebuah sel
induk megaspora diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I,
menghasilkan dua sel haploid. Meiose II menghasilkan 4 megaspora haploid yang
letaknya berderet. Tiga megaspora mengalami degenerasi dan mati. Sebuah
megaspore yang tertinggal dan masih hidup mengalami pembelahan kromosom secara
mitosis tiga kali berturut-turut tanpa
diikuti pembelahan plasma. Hasilnya berupa sebuah sel besar (kandung lembaga
muda) yang mengandung 8 inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi oleh
kulit (integumen), tetapi di ujungnya terdapat sebuah liang (mikropil) sebagai
tempat jalan masuknya saluran serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Tiga dari 8 inti tadi
menempatkan diri di dekat mikropil, tetapi dua di antaranya (sinergid)mengalami
degenerasi. Inti yang ketiga berkembang menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya
(antipoda) bergerak kea rah yang berlawanan, tetapi kemudian mengalami
degenerasi pula. Sisanya dua inti (inti kutub) kemudian bersatu di tengah
kandung lembaga dan terjadilah sebuah inti diploid (2n). Kini kandung lembaga yang sudah masak
(megagametofit) telah siap untuk dibuahi.
|
2.4. Fertilisasi pada tumbuhan
Fertilisasi adalah proses pembuahan atau
peleburan gamet jantan dan gamet betina. Serbuk sari biasanya jatuh di atas
kepala putik (stigma) dengan perantaraan angin, serangga atau manusia.
Peristiwa ini disebut penyerbukan. Beberapa saat kemudian serbuk sari tumbuh
dan membentuk saluran serbuk yang memanjang dan masuk ke dalam tangkai putik
(stylus). Di dalam saluran serbuk itu terdapat 3 inti haploid, yaitu inti saluran
serbuk terdapat di depan sedang kedua inti sperma mengikuti di belakangnya. Fertilisasi
dibagi 2 yaitu:
1.
Fertilisasi internal,
yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina.
2.
Fertilisasi eksternal,
yaitu pembuahan yang terjadi di luar tubuh induk betina/air.
Ø Proses
fertilisasi pada tumbuhan
Setelah terjadi penyerbukan pada bunga,
maka serbuk sari di kepala putik akan membentuk saluran-saluran menuju ke bakal
biji yang disebut buluh serbuk atau buluh sari. Pada saat itu, inti vegetatif
berjalan di muka dan diikuti inti generatif. Fungsi dari inti generatif adalah
mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju ke ruang bakal biji.
Inti
generatif dibagi 2, yaitu:
1.
Inti generarif 1, untuk
membuahi inti sel telur dan membentuk zigot.
2.
Inti generarif 2, untuk
membuahi inti kandung lembaga sekunder dam membentuk endosperm atau putik
lembaga.
Menjelang mencapai bakal buah, inti
generatif membela menjadi 2. Setelah sampai di pintu bakal biji, inti vegetatif
melebur, kemudian inti sperma masuk ke dalam bakal biji melalui mikrofil.
a. Fertilisasi
pada tumbuhan biji terbuka (gymnospermae)
Pada tumbuhan, inti spermatozoid yang
dihasilkan oleh serbuk sari akan membuahi sel telur sehingga dihasilkan
zigot saja sehingga akan disebut pembuahan tunggal.
b. Fertilisasi
pada tumbuhan biji tertutup (angiospermae)
Di dalam bakal biji ada 2 buah inti,
yaitu inti sel telur dan inti kandung kenbaga sekunder. Inti sperma 1 membuahi
sel telur dan menghasilkan zigot yang akan tumbuh menjadi keping lembaga,
sedangkan inti sperma 2 akan membuahi inti kandung lembaga sekunder dan
menghasilkan putik lembaga. Jadi pada bakal biji terjadi 2 kali pembuahan
sehingga disebut pembuahan ganda.
Keterangan:
1.
Inti vegetatif berguna
untuk mengatur pertumbuhan buluh serbuk sari menuju bakal biji.
2.
Inti sperma 1 berguna
untuk membuahi inti sel telur dan membetuk zigot.
3.
Inti sperma 2 berguna
untuk membuahi kandung lembaga sekunder dan membentuk endosperm atau putik
lembaga
|
Oleh karena di sini terjadi dua kali
pembuahan, yaitu antara inti sperma dengan inti sel telur dan inti sperma
dengan inti hasil persatuan dua inti kutub, maka pembuahan pada tumbuh-tumbuhan
berbunga (Angiospermae) dinamakan pembuahan ganda.
2.5. Kromosom
Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna;
dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul
yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang merupakan
informasi genetik suatu organisme,
seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada
beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens nukleotida.
Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut
kromatin.
Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak
terkondensasi berada dalam struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus
histon (protein struktural), dan di mana material
komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom
terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing
kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik.
Setiap kromosom memiliki dua lengan,
yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil)
dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).
Prokariota tidak memiliki histon atau
nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi,
regulasi, dan replikasi.
Kromosom pertama kali diamati oleh Karl
Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh
Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika merupakan
pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun 1865 yang banyak diabaikan
orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan
antara perilaku kromosom saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik
kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Hasil penelitian keduanya
dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis Sutton-Boveri atau teori
hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala
itu.
Pada 1910, Thomas Hunt Morgan
membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Pada tahun 1955, Joe Hin
Tjio, seorang ilmuwan Amerika kelahiran Indonesia berhasil membuktikan bahwa
kromosom manusia terdiri dari 23 pasang, bukan 24 pasang seperti yang diyakini
para ahli genetika sejak lama.
Kromosom adalah benang-benang halus yang
berfungsi sebagai pembawa informasi kepada keturunannya. Terdapat di dalam
intisel. Di dalam kromosom terdapat satuan-satuan kecil yang disebut Gen. Gen
inilah yang mengatur sifat yang akan diturunkan pada keturunan selanjutnya.
2.5.1. Struktur
kromosom
a. Bagian-bagian dari
kromosom Secara umum bagian-bagian dari kromosom ialah sebagai berikut: (Gambar
1-7).
1.
Kromonema. Di dalam
kromosom terdapat pita bentuk spiral Ɣªήԍ
oleh vejdovsky (1912) diberi nama kromonema (jamak:kromonema).
2.
Kromomer. Kromonema
memepunyai penebalan-penebalan di beberapa tempat, yang disebut kromomer.
Beberapa ahli sel menganggap kromomer ini sebagai bahan nukleoprotein yang
mengendap.
3.
Sentromer. Bentuk dari
kromosom ditentukan oleh bentuk sentromer. Didalam sentromer terdapat granula
kecil yang dinamakan sferul. Ada sentromer yang mempunyai diameter 3u dan
sferulnya 0,2u. Kromonema berhubungan dengan sferul dari sentromer. Kromosom dari kebanyakan
organisme hanya mempunyai sebuah sentromer saja, maka disebut kromosom
monosentris. Kromosom dengan dua sentromer disebut kromosom disentris, sedang yang
mempunyai banyak sentromer disebut kromosom polisentris.
4.
Lekukan ke dua. Lekukan
kedua dapat mempunyai peranan penting, yaitu menjadi tempat terbentuknya
nukleolus intinya intinya inti sel) dan karena itu di sebut juga pengatur
nukleolus.
5.
Telomer, ialah bagian
dari ujung-ujung. Kromosom yang menghalang-halangi bersambungnya kromosom satu
dengan kromosom lainnya.
6.
Satelit, ialah bagian
yang merupakan tambahan pada ujung kromosom. Tidak setiap kromosom memiliki
satelit. Kromosom
yang memiliki satelit dinamakan satelit kromosom.
Bahan
yang
menyusun kromosom ialah kromatin. Bagian kromosom yang
tidak padat dan membawa gen-gen disebut eukromatin, sedang bagian lainnya yang
tetap padat disebut heterokromatin.
|
2.5.2. Ukuran dan bentuk
kromosom
Ukuran kromosom bervariasi dari satu
spesies ke spesies lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2-50µ, diameternya
antara 0,2-20µ, misalnya kromosom manusia mempunyai panjang sampai 6µ. Pada
umumnya makhluk dengan jumlah sedikit memiliki kromosom dengan ukuran lebih
besar dari kepunyaan makhluk dengan jumlah kromosom lebih banyak.Kromosom yang
terdapat dalam sebuah sel tidak pernah sama ukurannya. Pada umumnya
tumbuh-tumbuhan. Mempunyai kromosom lebih besar dari pada hewan.
Setiapa kromosom memepunyai bagian yang
menyempit dan tampak lebih terang, disebut sentromer, yang
membagi kromosom menjadi dua lengan. Jika kromosom digambar sebagai sebuah
garis, maka sentromer biasanya digambar sebagai bulatan. Berdasarkan letak
sentromer dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk kromosom, yaitu (gambar 1-1)
a.
Metasentris, apabila
sentromer terletak median ( kira-kira di tengah kromosom), sehingga kromosom
terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan memepunyai bentuk seperti huruf V.
b.
Submetasentris, apabila
sentromer terletak sumedian (kearah salah satu ujung kromosom), sehingga
kromosom terbagi menjadi dua lengan tak sama panjang dan mempunyai bentuk
seperti huruf J.
c.
Akrosentris, apabila
sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom
tidak membengkok melainkantetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom
sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d.
Telosentris, apabila
sentromer terletak di ujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari
sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak
ada yang
telosentris.
Sentromer berfungsi sebagai tempat
berpegangnya benang plasma dari gelendong inti ("spindle") pada
stadium anafase dari pembelahan inti
|
3. Tipe kromosom
Menjelang abad ke 20 banyak penyelisik
telah mencoba untuk mengetahui jumlah kromosom yang
terdapat di dalam inti sel tubuh manusia, akan tetapai usaha mereka selalu
menghasilkan data yang berbeda-beda, karena teknik pemeriksaan kromosom masih
terlalu sederhan. Dalam tahun 1912 winiwater menyatakan bahwa didalam sel tubuh
manusia terdapat 47 kromosom. Tetapai pada tahun 1920 painter menegaskan penemuannya
bahwa manusia memiliki 48 kromosom ketentuan ini mendapat kepercayaan samapai
lebih dari 30 tahun lamanya. Akhirnya tejo dan levan dalam tahun 1956 berhasil
membuktikan dengan menggunakan teknik pemeriksaan kromosom yang lebih sempurna,
bahwa inti sel tubuh manusia itu mengandung 46 kromosom.
Seperti halnya dengan kromosom dari
individu eukaryotik ( ialah individu yang memiliki nekleus
sejati), kromosom manusia dibedakan atas 2 tipe, yaitu:
1.
Autosom, ialah kromosom
yang
tiada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin. Dari 46 kromosom didalam.
Inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (atau 22
pasang) merupakan autosom.
2.
Seks kromosom, ialah
sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin. Seks kromosom di bedakan atas
dua macam, yaitu kromosom-x dan kromosom-y
Contoh kromosomnya adalah Kromosom Diploid dan Haploid
Kromosom dalam tubuh selalu berpasangan,
maka dikatakan bahwa kromosom mempunyai pasangan/homolog sehingga dalam setiap
inti sel terdapat dua set atau dua perangkat kromosom yang disebut Diploid.
Pada kromosom diploid, separo berasal dari induk jantan dan separo berasal dari
induk betina. Dengan demikian, sel kelamin betina dan sel kelamin jantan
membawa satu set atau seperangkat kromosom yang disebut Haploid.
sel tubuh ==> 2n ==> diploid
sel kelamin ==> n ==> haploid
4. Fungsi kromosom
Setiap gen dalam molekul DNA membawa
instruksi untuk membuat satu jenis protein. Protein adalah molekul yang sangat
penting yang melakukan banyak fungsi penting dalam organisme hidup. Misalnya,
mereka melayani sebagai hormon, membawa pesan dari satu bagian tubuh ke bagian
lain, mereka bertindak sebagai enzim, sehingga reaksi kimia mungkin yang
menjaga sel hidup, dan mereka berfungsi sebagai bahan struktural dari mana
sel-sel dapat dibuat. Setiap sel memiliki fungsi spesifik tertentu untuk
melakukan. Tujuan dari sel tulang, misalnya, adalah untuk membuat tulang lebih.
Tujuan dari sel pankreas, di sisi lain, mungkin untuk membuat senyawa insulin,
yang mem- bantu dalam pembuatan glukosa (gula darah). Tugas gen dalam molekul
DNA, oleh karena itu, adalah untuk mem-beritahu sel bagaimana memproduksi semua
senyawa kimia yang berbeda (protein) yang mereka butuhkan untuk membuat agar
berfungsi dengan baik.
DNA merupakan molekul panjang yang menyimpan
informasi genetik. Total informasi genetis yang di dalam DNA suatu sel disebut
genom.Genom DNA tersusun atas gen-gen.Tiap gen mengandung satu unit informasi
mengenai suatu karakter yang dapat diamati. Gen terdapat di dalam kromosom,
dengan kata lain gen adalah fragmen DNA di dalam kromosom.
5.
Jumlah kromosom
Berikut ini adalah jumlah kromosom 2N
dari manusia serta sebagian binatang dan tanaman di mana N adalah sebuah genom
/ jenis kromosom dan setiap genom memiliki dua kromosom :
1. Manusia Memiliki 46 Kromosom
2. Anjing Memiliki 78 Kromosom
3. Ayam Memiliki 78 Kromosom
4. Bawang Memiliki 16 Kromosom
5. Beras Memiliki 24 Kromosom
6. Bintang Laut Memiliki 94 Kromosom
7. Buncis Memiliki 22 Kromosom
8. Cacing Tanah Memiliki 36 Kromosom
9. Cemara Memiliki 24 Kromosom
10. Gamdum Bir Memiliki 14 Kromosom
11. Gandum Roti Memiliki 42 Kromosom
12. Hidra Memiliki 32 Kromosom
13. Ikan Mas Memiliki 94 Kromosom
14. Jagung Memiliki 14 Kromosom
15. Jamur Memiliki 4 Kromosom
16. Kacang Polong Memiliki 14 Kromosom
17. Kalkun Memiliki 82 Kromosom
18. Kapah Penicillium Memiliki 2
Kromosom
19. Kapas Memiliki 52 Kromosom
20. Katak Memiliki 26 Kromosom
21. Kecoa Memiliki 23 / 24 Kromosom
22. Keledai Memiliki 62 Kromosom
23. Kentang Memiliki 48 Kromosom
24. Kera Memiliki 48 Kromosom
25. Ketimun Memiliki 14 Kromosom
26. Kubis Memiliki 18 Kromosom
27. Kucing Memiliki 38 Kromosom
28. Kuda Memiliki 64 Kromosom
29. Lalat Rumah Memiliki 12 Kromosom
30. Lobak Memiliki 18 Kromosom
31. Merpati Memiliki 80 Kromosom
32. Nyamuk Memiliki 6 Kromosom
33. Ragi Memiliki 34 Kromosom
34. Sapi Memiliki 60 Kromosom
35. Simpanse Memiliki 48 Kromosom
36. Tembakau Memiliki 48 Kromosom
37. Tikus Rumah Memiliki 40 Kromosom
38. Tikus Sawah Memiliki 42 Kromosom
39. Tomat Memiliki 24 Kromosom
40. Ulat Sutera Memiliki 56 Kromosom
6. Kromosom pada Manusia
Pada manuisa, setiap
sel somatik (semua sel selain sperma dan ovum) berjumlah 46
kromosom.Kromosom-kromosom tersebut dapat disusun berpasang-pasangan dimulai
dengan kromosom yang terpanjang.Kromosom yang membentuk pasangan memiliki
panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom
homolog.Kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen (unit instruksi yang
mempengaruhi sifat herediter tertentu) yang mengendalikan karakter warisan yang
sama.Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi
dari asal-usul seksual.Setiap individu mewarisi sebuah kromosom dari setiap
pasangan kromosom dari masing-masing induknya.Dengan demikian, pada manusia
ke-46 kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set maternal (dari ibu)
dan satu set paternal (dari ayah).
Ada satu pengecualian
penting terhadap aturan kromosom homolog ini untuk sel somatik, yaitu adanya
dua kromosom unik, disebut sebagai X dan Y.Betina memilki sepasang kromosom
homolog X (XX), jantan memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y
(XY).Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, kromosom X dan Y
dinamakan gonosom atau kromosom seks.
Kromosom lainnya selain
gonosom dinamakan autosom atau kromosom tubuh.Untuk itu perhitungan jumlah
kromosom pada manusia adalah 22 pasang autosom dan sepasang gonosom.Meskipun
mammalia betina, termasuk manusia mewarisi du kromosom X, salah satu kromosom X
pada setiap sel hampir tidak aktif sama sekali pada waktu perkembangan
embriotik.Kromosom X yang tidakaktif pada setiap sel mammalia betina mengalami
pemadatan menjadi benda padat, disebut Barr body.barr body letaknya memanjang,
terlihat berada di dalam sel somatik betina pada tahap interfase.Sebagian besar
gen pada kromosom X yang membentuk Barr Body tidak diekspresikan, meskipun
beberapa gen tetap aktif.Sperma dan ovum berbeda dari sel somatik dalam jumlah
kromosomnya.Masing-masing sel kelamin atau gamet ini memiliki suatu set tunggal
22 autosom (22A) ditambah satu set kromosom seks yaitu X dan Y.Sebuah sel
dengan satu set kromosom tunggal dinamakan sel haploid.Untuk manusia, jumlah
haploid adalah 23 (n = 23).Berikut daftar jumlah kromosom dari beberapa jenis
hewan dan manusia.
7. Kelainan Kromosom
Penyimpangan kromosom
gangguan dalam isi kromosom sel normal, dan merupakan penyebab utama kondisi
genetik pada manusia, seperti sindrom Down. Beberapa kelainan kromosom tidak
menyebabkan penyakit pada operator, seperti translokasi, inversi kromosom atau,
meskipun mereka dapat menyebabkan kesempatan yang lebih tinggi melahirkan anak
dengan kelainan kromosom. Jumlah abnormal kromosom atau set kromosom,
aneuploidi, bisa mematikan atau menimbulkan gangguan genetik. Konseling genetik
ditawarkan untuk keluarga yang mungkin membawa penataan ulang kromosom. Keuntungan
atau kerugian DNA dari kromosom dapat menyebabkan berbagai gangguan genetik.
Contoh manusia termasuk :
·
Cri du chat, yang
disebabkan oleh penghapusan bagian dari lengan pendek kromosom 5. "Cri du
chat" berarti "teriakan kucing" dalam bahasa Prancis, dan
kondisi itu dinamakan demikian karena membuat bayi yang terkena menangis bernada
tinggi yang terdengar seperti kucing. Individu yang terkena memiliki lebar set
mata, kepala kecil dan rahang, dan moderat sangat terbelakang mental dan sangat
pendek.
·
Wolf-Hirschhorn
syndrome, yang disebabkan oleh penghapusan parsial dari lengan pendek kromosom
4. Hal ini ditandai dengan retardasi pertumbuhan berat dan berat untuk
keterbelakangan mental yang mendalam.
·
Sindrom Down, biasanya
disebabkan oleh tambahan salinan kromosom 21 (trisomi 21). Karakteristik
meliputi tonus otot menurun, gempal membangun, tengkorak asimetris, mata miring
dan ringan sampai sedang keterbelakangan mental.
·
Sindrom Edwards, yang
merupakan kedua paling umum trisomi, sindrom Down adalah yang paling umum. Ini
adalah trisomi kromosom 18. Gejala termasuk keterbelakangan mental dan motorik
dan anomali kongenital menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Sembilan puluh persen mati pada masa bayi, namun, mereka yang hidup melewati
ulang tahun pertama mereka biasanya cukup sehat setelahnya. Mereka memiliki
karakteristik tangan mengepal dan jari tumpang tindih.
·
Sindrom Patau, juga
disebut D-Sindrom atau trisomi-13. Gejala yang agak mirip dengan trisomi-18,
tetapi mereka tidak memiliki bentuk tangan yang khas.
·
Idic15, singkatan untuk
Isodicentric 15 pada kromosom 15, juga disebut nama berikut karena berbagai
riset, tetapi mereka semua berarti sama; IDIC (15), dupliction Inverted 15,
Marker ekstra, GKG Inv 15, parsial tetrasomy 15
·
Jacobsen sindrom, juga
disebut gangguan penghapusan terminal 11q. Ini adalah gangguan yang sangat
langka. Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan normal atau retardasi
mental ringan, dengan miskin keterampilan bahasa ekspresif. Kebanyakan memiliki
kelainan perdarahan yang disebut sindrom Trousseau Paris.
·
Sindrom Klinefelter
(XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter biasanya steril, dan cenderung memiliki
lengan yang lebih panjang dan kaki dan lebih tinggi dari rekan-rekan mereka.
Anak laki-laki dengan sindrom sering pemalu dan pendiam, dan memiliki insiden
yang lebih tinggi keterlambatan bicara dan disleksia. Selama pubertas, tanpa
pengobatan testosteron, beberapa dari mereka dapat berkembang gynecomastia.
·
Sindrom Turner (X bukan
XX atau XY). Dalam sindrom Turner, karakteristik seksual perempuan hadir tapi
terbelakang. Orang dengan sindrom Turner sering memiliki perawakan pendek,
garis rambut rendah, fitur mata normal dan perkembangan tulang dan
"menyerah-dalam" penampilan untuk dada.
·
XYY sindrom. XYY anak
laki-laki biasanya lebih tinggi dari saudara mereka. Seperti anak laki-laki XXY
dan perempuan XXX, mereka agak lebih cenderung memiliki kesulitan belajar.
·
Triple-sindrom X (XXX).
Gadis XXX cenderung tinggi dan kurus. Mereka memiliki insiden yang lebih tinggi
disleksia.
·
Kecil penanda kromosom
supernumerary. Ini berarti ada kromosom, ekstra yang abnormal. Fitur tergantung
pada asal bahan genetik tambahan. Cat-eye syndrome dan sindrom kromosom 15
isodicentric (atau Idic15) keduanya disebabkan oleh kromosom penanda
supernumerary, seperti Pallister-Killian sindrom.
Mutasi kromosom
menghasilkan perubahan di seluruh kromosom (lebih dari satu gen) atau dalam jumlah
kromosom ini.
·
Penghapusan - hilangnya
bagian kromosom
·
Duplikasi - salinan
tambahan dari bagian dari suatu kromosom
·
Pembalikan -
membalikkan arah bagian dari kromosom
·
Translokasi - bagian
dari kromosom terlepas dan menempel pada kromosom lain
Sebagian besar mutasi
netral - memiliki sedikit efek atau tidak. Penyimpangan kromosom
adalah perubahan dalam struktur kromosom. Ia memiliki peran besar dalam
evolusi.
2.6. Gen
Gen adalah bagian kromosom atau salah
satu kesatuan kimia (DNA) dalam kromosom, yaitu dalam lokus yang mengendalikan
ciri genetis suatu makhluk hidup. Gen diwariskan oleh satu individu kepada
keturunannya melalui suatu proses reproduksi. Dengan demikian, informasi yang
menjaga keutuhan bentuk dan fungsi kehidupan suatu organisme dapat terjaga. Gen
terdapat berpasangan dalam satu lokus pada kromosom homolog. masing-masing gen
dalam pasangan itu disebut alel. Kedua alel dapat membawa ciri sifat yang sama
atau berbeda, misalnya sifat tangkai panjang dan tangkai pendek (Desrizal,
2012). Pengertian Gen (gene) itu sendiri adalah unit dasar dari hereditas, yang
terletak pada kromosom (chromosome), yaitu suatu struktur yang bentuknya
seperti tongkat dan terletak ditengah-tengah (nucleus) setiap sel tubuh. GEN
merupakan “substansi hereditas” yang terletak di dalam kromosom, yang memilik
sifat-sifat: Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom, Mengandung
informasi genetika dan Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel.
1.
Gen bersifat antara lain :
- Sebagai materi tersendiri yang
terdapat dalam kromosom.
- Mengandung informasi genetika.
- Dapat menduplikasikan diri pada
peristiwa pembelahan sel.
Morgan, seorang ahli genetika dari
Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan di
dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada kromosom secara
teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan
menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal
dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal tersebut.
Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka secara simbolik dapat
dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Dari sekian banyak gen yang berderet
secara teratur pada benang-benang kromosom, masing-masing gen mempunyai tugas
khas dan waktu beraksi yang khas pula. Ada gen yang menunjukkan aktivitasnya
saat embrio, lainnya pada waktu kanak-kanak ataupun gen lainnya lagi setelah
spesies menjadi dewasa. Mungkin juga suatu gen aktif pada suatu organ namun
tidak aktif pada organ yang lain. Setiap gen menduduki tempat tertentu dalam
kromosom yang dinamakan lokus gen.
Gen yang menentukan sifat-sifat dari
suatu individu biasanya diberi simbol huruf pertama dari suatu sifat. Gen
dominan (yang mengalahkan gen lain) dinyatakan dengan huruf besar dan resesif
(gen yang dikalahkan gen yang lain) dinyatakan dengan huruf kecil.
2. Struktur gen
Pada
sel eukariot, gen terdiri dari:
1.
domain regulasi inisiasi
transkripsi, yang terdiri antara lain dari: Deret GCCACACCC, ATGCAAAT, kotak GC, kotak CCAAT dan kotak TATA.
2. intron
3. ekson,
merupakan area kodikasi protein yang dapat ditranskripsi secara overlapping
atau nonoverlapping. Sebagai contoh, pada kode dengan tiga deret nukleotida
(kodon triplet) AUU GCU CAG, dapat secara dibaca nonoverlapping sebagai
AUU GCU CAG atau dibaca secara overlapping sebagai AUU UUG UGC GCU CUC
CAG. Walaupun pada sekitar tahun 1961, telah diketahui bahwa asam amino
dikodikasi oleh kodon secara
nonoverlapping,
telah ditemukan protein berbeda hasil transkripsi dengan pergeseran overlapping
kodon.
|
Sebagai contoh, pada tanaman ercis dapat
dinyatakan dengan :
T = simbol untuk gen yang menentukan
batang tinggi;
t = simbol untuk gen yang menentukan
batang rendah.
Karena tanaman ercis individu yang
diploid, maka simbol tanaman itu ditulis dengan huruf dobel.
TT= simbol untuk tanaman berbatang
tinggi;
tt = simbol untuk tanaman berbatang
rendah.
Ø Genotipe
dan Fenotipe
Genotipe adalah susunan gen yang
menentukan sifat-sifat suatu individu organisme. Fenotipe adalah sifat yang
dapat diamati oleh indera yang terjadi karena interaksi gen dengan
lingkungan.Contoh : dalam teori
biologi
Mr. Obama berkulit Hitam. Hitam berarti
adalah fenotipe karena dapat diamati oleh indera, di dalam tubuh hitam
dikendalikan oleh sebuah gen yang disebut Genotipe( dalam biologi biasanya di
lambangkan oleh hh atau HH, diambil dari huruf pertama sifat yang
bersangkutan).
Ø Dominan,
Resesif, dan Intermediat
Dominan adalah sifat yang muncul dari
induk pada keturunannya, sedangkan Resesif adalah sifat yang tersembunyi(tidak
muncul. Bila sifat yang muncul mempunyai sifat antara dominan dan resesif maka
sifat ini adalah sifat intermediat/dominan parsial. Contoh:
Mr. Obama (berkulit hitam) menikah
dengan Miss. Lady Diana (berkulit putih), nelahirkan anak(Mr. Bush) berkulit
putih, maka karena mr. bush berkulit putih dapat dikatakan bahwa gen warna
kulit putih bersifat dominan sedangkan gen warna kulit hitam resesif.
Ø Simbol
dan Istilah dalam Persilangan
Dalam teori, persilangan dituliskan
dalam bentuk simbol. Simbol-simbol tersebut adalah
P : singkatan dari parental yang berarti
induk
P1 : artinya induk pertama; P2 berarti
induk kedua, dan seterusnya.
F : singkatan dari filius, artinya
keturunan
F1 : artinya keturunan pertama; F2
berarti keturunan kedua dan seterusnya.
G ; singkatan dari gamet atau sel
kelamin
Gen : diberi simbol huruf pertama dari
suatu sifat dominan ditulis dengan huruf kapital, sedangkan untuk gen yang
bersifat resesif dilambangkan dengan huruf kecil dari huruf pertama sifat yang
dominan. Contoh:
Miss. lady diana berkulit putih
(dominan)
Mr. obama berkulit hitam (resesif)
Maka : Simbol gen kulit putih adalah P,
sedangkan kulit hitam p. Oleh karena gen warna kulit terdapat dalam sel tubuh
makan gennya adalah Diploid(berpasangan/2n) sehingga dapat ditulis :
kulit putih : PP
kulit hitam : pp
Contoh dalam persilangan Monohibrid
P (parental) Kulit putih >< Kulit
hitam
Fenotipe —————–>putih >< hitam
Genotipe —————–> PP >< pp
G(gamet) —————–>P dan P >< p
dan p
F(filius) ——————>Pp;Pp;Pp;Pp
Genotipe F1 Pp (100%) mr. bush
Fenotipe F1 Putih (100%)
Genotipe putih (PP) hitam (pp) karena
terdiri pasangan alel yang sama maka dikatakan Homozygot sedangkan genotipe (Pp)
mr. bush karena terdiri dari pasangan alael yang berbeda( ditunjukkan oleh
huruf kapital dan huruf kecil) maka dikatakan Heterozygot.
BAB
3. PENUTUP
Demikian makalah yang bisa disampaikan.
Semoga dapat memberikan manfaat ke pembaca sekalian. Jika ada kekurangan
penulis minta maaf dan minta saran agar bisa lebih baik dalam penulisan makalah
ilmiah.
Kesimpulan
Setiap jenis makhluk hidup mempunyai sifat dan ciri tersendiri
sehingga dapat membedakannya antara yang satu dengan yang lainnya. Sifat atau
ciri yang dimiliki oleh setiap makhluk hidup ada yang dapat diturunkan dan ada
pula yang tidak dapat diturunkan. Dalam pewarisan sifat dari generasi ke
generasi berikutnya mengikuti pola tertentu yang khas bagi setiap makhluk
hidup. Pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya disebut hereditas. Kromosom
dalam sel tubuh (somatik) manusia berjumlah 46 buah (diploid), tetapi sel telur
dan sel sperma masing-masing hanya memiliki 23 buah kromosom (haploid). Siklus sel meliputi dua fase yaitu fase interphase dan
fase meiosis. Fase
meiosis terdiri atas meiosis I dan meiosis II. Hasil
akhir dari meiosis biasanya tidak langsung berupa gamet, melainkan sedikit
waktu untuk berkembang menjadi gamet. Proses ini disebut maturasi. Gametogenesis pada hewan yaitu spermatogenesis dan
oogenesis, sedangkan pada tumbuhan yaitu mikrosporagenesis dan
makrosporagenesis. Kromosom (bahasa Yunani: chroma,
warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang
molekul yang terdiri dari satu molekul DNA dan berbagai protein terkait yang
merupakan informasi genetik suatu organisme Kromosom yang berada di
dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebut kromatin.
DAFTAR
PUSTAKA
Edi , S. 2013. Genetika
Dasar. Medan : FMIPA UNIMED
Campbell, N.,A. J.B. Reece, L.G. Mitchell. 1999. Biology 5 th . England :
Benjmain Cummings
Hardjosubroto,Wartono. 2001.Genetika Dasar. Yogyakarta : Fakultas Peternakan UGM
Suryo,
H. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press.
Suryo.1996.Genetika.Yogyakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Anonim. 2001. Perkembangan Hewan. Jurnal
Perkembangan Hewan. Medan : USU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar