BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Penyakit Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp.
Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan
luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi
air kencing hewan. Bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput
lendir. Hewan yang umum menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang,
opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian
besar di Indonesia Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus.
Menurut
WHO (World Health Organization), sekitar 10 juta orang
diperkirakan terserang Leptospirosis setiap tahun. Tingkat kematian penyakit
ini sulit untuk dihitung, karena Leptospirosis cenderung terjadi di beberapa
bagian dunia dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat mendasar yang
tidak secara rutin melaporkan banyak penyebab kematian.
2.2. Tanda dan Gejala Penyakit Leptospirosis
Tanda-tanda
dan gejala Leptospirosis biasanya muncul secara tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari
setelah seseorang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut
mungkin muncul sebelum atau sesudahnya. Ada
dua jenis utama penyakit
Lepitospirosis, yaitu : Leptospirosi ringan dan Leptospirosis berat. Kedua
jenis Leptospirosis ini memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
2.2.1 Tanda dan Gejala Leptospirosis Ringan
Adapun beberapa tanda dan gejala
Leptospirosis ringan yaitu :
1. Menggigil
2. Batuk
3. Diare
4. Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
5. Demam tinggi
6. Nyeri otot, khususnya punggung bawah
dan betis
7. Mual
8. Hilang nafsu makan
9. Mata merah dan iritasi
10. Nyeri Kulit
Orang yang
terkena gejala leptospirosis biasanya membaik dalam waktu satu minggu tanpa
pengobatan. Sebagian kecil dari mereka tidak membaik, dan akan menderita
Leptospirosis berat.
2.2.2 Tanda dan Gejala Leptospirosis
Berat
Tanda dan gejala ini akan muncul beberapa hari
setelah gejala Leptospirosis ringan telah menghilang. Tanda dan gejala
tergantung pada organ vital yang telah terpengaruh oleh bakteri Leptospira sp.
1.
Tanda dan gejala ketika jantung,
hati dan ginjal yang terkena:
·
Kelelahan
·
Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
·
Nyeri otot
·
Mual
·
Mimisan
·
Nyeri di dada
·
Sesak nafas
·
Hilang nafsu makan
·
Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
·
Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
·
Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Orang yang terkena gejala leptospirosis berat yang tidak
diobati bisa mengalami gagal ginjal yang mengancam jiwa.
2.
Tanda dan gejala ketika otak yang
terkena
Meningitis
mengacu pada infeksi pada lapisan luar otak, sedangkan ensefalitis mengacu pada
infeksi jaringan otak. Tanda-tanda dan gejala bagi meningitis dan ensefalitis
adalah serupa, dan dapat mencakup:
·
Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan, tidak berubah
warna atau memudar
·
Kebingungan atau disorientasi
·
Mengantuk
·
Kejang
·
Demam tinggi
·
Mual
·
Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
·
Masalah dengan gerakan fisik
·
Leher kaku
·
Pasien tidak dapat berbicara
·
Muntah
·
Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati dapat
mengakibatkan kerusakan otak serius, dan dapat mengancam nyawa.
3.
Tanda dan gejala ketika paru-paru
yang terkena
Tanda dan gejala ini adalah yang paling serius dan mengancam
nyawa. Hilangnya fungsi paru-paru, ketika pasien tidak bisa bernapas adalah
kondisi fatal.
Tanda dan gejalanya dapat meliputi:
1. Demam tinggi
2. Sesak nafas
3. Batuk darah
Dalam kasus yang parah, akan ada begitu banyak darah
sehingga menyebabkan pasien tersedak.
2.3. Penyebab Penyakit Leptospirosis
Penyakit Leptospirasis ini
umumnya disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira sp
merupakan golongan
bakteri yang biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda,
anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Bakteri ini
mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan tersebut buang air kecil, dan
menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi tersebut dapat bertahan dalam tanah
atau air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi melalui:
1.
Minum air yang terkontaminasi.
2. Melakukan kontak dengan air atau
tanah yang tercemar dan memiliki luka terbuka di kulit.
3. Mata, hidung atau mulut melakukan
kontak dengan air atau tanah yang tercemar.
4.
Melakukan kontak dengan darah hewan yang terinfeksi (kurang
umum).
Manusia tidak umum terinfeksi Leptospira, akan tetapi
umumnya wabah dapat muncul ketika ada banjir. Manusia jarang menginfeksi
manusia lain, tetapi mungkin melakukannya selama hubungan seksual atau
menyusui.
Gambar 2.1 : Leptospira
sp.
Sumber : (http://wikipedia.org.co.id)
2.4. Proses Penularan Penyakit
Leptospirosis
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi,
kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di
Indonesia, penularan paling sering melalui tikus. Air kencing tikus terbawa
banjir kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit yang
terluka, selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman
yang terkontaminasi setitik urin tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian
dimakan dan diminum manusia.
Saat masuk ke ginjal, kuman akan melakukan migrasi ke
interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis
interstitial dan nekrosis tubular. Ketika berlanjut menjadi gagal ginjal
biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler. Pada gangguan hati, akan tampak nekrosis
sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer, yang terjadi karena
disfungsi sel-sel hati. Leptospira juga dapat menginvasi otot skletal dan
menyebabkan edema (bengkak), vacuolisasi miofibril, dan nekrosis lokal.
Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi
sirkulasi. Dalam kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler.
Gangguan paru adalah mekanisme sekunder dari kerusakan pada alveolar and
vaskular interstisial yang mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat
menginvasi cairan humor (humor aqueus) mata yang dapat menetap dalam beberapa
bulan, seringkali mengakibatkan uveitus kronis dan berulang.
Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat
tetapi lebih sering terjadi self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini,
respon imun siostemik dapat mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu
reaksi gejala inflamasi yang dapat mengakibatkan secondary end-organ
injury.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien.
Masa inkubasi leptospirosis adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di aliran
darah, bakteri ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan
khususnya hati dan ginjal.
Penularan tidak langsung terjadi melalui genangan air,
sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan seperti
tikus, umumnya terjadi saat banjir. Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada
musim kemarau karena sumber air yang sama dipakai oleh manusia dan hewan.
Sedangkan untuk penularan secara langsung dapat terjadi pada seorang yang
senantiasa kontak dengan hewan (peternak, dokter hewan). Penularan juga dapat
terjadi melalui air susu, plasenta, hubungan seksual, pecikan darah manusia
penderita leptospira meski kejadian ini jarang ditemukan.
Gambar 2.2 : Proses Penularan
Penyakit Leptospirosis
2.5. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Berdasarkan dari sumber yang di peroleh, menurut Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS,
DTM&H, DTCE, selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memberikan saran
untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dengan cara menghindari
tikus yang berkeliaran di sekitar kita. Kemudian hindari juga bermain air
ketika banjir apalagi jika memiliki luka. Sebaiknya menggunakan pelindung
seperti sepatu boot bila terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika
mengalami demam.
BAB III
SIMPULAN
·
Penyakit Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang
diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp.
·
Bakteri Leptospira sp
merupakan golongan
bakteri yang biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda,
anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai.
·
Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia
ketika orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air atau
tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan.
·
Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis
popular disebut penyakit kencing tikus.
·
Ada dua jenis
utama penyakit Lepitospirosis, yaitu :
1.
Leptospirosi ringan
2.
Leptospirosis berat
·
Untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dapat
dilakukan dengan cara:
1. Menghindari tikus yang berkeliaran
di sekitar kita.
2. Menghindari bermain air ketika
banjir apalagi jika memiliki luka.
3. Sebaiknya menggunakan pelindung
seperti sepatu boot bila terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika
mengalami demam.