Sabtu, 14 Maret 2015

Struktur Kimia Genetik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gregor mendel (1882-1884), seorang rahib Austria, mengadakan penyelidikan untuk membuka tabir rahasia keturunan melalui seperangkat eksperimen yang akan memberikan hasil-hasil yang berguna. Setiap makhluk hidup memiliki sifat yang berbeda-beda. Teori-teori Mendel terkenal dengan sebutan Hukum Keturunan Mendel. Dalam penelitiannya, Mendel menggunakan tanaman kapri atau ercis (Pisum sativum). Secara khusus ia ingin mengetahui hukum-hukum yang mengatur produksi hibrida. Ia berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya ‘faktor’. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom.
Selanjutnya, terjadi ‘perlombaan’ seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini. Pada saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom (1869), tetapi orang belum menyadari bahwa DNA terkait dengan gen. Melalui penelitian Oswald Avery terhadap bakteri Pneumococcus (1943), serta Alfred Hershey dan Martha Chase (publikasi 1953) dengan virus bakteriofag T2, dari sini diketahui bahwa DNA adalah materi genetik.
Gregor Mendel telah berasumsi tentang adanya suatu bahan yang terkait dengan suatu sifat atau karakter yang dapat diwariskan. Ia menyebutnya ‘faktor’. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan menunjukkan bahwa gen terletak di kromosom. Selanjutnya, terjadi ‘perlombaan’ seru untuk menemukan substansi yang merupakan gen. Banyak penghargaan Nobel yang kemudian jatuh pada peneliti yang terlibat dalam subjek ini.





1.2  Tujuan
1.      Untuk memenuhi tugas Genetika
2.      Untuk mengetahui organisasi DNA dalam Kromosom
3.      Untuk mengetahui komposisi kimiawi dan struktur asam nukleat
4.      Untuk mengetahui DNA model Watson dan Crick
5.      Untuk mengetahui proses replikasi DNA
6.      Untuk mengetahui proses transkripsi dan translasi
7.      Untuk mengetahui kode genetik
8.      Untuk mengetahui regulasi ekspresi gen
9.      Untuk mengetahui teknik dalam rekayasa genetika






















BAB II
PEMBAHASAN
           
            Pada waktu Gregor Mendel (1822-1884) menganalisis pewarisan sifat-sifat pada Pisum sativum, belum terfikirkan olehnya bagaimana struktur, lokus, sifat kimiawi serta cara kerja gen. Tetapi penelitian dan pengamatan ilmuan-ilmuan sesudahnya yang menemukan bahwa gen-gen terletak pada kromosom, menyebabkan mereka mempelajari komposisi biokimiawi dari kromosom lebih mendalam.
Adapun komposisi kimiawinya, bahwa materi genetik harus memenuhi 2 kebutuhan utama yaitu:
1.      Fungsi genotif atau replikasi
Materi genetik harus mampu menyimpan informasi genetik dan mewariskan informasi ini secara tepat dari parental kepada anaknya, dari generasi ke generasi.
2.      Fungsi fenotip atau ekspresi gen
Materi genetik harus mengendalikan perkembangan fenotip organisme, apakah itu suatu virus, bakteri, tanaman atau hewan. Materi genetik harus mengarahkan pertumbuhan dan diferensiasi organisme mulai dari zigot yang bersel satu sampai menjadi dewasa.

2.1  Organisasi DNA dalam Kromosom
            Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Nägeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detil oleh Walther Flemming pada 1882. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen. Kromosom merupakan tabung-tabung protein dalam setiap sel. Jumlah kromosom sangat bervariasi dalam bentuk tabung. Kromosom merupakan zat yang mudah mengikat zat warna sehingga mudah diamati sewaktu sel membelah. Zat penyusun kromosom disebut kromatin, yaitu serabut halus yang terjalin seperti benang. Kromosom terdiri atas belahan dua benang halus yang sama, disebut kromatid. Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom.
http://belalangtue.files.wordpress.com/2010/11/jumlah-kromosom.jpg?w=640 












Gambar 2.1 Ukuran Kromosom
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)
http://belalangtue.files.wordpress.com/2010/11/struktur-kromosom.jpeg?w=640            Kromosom tersusun atas nucleoprotein, yaitu persenyawaan antara asam nukleat yang terdapat dalam inti sel serta protein histon atau protamin, yang membawa keterangan genetik hanyalah asam nukleat saja. Sebuah kromosom (dalam bahasa Yunani chroma = warna dan soma= badan) adalah seberkas DNA yang sangat panjang dan berkelanjutan, mengandung gen unsur dan nukleotida. Kromosom ini dilapisi oleh histon (protein structural). Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil atu pendek) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet).

struktur kromosom




Gambar 2.2 Ukuran Kromosom
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)
            Dalam kromosom terdapat gen yang membawa sifat-sifat keturunan atau disebut juga faktor keturunan. Gen tersusun secara teratur pada suatu deretan tertentu dan berada di dalam lokus. Di dalam kromosom terdapat DNA (Deoxyribonucleic Acid).
            Jumlah kromosom dalam sel bervariasi, tergantung pada jenis makhluk hidupnya. Namun, jumlah kromosom pada tiap jenis makhluk hidup selalu tetap. Panjang kromosom juga berbeda-beda. Hewan cenderung memiliki kromosom yang pendek (4-6µm), sedangkan tumbuhan cenderung memiliki kromosom yang panjang (mencapai 50µm). Panjang kromosom pada tiap-tiap makluk hidup berbeda – beda berkisar antara 0,2 – 20 mikron. Pada umumnya semakin sedikit jumlah kromosom pada suatu makluk hidup semakin panjang kromosomya.
            Manusia memiliki 46 kromosom, tepatnya 23 kromosom homolog. Dari jumlah tersebut, 44 (atau 22 pasang) merupakan autosom (A) dan 2 (atau sepasang) merupakan gonosom. Seorang perempuan memiliki 22 pasang autosom dan sepasang kromosom X sehingga rumus kromosomnya 22AAXX. Seorang laki-laki memiliki 22 pasang autosom dan 1 kromosom X serta 1 kromosom Y sehingga rumus kromosomya 22AAXY.

2.2  Komposisi Kimiawi dan Struktur Asam Nukleat
            Kromosom terdiri atas 2 tipe molekul organik yang disebut protein dan asam nukleat. Sekitar tahun 1950 beberapa eksperimen yang pandai membuktikan bahwa informasi genetik terletak di dalam asam nukleatnya dan tidak proteinnya. Lebih spesifik lagi informasi genetik tersebut terletak dalam DNA, kecuali beberapa virus yang mempunyai RNA sebagai informasi genetiknya.
Unit dasar struktur asam nukleat ialah nukleotida. Nukleotida dibangun oleh 3 bagian yang dihubungkan dengan ikatan kovalen.
1.      Gula pentosa : deoksiribosa pada DNA dan ribose pada RNA.
2.      Basa nitrogen : purin atau pirimidin yang berikatan kovalen kepada karbon nomor 1 dari pentosa. DNA mengandung basa pirimidin sitosin (C) dan timin (I) dan basa purin adenin (A) dan guanin (G). RNA mengandung basa purin yang sama dengan DNA, dan juga pirimidin sitosin, tetapi timin diganti dengan urasil (U).
3.      Gugusan fosfat : gugusan ini mementuk ikatan dengan pentosa yang satu karbon nomor 3 dengan ikatan fosfodiester.
Nukleotida-nukleotida ini membentuk polimer atau polinukleotida yang panjang bervariasi. Molekul DNA yang lengkap dapat terdiri dari beberapa ribu sampai beberapa juta nukleotida tergantung dari spesies organisme tersebut, sedangkan molekul RNA bervariasi antar 100 sampai 100.000 atau lebih nukleotida.
            Erwin Chargaff yang meneliti komposisi kimiawi DNA pada macam-macam organisme memformulasikan hukum Chargaff yaitu bahwa kuantitas molar adenin sama dengan kuantitas molar timin, sedangkan kuantitas molar guanin sama dengan kuantitas molar sitosin atau [A] = [T] ; [G] = [S] ; [Purin] = [Pirimidin]. Tetapi rasio molar  bervariasi pada macam-macam spesies.
Gambar 2.3 Basa Nitrogen
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)

Gambar 2.4 Struktur DNA dan RNA
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)


           
Gambar 2.5 DNA Dan Nukleotida
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)
2.3  DNA Model Watson dan Crick
Pada tahun 1953 J.D. Watson dan F.H.C. Crick mengusulkan struktur
DNA sebagai  “double helix” yang terdiri dari dua untai polinikleotida yang saling melilit dalam bentuk spiral. Nukleotida-nukleotida itu membentuk rangkaian dengan deoksiribosa dan fosfat sebagai tulang punggung. Dua untai polinukleotida tersebut merupakan komplemen satu dengan yang lain, karena di hadapan purin selalu ada pirimidin dan sebaliknya. Kedua basa nitrogen ini dihubungkan oleh ikatan hydrogen (A=T, G=C). Kedua tulang punggung untai polinukleotida mempunyai posisi yang antiparalel dan biasanya di baca
5’             3’.
Menurut Watson-Crick, struktur kimia gen (DNA) yang berupa tangga berpilin tersusun atas :
1.      Gula dan fosfat sebagai induk/ibu tangga
2.      Basa nitrogen, dengan pasangan tetapnya sebagai anak tangga















 



(a) Hipotesis “ Tangga”  hasil dari “penguraian” pada rantai double helix.
Pasangan basa seperti anak dari tangga yang berdempetan dengan mengarah kedua rantai deoksiribosa pospat.

 
Satu putaran penyelesaian
(10 pasang basa) : 3,4 µm
Dengan catatan jarak double helix dari terbesar sampai yang terkecil.

 
(b) Struktur Doubel helix
 
0.34 µm
 
Gambar 2.6 Struktur DNA
Sumber : (http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-materi-genetik/)




Setiap basa membantu untuk membentuk tangga yang berbentuk spiral, dalam artian bahwa setiap langkah terbesar dari kedua basa, salah satu dari masing-masing heliks dalam struktur ganda. Selanjutnya, alasan geometris, langkah konstan mengasosiasi pirimidin dari satu spiral dengan purin dari yang lain, karena struktur cincin purin lebih besar dari pada pirimidin tersebut. Sebelumnya struktur ini menganalisis selalu menunjukkan jumlah yang sama purin dan pirimidin basa dalam molekul DNA.
Jika demikian, setiap langkah dari tangga spiral terdiri dari dua basa terkait bersama-sama, maka selanjutnya diperlukan untuk menyelidiki sifat dari kekuatan kimia yang bertanggung jawab untuk asosiasi secara kimiawi dengan mudah, selain itu kedua basa tersebut memiliki kekuatan untuk menafsirkan pelurusan pada tangga tersebut,  untuk itu akan memanggil kembali (Bagian 1) bahwa fungsi biologi pada DNA adalah untuk membawa informasi. Pusat  DNA berhubungan dengan struktur kromosom, Beberapa gen memiliki rantai helix yang panjang, hal ini berarti mekanisme harus mereplikasikan DNA yang hidup  didalam sel melalui aliran mitosis, dan pada saat menerima dan memerlukan, saat itu juga memerlukan pemisahan sementara pasangan basa bersama untuk membentuk langkah selanjutnya untuk membentuk double helix.
            Oleh karena itu, kekuatan antara dasar gabungan basa lemah harus lebih baik, dan menafsirkan bahwa kedua basa tersebut mengadakan ikatan hidrogen, tidak hanya sesuai dengan pertimbangan geometris, tetapi pada waktu yang sama elegan menjelaskan fitur lain yang membingungkan dari pekerjaan analisis sebelumnya, yaitu DNA yang selalu mengandung banyak molekul adenin pada timin, dan banyak molekul guanin pada sitosin.
2.4  Replikasi DNA
            Kemampuan DNA untuk membentuk DNA baru yang sama persis degan DNA asal (replikasi) disebut kemampuan autokatalitik. Kemampuan DNA membentuk molekul kimia lain dari salah satu atau sebagian rantainya disebut kemampuan heterokatalitik.
            Ada tiga hipotesisi tentang terjadinya replikasi DNA, yaitu sebagai berikut.
  • Teori konservatif menyatakan bahwa double helix yang lama tidak berpisah, dan langsung terbentuk double helix yang baru.
  • Teori dispersif menyatakan bahwa double helix yang lama terputus-putus. Lalu potongan-potongan tersebut memisah dan membentuk potongan-potongan baru yang akan bersambungan dengan potongan-potongan lama; sehingga kembali menjadi dua DNA baru yang sama persis.
  • Teori semikonservatif menyatakan bahwa dua pita dari double helix memisahkan diri dan masing-masing pita yang lama mendapatkan pasangan pita baru seperti pasangannya yang lama sehingga terbentuklah dua DNA baru yang sama persis.
            Peristiwa replikasi DNA pertama kali diselidiki pada tahun 1957 oleh Taylor dan kawan-kawan dengan menggunakan nitrogen radioaktif N15 yang dilabelkan dalam timidin. Timidin ialah senyawa antara timin dan deoksiribosa. Percobaan Taylor dan kawan-kawan ini diperkuat oleh penelitian Matthew Meselson dan Franklin Stahl (1958). mereka menggunakan nitrogen radioaktif dalam bentuk N15O3 pada bakteri Escherichia Coli; ternyata sel-sel anakan yang terbentuk mengandung bahan radioaktif itu pula. Cara replikasi DNA berdasarkan percobaan Meselson dan Stahl ini disebut cara semikonservatif yang banyak diterima oleh sebagian besar ahli biologi.
            Proses replikasi DNA ini melibatkan beberapa enzim, antara lain :
·         Helikase, untuk mempermudah membuka rantai ganda DNA menjadi dua buah rantai tunggal
·         Polimerase, untuk menggabungkan deoksiribonukleosida trifosfat
·         Ligase, untuk menyambung bagian-bagian rantai tunggal DNA yang baru terbentuk.

Gambar 2.7 Replikasi DNA
Sumber : (wanenoor.blogspot.com)

2.5  Sintesis Protein
            Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik. Setiap polipeptida terdiri atas rangkaian asam-asam amino yang dihubungkan satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Ada 20 macam asam amino yang di temukan di alam.
Tabel 2.1 Jumlah Sandi dan Asam Amino
Jumlah Sandi
Nama Asam Amino yang Disandi
6
Arganin, leusin, dan serin
4
Alanin, glisin, prolin, treolin, dan velin
3
Isoleusin
2
Asparagin, aspartat, sistein, glutamin, glutamat, histidin, lisin, fenilalanin, dan tirosin.
1
Metionin dan triptofan

Dogma sentral dalam genetika molekuler digambarkan sebagai berikut:
 


Replikasi      DNA     Transkripsi                    Translasi            Protein
                                                            RNA
Replikasi terjadi pada waktu terjadi transmisi inforimasi genetik dari generasi ke generasi, sedangkan transkripsi dan translasi terjadi sewaktu fenotip organisme tersebut di ekspresikan.
2.5.1        Transkripsi
            Dalam proses transkripsi enzim yang disebut RNA polimerasa mengikatkan diri pada tempat tertentu pada molekul DNA dan memisahkan kedua untai double helix dengan memutuskan ikatan hydrogen basa-basanya. Salah satu untai DNA digunakan sebagai template untuk mensintesis untai komplementer RNA.
            RNA polimerasa bergerak maju kearah 3’            5’ pada untai DNA yang membawa pesan sambil merangkai ribonukleotida ( arah 5’         3’ ) menjadi untai RNA data (messenger RNA). Urutan basa RNA membentuk komplemen yang tepat dengan molekul DNA, sehingga dapat dikatakan bahwa DNA telah memberikan “cetak biru” nya kepada mRNA. Perbedaan antara DNA dan RNA terletak pada : gula pentosa adalah ribose, timin diganti oleh urasil dan beruntai tunggal. Bila transkripsi telah selesai maka untai RNA duta akan bergabung dengan ribosom untuk menyelenggarakan sintesis prostein.
Gambar 2.8 Transkripsi
Sumber : (http://alamanda745756.blogspot.com/2010/11/transkripsi-rna.html)

2.5.2        Translasi
Translasi melibatkan 3 tipe RNA, yaitu RNA duta (mRNA), RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosom (rRNA) yang ketiga-tiganya ditranskripsi dari template DNA.
            Mengingat bahwa tulang punggung kedua untai DNA yang terdiri dari fosfat dan gula pentosa tidak menunjukkan variasi, maka kode genetik pasti dirumuskan oleh urutan basa nitrogen dalam nukleotidanya. Pada waktu terjadi transkripsi maka “pesan” yang terkandung didalam gen (DNA) dipindahkan ke untai RNA duta dalam bentuk kodon-kodon. Kodon-kodon inilah yang kemudian dikenali oleh antikodon yang terdapat pada RNA transfer. Setiap molekul tRNA mengenali dan mengikat satu macam asam amino yang telah diaktivasi lebih dahulu. Dengan demikian maka terdapat lebih dari 20 macam tRNA (40-60 macam) yang masing-masing membawa asam amino khusus dan mempunyai antikodon yang terdapat berkomplementasi dengan kodon pada mRNA. Dengan cara seperti tersebut tadi maka macam-macam asam amino dapat dirangkai dengan urutan yang spesifik seperti diintruksikan oleh gen yang terdapat dalam kromosom masing-masing organisme.
            Proses translasi ini semuanya terjadi pada ribosom, yaitu struktur makromolekul yang kompleks yang tersenar didalam sitoplasma. Ribosom dibangun oleh protein dan rRNA, terdiri dari 2 subunit, besar dan kecil, yang berasosiasi bila translasi kan dimulai dan berdisosiasi bila translasi telah selasai. Dalam translasi biasanya setiap molekul mRNA berasosiasi dengan beberapa ribosom yang disebut polisim.
            Ukuran ribosom dinyatakan dalam kecepatan sedimentasinyasewaktu disentrifuga yang disebut unit Sveberg (S). Misalnya E. Coli mempunyai ribosom yang terdiri dari subunit 60 S dan 40 S. Ribosom merupakan tempat kerja bagi mRNA dan tRNA untuk menghasilkan polipeptida.
            Proses translasi dapat dibagi dalam 3 tahap :
1.      Inisiasi : ribosom mengikat diri pada tempat pesifik pada mRNA (disebut tempat inisiasi) yang merupakan permulaan dari “pesan”. Kemudian datanglah tRNA inisiator yang  mengikat diri pada kodon AUG yang mengawali setiap pesan. Tempat pada ribosom ini disebut “P site” (peptidyl binding site), tRNA inisiator selalu membawa asam amino metionin.
2.      Pemanjangan : tahap selanjutnya datang tRNA (dengan asam aminonya) yang dapat berpasangan dengan kodon mRNA berikutya dan mengikat diri pada “A site” (amonoacyl binding site). Antara asam amino pertama (metionin) dan asam amino kedua terjadi ikatan peptida, kemudia tRNA inisiator dilepaskan dari “P site”. Sekarang ribosom melangkah satu kodon ke arah 5’             3’ dan dengan demikian “A site: dibebaskan karena tRNA ke-2 telah dipindahkan ke “P site”. “A site” yang bebas tadi dapat menerima tRNA yang baru yang cocok dengan kodon ke-3. Proses ini berlangsung terus hingga ribosom sampai pada kodon yang terakhir pada mRNA dan polipeptida sudah siap dilepaskan.
3.      Terminasi : akhiran dari berita pada mRNA ditandai dengan kodon UAA, atau UGA yang tak ada tRNA-nya. Tetapi kodon-kodon terminasi ini dapat mengikat satu protein yang menyebabkan polipeptida dilepaskan dari ribosom.
Gambar 2.9 Translasi
Sumber : (biologipedia.blogspot.com)

2.6  Kode Genetik
Pada tahun 1961, M.W. Nirenberg dan kawan-kawannya mulai memecahkan teka-teki mengenai kode genetik. Hanya ada 4 macam basa nitrogen (A, U, C, G) Pada molekul mRNA dan asam amino 20. Dari keempat basa tersebut dapat disusun 64 triplet kodon dan sudah diketahui pula macam-macam kodon untuk masing-masing asam amino. Tiga kodon berfungsi untuk terminasi, satu kodon untuk inisiasi dan 61 kodon mengenali 20 macam asam amino, sehingga terdapat kodon-kodon sinonim.
Gambar 2.10 Kode Genetik

2.7  Regulasi Ekspresi Gen
            Semua sel mempunyai kemampuan untuk memberi respons terhadap stimulasi dari lingkungannya. Misalnya Escherichia coli yang terdiri dari satu sel yang sangat kecil ukurannya, mengandung informasi genetika yang diperlukan untuk melakukan metabolisme, pertumbuhan dan reproduksi. Bila dalam medium biakan mikroba ini dibubuhkan gula laktosa, maka segera akan dihasilkan enzim-enzim yang sesuai untuk mencerna laktosa yang masuk kedalam selnya. Rupanya laktosa dapat menginduksi sintesis enzim-enzim yang sesuai untuk memetabolisir substrat tersebut.
            F. Tacob dan J. Monod pada tahun 1961 mengusulkan suatu model operan untuk menjelaskan peraturanan aktivitas gen-gen yang mengkode enzim-enzim untuk mencerna lactose pada E. Coli.
            Mereka mengusulkan bahwa “lac operan” terdiri dari: promoter, operator, dan 3 gen structural z, y, dan a, yang berturut-turut mengkode enzim-enzim galaktosidase, galaktosid, permease dan galaktosid transasetilase. Operator selalu berdampingan dengan gen-gen structural yang ekspresinya diatur olehnya. Selain oleh operator ekspresi gen structural juga diatur oleh elemen lain yaitu oleh gen regulator yang mengkode protein yang disebut repressor. Dalam keadaan tak ada laktosa repressor ini berikatan dengan operator, sehingga RNA polimerase tak dapat mengikatkan diri pada promoter yang berakibatkan transkripsi. Pada gen-gen stuctural tak dapat berlangsung, jadi enzim tak dihasilkan.
            Bila laktosa masuk kedalam sel, maka substrat ini akan berikatan dengan repressor (mengubah bentuk repressor) sehingga tak dapat lagi berasosiasi dengan operator. Dengan demikian maka RNA polimerase dapat bergabung dengan promoter dan transkripsi ketiga enzim tersebut dapat berlangsung. Fungsi dari galaktosid permease adalah untuk memompa laktosa kedalam sel, sedangkan galaktosidase untuk memecahkan laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Fungsi galaktosid transasetilase belum diketahui dengan jelas.

2.8  Rekayasa Genetika
            Pada saat ini ilmu pengetahuan mengenai genetika molekuler sudah sampai pada taraf dimana kita dapat memanipulasi gen, tentunya untuk kesejahteraan manusia.
            Teknik dalam rekayasa genetik didasarkan atas penemuan dan pemanfaatan enzim-enzim “restriction endonucleases”, “cloning” dari DNA rekombinan dalam prokariot, dan mencari frekuensi gen. Enzim-enzim “restriction endonucleases” ini mengenali urutan-urutan nukleotida DNA yang spesifik, dan bekerja sebagai pemotong rantai DNA pada tempat-tempat tertentu. Misalnya endonuklease yang disebut Eco RI akan memotong urutan basa seperti dibawah ini:
G A A T T C                                    G                        A A T T C

C T T AA G                                     C T T A A                         G

Maka di antara potongan tersebut dapat disipkan suatu gen yang dapat dilekatkan pada ujung-ujung tadi yang merupakan komplemennya. Bakteri kadang-kadang mengandung plasmid, yaitu DNA berbentuk cincin yang bereplikasi secara autonom, disamping kromosom utamanya. Pada tahun 1973 diketahui bahwa plasmid dapat disisipi sepotong DNA asing (dapat dari eukariot) secara invitro, dengan pertolongan endonuklease restriksi, sehingga berbentuk DNA rekombinan. Molekul rekombinan ini kemudian dikembalikan lagi ke dalam sel E. Coli agar melakukan replikasi, suatu peristiwa yang disebut “glene cloning”. Masih banyak yang harus dilakukan sebelum gen yang diklon itu dapat mengekspresikan dri yaitu mensintesis protein yang diinginkan.
            Rekayasa genetik memungkinkan penggunaan bakteri untuk memproduksi protein yang bernilai dalam kedokteran, seperti insulin dan somatotropin yang berasal dari manusia. Kemungkinaan lain ialah memasukkan gen-gen untuk memfiksi nitrogen kedalam bakteri yang hidup dalam akar tanaman nonlegumi nosease, agar tak  perlu lagi menggunakan pupuk nitrogen.     





















BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Dari penjelasan diatas padat disimpulkan bahwa :
·         Kromosom merupakan struktur makromolekul besar yang memuat DNA yang membawa informasi genetik dalam sel. DNA terbalut dalam satu atau lebih kromosom.
·         Unit dasar struktur asam nukleat ialah nukleotida. Nukleotida dibangun oleh 3 bagian yang dihubungkan dengan ikatan kovalen.
1.      Gula pentosa : deoksiribosa pada DNA dan ribose pada RNA.
2.      Basa nitrogen : DNA mengandung basa pirimidin sitosin (C) dan timin (I) dan basa purin adenin (A) dan guanin (G).
3.      Gugusan fosfat : gugusan ini mementuk ikatan dengan pentosa yang satu karbon nomor 3 dengan ikatan fosfodiester.
·         Pada tahun 1953 J.D. Watson dan F.H.C. Crick mengusulkan struktur
DNA sebagai  “double helix” yang terdiri dari dua untai polinikleotida yang saling melilit dalam bentuk spiral.
·         Kemampuan DNA untuk membentuk DNA baru yang sama persis degan DNA asal (replikasi) disebut kemampuan autokatalitik.
·         Sintesis protein adalah proses pembentukan protein dari monomer peptida yang diatur susunannya oleh kode genetik.
·         Dalam proses transkripsi enzim yang disebut RNA polimerasa mengikatkan diri pada tempat tertentu pada molekul DNA dan memisahkan kedua untai double helix dengan memutuskan ikatan hydrogen basa-basanya.
·         Translasi melibatkan 3 tipe RNA, yaitu RNA duta (mRNA), RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosom (rRNA) yang ketiga-tiganya ditranskripsi dari template DNA.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. http://belalangtue.wordpress.com/2010/11/25/struktur-dan-fungsi-   materi- genetik/ (Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2010. wanenoor.blogspot.com (Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2010. http://alamanda745756.blogspot.com/2010/11/transkripsi-   rna.html  (Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2010. biologipedia.blogspot.com(Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2008. http://gurungeblog.com/2008/11/15/kode-genetik/ (Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2012. http://taniyoook.blogspot.com/2012/07/bahan-genetik.html   (Diakses Tanggal 4 November 2014)
Anonim. 2010. http://fatih-io.biz/struktur-kimia-materi-genetik.html (Diakses           Tanggal 4 November 2014)
Edy, Syahmi. 2014. Diktat Genetika. Universitas Negeri Medan: Medan.
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi. Jakarta: Gramedia.
Suryo. 2004. Genetika Strata 1. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar