Minggu, 22 Maret 2015

Leptospirosis


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penyakit Leptospirosis
Penyakit Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp. Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan. Bakteri juga dapat memasuki tubuh melalui mata atau selaput lendir. Hewan yang umum menularkan infeksi kepada manusia adalah tikus, musang, opossum, rubah, musang kerbau, sapi atau binatang lainnya. Karena sebagian besar di Indonesia Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis popular disebut penyakit kencing tikus.
Menurut WHO (World Health Organization), sekitar 10 juta orang diperkirakan terserang Leptospirosis setiap tahun. Tingkat kematian penyakit ini sulit untuk dihitung, karena Leptospirosis cenderung terjadi di beberapa bagian dunia dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat mendasar yang tidak secara rutin melaporkan banyak penyebab kematian.
2.2. Tanda dan Gejala Penyakit Leptospirosis
Tanda-tanda dan gejala Leptospirosis biasanya muncul secara tiba-tiba, sekitar 7 sampai 14 hari setelah seseorang terinfeksi. Dalam beberapa kasus, tanda dan gejala tersebut mungkin muncul sebelum atau sesudahnya. Ada dua jenis utama penyakit Lepitospirosis, yaitu : Leptospirosi ringan dan Leptospirosis berat. Kedua jenis Leptospirosis ini memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
2.2.1 Tanda dan Gejala Leptospirosis Ringan
Adapun beberapa tanda dan gejala Leptospirosis ringan yaitu :
1.      Menggigil
2.      Batuk
3.      Diare
4.      Sakit kepala, bisa datang tiba-tiba
5.      Demam tinggi
6.      Nyeri otot, khususnya punggung bawah dan betis
7.      Mual
8.      Hilang nafsu makan
9.      Mata  merah dan iritasi
10.  Nyeri Kulit
Orang yang terkena gejala leptospirosis biasanya membaik dalam waktu satu minggu tanpa pengobatan. Sebagian kecil dari mereka tidak membaik, dan akan menderita Leptospirosis berat.
2.2.2 Tanda dan Gejala Leptospirosis Berat
Tanda dan gejala ini akan muncul beberapa hari setelah gejala Leptospirosis ringan telah menghilang. Tanda dan gejala tergantung pada organ vital yang telah terpengaruh oleh bakteri Leptospira sp.

1.   Tanda dan gejala ketika jantung, hati dan ginjal yang terkena:
·         Kelelahan
·         Detak jantung tidak teratur, seringkali cepat
·         Nyeri otot
·         Mual
·         Mimisan
·         Nyeri di dada
·         Sesak nafas
·         Hilang nafsu makan
·         Tangan, kaki atau mata kaki membengkak
·         Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
·         Putih mata, lidah dan kulit menguning (jaundice)
Orang yang terkena gejala leptospirosis berat yang tidak diobati bisa mengalami gagal ginjal yang mengancam jiwa.
2.      Tanda dan gejala ketika otak yang terkena
Meningitis mengacu pada infeksi pada lapisan luar otak, sedangkan ensefalitis mengacu pada infeksi jaringan otak. Tanda-tanda dan gejala bagi meningitis dan ensefalitis adalah serupa, dan dapat mencakup:
·         Ruam merah muncul pada kulit. Ketika ditekan, tidak berubah warna atau memudar
·         Kebingungan atau disorientasi
·         Mengantuk
·         Kejang
·         Demam tinggi
·         Mual
·         Fotofobia (sensitivitas terhadap cahaya)
·         Masalah dengan gerakan fisik
·         Leher kaku
·         Pasien tidak dapat berbicara
·         Muntah
·         Agresivitas, atau berperilaku tidak biasa
Meningitis atau ensefalitis yang tidak diobati dapat mengakibatkan kerusakan otak serius, dan dapat mengancam nyawa.
3.      Tanda dan gejala ketika paru-paru yang terkena
Tanda dan gejala ini adalah yang paling serius dan mengancam nyawa. Hilangnya fungsi paru-paru, ketika pasien tidak bisa bernapas adalah kondisi fatal.
Tanda dan gejalanya dapat meliputi:
1.      Demam tinggi
2.      Sesak nafas
3.      Batuk darah
Dalam kasus yang parah, akan ada begitu banyak darah sehingga menyebabkan pasien tersedak.

2.3. Penyebab Penyakit Leptospirosis
Penyakit Leptospirasis ini umumnya disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri Leptospira sp merupakan golongan bakteri yang biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Bakteri ini mendiami ginjal dan dikeluarkan ketika hewan tersebut buang air kecil, dan menginfeksi tanah atau air. Kontaminasi tersebut dapat bertahan dalam tanah atau air selama berbulan-bulan.
Manusia dapat terinfeksi melalui:
1.      Minum air yang terkontaminasi.  
2.      Melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar dan memiliki luka terbuka di kulit.
3.      Mata, hidung atau mulut melakukan kontak dengan air atau tanah yang tercemar.
4.      Melakukan kontak dengan darah hewan yang terinfeksi (kurang umum). 
Manusia tidak umum terinfeksi Leptospira, akan tetapi umumnya wabah dapat muncul ketika ada banjir. Manusia jarang menginfeksi manusia lain, tetapi mungkin melakukannya selama hubungan seksual atau menyusui.



Gambar 2.1 : Leptospira sp.
Sumber : (http://wikipedia.org.co.id)
2.4. Proses Penularan Penyakit Leptospirosis
Penularan penyakit ini bisa melalui tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. Di Indonesia, penularan paling sering melalui tikus. Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Bisa juga melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi setitik urin tikus yang terinfeksi leptospira, kemudian dimakan dan diminum manusia.
Saat masuk ke ginjal, kuman akan melakukan migrasi ke interstitium, tubulus renal, dan tubular lumen menyebabkan nefritis interstitial dan nekrosis tubular. Ketika berlanjut menjadi gagal ginjal biasanya disebabkan karena kerusakan tubulus, hipovolemia karena dehidrasi dan peningkatan permeabilitas kapiler. Pada gangguan hati, akan tampak nekrosis sentrilobular dengan proliferasi sel Kupffer, yang terjadi karena disfungsi sel-sel hati. Leptospira juga dapat menginvasi otot skletal dan menyebabkan edema (bengkak), vacuolisasi miofibril, dan nekrosis lokal.
Gangguan sirkulasi mikro muskular dan peningkatan permeabilitas kapiler dapat menyebabkan kebocoran cairan dan hipovolemi sirkulasi. Dalam kasus berat akan menyebabkan kerusakan endotelium kapiler. Gangguan paru adalah mekanisme sekunder dari kerusakan pada alveolar and vaskular interstisial yang mengakibatkan hemoptu. Leptospira juga dapat menginvasi cairan humor (humor aqueus) mata yang dapat menetap dalam beberapa bulan, seringkali mengakibatkan uveitus kronis dan berulang.
Meskipun kemungkinan dapat terjadi komplikasi yang berat tetapi lebih sering terjadi self limiting disease dan tidak fatal. Sejauh ini, respon imun siostemik dapat mengeliminasi kuman dari tubuh, tetapi dapat memicu reaksi gejala inflamasi yang dapat mengakibatkan secondary end-organ injury.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Masa inkubasi leptospirosis adalah dua hingga 26 hari. Sekali berada di aliran darah, bakteri ini bisa menyebar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan gangguan khususnya hati dan ginjal.
Penularan tidak langsung terjadi melalui genangan air, sungai, danau, selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan seperti tikus, umumnya terjadi saat banjir. Wabah leptospirosis dapat juga terjadi pada musim kemarau karena sumber air yang sama dipakai oleh manusia dan hewan. Sedangkan untuk penularan secara langsung dapat terjadi pada seorang yang senantiasa kontak dengan hewan (peternak, dokter hewan). Penularan juga dapat terjadi melalui air susu, plasenta, hubungan seksual, pecikan darah manusia penderita leptospira meski kejadian ini jarang ditemukan.
Gambar 2.2 : Proses Penularan Penyakit Leptospirosis
2.5. Pencegahan Penyakit Leptospirosis
Berdasarkan dari sumber yang di peroleh, menurut  Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, selaku Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memberikan saran untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dengan cara menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar kita. Kemudian hindari juga bermain air ketika banjir apalagi jika memiliki luka. Sebaiknya menggunakan pelindung seperti sepatu boot bila terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika mengalami demam.
                       







                       




BAB III
SIMPULAN
·         Penyakit Leptospirosis merupakan suatu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Leptospira sp.
·         Bakteri Leptospira sp merupakan golongan bakteri yang biasanya hidup dalam tubuh tikus, babi, sapi, kambing, kuda, anjing, serangga, burung, landak, kelelawar dan tupai. 
·         Penyakit ini paling sering ditularkan dari hewan ke manusia ketika orang dengan luka terbuka di kulit melakukan kontak dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi air kencing hewan.
·         Penyakit ini ditularkan melalui kencing Tikus, Leptospirosis popular disebut penyakit kencing tikus.
·         Ada dua jenis utama penyakit Lepitospirosis, yaitu :
1.      Leptospirosi ringan
2.      Leptospirosis berat
·         Untuk menghindari bahaya penyakit leptospirosis ini dapat dilakukan dengan cara:
1.      Menghindari tikus yang berkeliaran di sekitar kita.
2.      Menghindari bermain air ketika banjir apalagi jika memiliki luka.
3.      Sebaiknya menggunakan pelindung seperti sepatu boot bila terpaksa ke daerah banjir dan segera berobat jika mengalami demam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar