Senin, 02 Maret 2015

MAKALAH SISTEM SARAF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan, pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah, dan konsentrasi osmotik darah.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:
1)      Untuk mengetahui pengertian sistem saraf
2)      Untuk mengetahui fungsi saraf
3)      Untuk mengetahui struktur sel saraf
4)      Untuk mengetahui klasifikasi neuron
5)      Untuk mengetahui hubungan antar sel saraf
6)      Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls
7)      Untuk mengetahui sistem saraf pusat
8)      Untuk mengetahui gerak refleks
9)      Untuk mengetahui sistem saraf tepi
10)  Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sistem Saraf
Organisasi sistem saraf dapat dilihat dalam gambar 2.1
Otak dan Sumsum Tulang Belakang
Sistem saraf pusat
 



Sistem saraf eferen
Sistem saraf aferen
Sistem
Sistem saraf somatik
Sistem saraf otonom

saraf
tepi
saraf motorik
Sistem saraf parasimpatetik

Sistem saraf simpatetik







Otot rangka   Otot polos, jantung, kelenjar
Organ efektor (tersusun atas otot dan jaringan kelenjar)





Gambar 2.1 Bagan Organisasi Sistem Saraf
(sumber: Sinaga, E. dan Melva Silitonga.2011.Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:
a.       Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b.      Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c.       Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

2.2  Fungsi Sistem Saraf
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
a.       Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera, dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.
b.      Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja serasi sesuai dengan fungsi masing-masing.
c.       Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.

2.3  Struktur Sel Saraf (Neuron)
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
a.       Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
b.      Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
c.       Akson (Neurit)
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Gambar 2.2 Struktur Sel Saraf dan bagian-bagiannya
(sumber:https://www.google.com/search?q=sel+saraf+dan+bagian-bagiannya&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

2.4  Klasifikasi Neuron
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).
a.       Sel Saraf Sensori
Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b.      Sel Saraf Motor
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.
c.       Sel Saraf Intermediet
Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
(a) neuron sensorik,               (b) neuron motorik,             (c) neuron asosiasi
Gambar 2.3 Pembagian Sel Saraf Berdasarkan Struktur dan Fungsinya

2.5  Hubungan Antar Sel Saraf
Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Gambar 2.4 Mekanisme Sinapsis

2.6  Mekanisme Penghantar Impuls
Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan    sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
a.       Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.
b.      Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
Gambar 2.5 Rambatan impuls

2.7  Sistem Saraf Pusat
Organisasi sistem saraf pusat dapat dilihat pada gambar 2.6
Sistem saraf pusat
                                                           
           
Otak

Sumsum tulang belakang
Otak depan
(prosensefalon)


Otak tengah
(mesensefalon)


Otak belakang
(rhombensefalon)


A. Corpora quadrigema
B. Serebral peduncles
A. Pons
B. Medulla
C. Cerebellum
A.Telensefalon:
1. Korteks serebral (massa kelabu)
2. Massa putih   (core)

B. Diensefalon:
1. Thalamus
2. Hipothalamus
 













                       
Gambar 2.6 Bagan organisasi saraf pusat
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak. Perlindungan bagi otak sangat penting sebab otak merupakan organ vital yang mengatur kerja sistem organ yang lain. Otak manusia dapat dibedakan menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata).
A.    Struktur dan Fungsi Otak
Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapisan araknoid, dan lapisan piameter.
Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon, dienchephalaon, dan cerebellum. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:
1.      Otak depan (Prosensefalon)
Otak depan atau prosensefalon terbagi atas telensefalon atau otak besar dan diensefalon.
a.       Telensefalon (Cerebrum)
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar  belahan kiri yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.
Cerebrum memiliki bagian yang terdiri atas korteks serebral dan massa putih atau core, yaitu:
1)      Korteks serebral (Massa kelabu)
Bagian korteks cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung  badan sel saraf. Bagian korteks dibagi menjadi 3 area yaitu, pertama area sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitan dengan ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan.

Korteks serebral mempunyai 4 macam lobus yaitu :
a)      Lobus osipitalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan input visual.
b)      Lobus temporalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan sensasi suara.
c)      Lobus parietalis, berfungsi sebagai pusat kesadaran posisi tubuh, yang mengacu pada propriosepsi.
d)     Lobus frontalis, berfungsi menerima dan memproses input sensori dari permukaan tubuh seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit.
   
Gambar 2.7 Bagian-bagian pada korteks serebral

2)      Massa putih (Core)
Massa putih terdapat dibagian dalam yang berwarna putih yang banyak mengandung dendrit dan neurit. Dibagian dalam substansia putih terdapat bagian substansia kelabu yang disebut basal nuclei. Warna putih ini disebabkan oleh adanya lipid yang menyusun myelin. Berfungsi mentransmisikan sinyal dari satu bagian korteks serebral ke bagian lain atau antara korteks dan bagian lain dari sistem saraf pusat.


b.      Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar  bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah hipotalamus yang  berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi.
1)      Thalamus, berperan sebagai “stasiun relay” dan pusat integrasi sinaptik untuk proses preliminary dari semua input sensori yang menuju ke korteks. Thalamus menyeleksi sinyal-sinyal yang tidak signifikan dan meyalurkan impuls-impuls sensori yang penting ke daerah yang tepat pada korteks somatosensori, dan juga daerah otak yang lain.

 









Gambar 2.8 Thalamus

2)      Hipothalamus, berfungsi meregulasi berbagai fungsi homeostatik. Hipothalamus adalah suatu kumpulan nuclei khusus dari serabut integrasi berbagai fungsi homeostatic yang penting dan berperan sebagai penghubung penting antara sistem saraf otonom dengan sistem endokrin. Secara khusus hipothalamus berfungsi: (1) mengontrol suhu tubuh, (2)mengontrol haus dan pengeluaran urin, (3)mengontrol pengambilan makanan (4)mengontrol sekresi hormon pituitary anterior, (5)menghasilkan hormon-hormon pituitary posterior, (6)mengontrol kontraksi uterus dan pengeluaran ASI, (7)sebagai pusat koordinasi sistem saraf otonom yang utama, yang selanjutnya mempengaruhi semua otot polos, otot jantung dan kelenjar eksokrin, dan (8)berperan dalam emosi dan pola tingkah laku, termasuk kejadian-kejadian psikosomatik.
 










Gambar 2.9 Hipothalamus
c.       Mesencephalon (Otak Tengah)
Mesencephalon merupakan bagian otak yang  terletak di depan cerebellum dan jembatan varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks penyempitan pupil mata dan pendengaran.
d.      Rhombensefalon (Otak belakang)
Rhombensefalon merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi tubuh. Rhombensefalon terdiri atas tiga bagian yaitu pons, medulla dan Cerebellum.
 Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.
e.       Medulla oblongata (Batang Otak)
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkan dengan medulla spinalis, di depan cerebellum. Susunan korteksnya terdiri dari neurit dan dendrit dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari badan sel saraf dengan warna kelabu. Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa.
Gambar 2.10 Struktur Otak

B.     Struktur dan Fungsi Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)
Medulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang  kedua. Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar tampak substansia putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu merupakan substansia kelabu. Substansia putih diorganisasi menjadi traktus-traktus yang merupakan berkas-berkas serabut saraf yang mempunyai fungsi yang sama. Substansia kelabu yang berada di tengah diorganisasi secara fungsional. Ditengah-tengah substansia kelabu terdapat saluran sentral yang berisi cairan serebrospinal. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.
 Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
Fungsi utama sumsum tulang belakang yaitu:
a)      Melayani hubungan informasi antar otak dan tubuh,
b)      Mengintegrasi aktivitas refleks antara input aferen dan output eferen tanpa melibatkan otak (reflek spinal). Sumsum tulang belakang bertanggung jawab mengintegrasikan berbagai refleks dasar.
Gambar 2.11 Sistem Saraf pada Sumsum Tulang Belakang
(sumber: Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3)

2.8  Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati otak.     
Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks kranial (yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini hanya melibatkan sebagian kecil dari otak. Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum tulang belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada gerak refleks di atas melibatkan lengkung refleks spinal.

Perhatikan jalannya impuls pada bagan gerak refleks berikut ini.
Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks.
Gambar 2.12 Gerak Refleks pada Lutut
(sumber: Campbell, Reece, Mitchel. Biologi Jilid 3, hlm. 211)
                                                              
2.9  Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang  menghubungkan semua bagian  tubuh dengan sistem saraf pusat.
A.    Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatik)
Sistem saraf sadar atau saraf somatik merupakan sistem saraf yang  kerjanya berlangsung secara sadar atau diperintah oleh otak. Sistem saraf sadar atau saraf somatik dibedakan menjadi dua yaitu:
1.      Sistem Saraf Pada Otak
Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan menjadi 12 pasang saraf. Saraf cranial kebanyakan merupakan serabut saraf campuran, yaitu campuran antara serabut sensoris dan motoris, namun ada juga yang murni serabut saraf sensoris. Saraf-saraf cranial tersebut adalah:
a.       Saraf cranial I (saraf olfaktori) merupakan serabut murni, membawa impuls dari mukosa olfaktori    yang berhubungan dengan bau.
b.      Saraf cranial II (saraf optic), merupakan serabut sensoris murni , membawa impuls dari retina matanya yang berhubungan dengan penglihatan.
c.       Saraf cranial III (saraf okulomotor), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi otot-otot mata ekstrinsik, yaitu otot obliq interior dan superior, otot rektus inferior dan medial, dan otot levator palpebra pelupuk mata. Serabut parasimpatetik menginervasi otot mata intrinsic, yaitu otot iris dan otot penggantung lensa. Sedangkan serabut sensoris membawa impuls proprioseptif dari otot-otot mata ekstrinsik ke otak.
d.      Saraf cranial IV (saraf troklear), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi dari otot obliq superior , sedangkan serabut motor sensoris menyampaikan impuls proprioseptif dari otot tersebut ke otak.
e.       Saraf cranial V (saraf trigeminal), merupakan serabur saraf campuran. Serabut sensoris utama menyampaikan impuls sensori dari kulit muka dan kulit kepala, mukosa mulut dan hidung, serta permukaan mata. Sedangkan devisi mandibular yang mengandung serabut-serabut motoris menginervasi otot-otot pengunyah dan otot dasar mulut.
f.       Saraf cranial VI (saraf abdusen), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi otot rektus lateral bola mata, sedangkan serabut sensoris menyampaikan impuls-impuls proprioseptif dari otot tersebut ke otak.
g.       Saraf cranial VII (saraf fasial) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi otot-otot muka, sedangkan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar air mata dan kelenjar ludah. Serabut sensoris membawa impuls dari reseptor pengecap bagian anterior lidah.
h.      Saraf cranial VIII (saraf vestibulokoklear) adalah murni sensoris. Cabang vestibular menyampaikan impuls yang berhubungan dengan keseimbangan dari organ vestibular dan kanalis semisirkularis, sedangkan cabang koklear menyampaikan impuls yang berhubungan dengan pendengaran dari koklea.
i.        Saraf cranial IX (saraf gloso-faringeal) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi otot-otot faring, dan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar ludah. Sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari faring, tonsil, lidah, bagian posterior dan reseptor tekanan pada arteri karotid.
j.        Saraf cranial X (saraf vagus) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi faring dan laring, sedangkan serabut parasimpatetik menginervasi jatung dan otot-otot polos organ pencernaan. Serabut sensoris membawa implus dan faring dari laring ke otak.
k.      Saraf cranial XI (saraf asesoris) merupakan serabut saraf motorik yang menginervasi otot leher.
l.        Saraf cranial XII (saraf ipoglosal) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik menginervasi otot-otot lidah , sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari lidah ke otak.

2.      Sistem Saraf Sumsum Spinalis
Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinalis (sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula spinalis.
Jumlah
Medula spinalis daerah
Menuju
8 pasang
Serviks
Kulit kepala, leher dan otot tangan
12 pasang
Punggung
Organ-organ dalam
5 pasang
Lumbal/pinggang
Paha
5 pasang
Sakral/kelangkang
Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang
Koksigeal
Sekitar  tulang  ekor
Tabel 2.1 Sistem saraf medulla spinalis

B.     Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)
Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur
kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.
2.Merangsang kelenjar ludah
3.Memperlambat denyut jantung
4.Menyempitkan bronki paru-paru
5. Merangsang aktivitas lambung dan usus
1.Menyempitkan  pupil mata
10.Meningkatkan ejakulasi dan kontraksi vagina
9.Menghambat pengosongan kandung kemih
8.Merangsang medulla adrenal
7.Merangsang pelepasan glukosa dan hati menghambat kantung empedu
6.Menghambat aktivitas pankreas
6. Merangsang aktivitas pankreas
9. Meningkatkan ereksi genitalia
8. Meningkatkan pengosongan kantung kemih
7. Merangsang kantong empedu
5.Menghambat aktivitas lambung dan usus
4.Merelaksasi bronki paru-paru
3.Mempercepat denyut jantung
2.Menghambat sekresi kelenjar ludah
1.Melebarkan pupil mata
Gambar 2.13 Fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik
2.10 Kelainan-Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:
a)      Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
b)      Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c)      Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.










BAB III
PENUTUP

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur kerja, dan pusat pengendali tanggapan.
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.
Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan    sinapsis.
            Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf antara lain Alzheimer, ataksia, dan amnesia.







DAFTAR PUSTAKA

Bauman, R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory           Textbook. Whittier Publications Inc, United States of America.
Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.
Rae-Dupree, J. and Pat. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley          Publishing Inc., Indiana.
Sinaga, E. dan Melva Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Medan: UNIMED Press


Tidak ada komentar:

Posting Komentar