Rabu, 30 April 2014

NOvel



Taman Cemara begitu lah orang-orang menyebut nama taman indah itu. Taman yang menjadi tempat melepaskan kepenatan aktivitas anak-anak muda di kota Medan. Rerumputan yang indah, deretan pepohonan cemara yang cukup rimbun dan hal itu lah yang menjadikan taman ini ramai dikunjungi. Bunga-bunga yang dibentuk indah menyerupai bentuk hati menambah keindahan suasana taman. Bahkan tak jarang pula ada yang mengajak keluarga untuk bersantai di tepi kolam ikan yang cukup indah. Pemandangan yang cukup indah dan asri untuk dinikmati. Hembusan angin begitu lembut,terasa sejuk memanjakan kulit,dan menyejukkan raga. Senja yang cukup indah untuk dilewatkan seorang diri.  
Hampir semua tempat yang ada di taman cemara disesaki anak-anak muda yang memadu asmara. Ada beberapa pedagang asongan yang lalu lalang menjajakan dagangannya. Di sudut lain di taman cemara tampak seorang gadis yang duduk menyendiri. Gadis tersebut duduk di sudut taman yang cukup jauh dari keramaian. Hembusan angin membelai rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Gadis itu membiarkan alam membelai tubuhnya, gadis itu tampak sibuk dengan kegiatannya. Sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang berada dalam pangkuannya.
“Hari ini aku duduk disini, ditempat ini lagi.Aku masih enggan untuk beranjak dari kursi ini,aku ingin menikmati setiap detik disini. Tapi aku tak ingin disini sendiri seperti ini. Dimana kau saat ini!!! Hampir 5 jam sudah aku menduduki kursi ini. Kursi yang menjadi saksi bisu aku masih menunggu mu,aku masih berharap engkau datang dan memelukku erat seperti yang pernah kita lalui bersama beberapa waktu lalu.Aku sungguh merindukan hal itu kembali dalam kehidupanku,kembali lah Krieshna.Kembali!!!!!”
Tanpa ia sadari air bening mengalir dari kedua sudut matanya dan membasahi wajahnya dan juga buku biru kecil yang selalu dibawanya kemana pun ia pergi.
“Ternyata kau disini Mil,aku sudah mencarimu berjam-jam,ternyata kamu sembunyi disini toh”
Suara itu mengagetkannya dan dengan segera Milky menutupi wajahnya yang telah basah karna air bening yang mengalir dari kedua sudut matanya dan jatuh membasahi pipinya.
“Eh iya Wi, ada apa kau mencariku???” Milky menyahut datar
“Wajahmu sembab, mata mu memerah, kau masih menangis ???”
Dwi mengelus wajah Milky sahabatnya. Dan dengan segera ia menarik sahabatnya kedalam pelukannya.
“Aku masih belum sanggup wi, aku masih belum bisa melepas kepergiannya” Milky terisak dalam pelukan Dwi
“Kamu harus tabah Mil, ada rencana yang indah dibalik semua ini, dimana sahabatku yang aku kenal dulu, mana ceriamu kawan???” Dwi berusaha menghibur sahabatnya yang masih terus terisak,meskipun kedua matanya mulai perih dan menahan tangisnya sekuat tenaga.
“Kenapa dia tega membiarkan ku duduk sendiri disini? Kau tau kan kalau hari ini hari yang paling aku tunggu-tunggu?”
“Mil, seandainya kakak ku tau semua bakalan seperti ini mungkin dia juga takkan pernah mau pergi malam itu. Tapi kau juga harus tau kalau aku lah orang yang paling pantas untuk kau salahkan” Dwi mulai menangis dan memeluk Milky semakin erat. “Mil, aku yang mendukung kakak untuk tetap berangkat ke Serpong,aku tak mengindahkan kata-kata mu,maafkan aku Mil ”
“Sudah lah jangan katakan apa-apa lagi Wi, mungkin sudah takdirnya seperti ini.”
Milky mengelus punggung sahabatnya dan menarik tangan Dwi
“Mau kemana ???” ucap Dwi setengah berlari mengikuti langkah Milky yang jauh lebih cepat darinya.
“Wi,kamu kan adiknya Krieshna, kamu juga sahabat terbaik yang aku miliki, Kamu mau kan ikut bersamaku??”
“Ikut kemana” Dwi yang tak mengerti akan permintaan sahabatnya masih terpaku di depan mobil honda jazz berwarna biru itu.
“Ayo wi ,kita harus segera pergi dari taman ini”
Milky setengah berteriak dari dalam mobil begitu melihat Dwi masih terpaku di luar mobil
“Ayo” Milky melambaikan tangannya memberikan siasat
“Ok”
Di dalam mobil keduanya masih diam. Keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Milky sesekali melirik kearah Dwi sahabatnya yang hanya diam seribu bahasa dan pandangannya dialihkan keluar jendela.
“Wi,ada apa? Kau tak seperti biasa,ada masalah”
Milky membuka suara dan berusaha mencairkan suasana yang ada
“Seharusnya kau yang butuh hiburan,bukan aku Mil”suara dwi melemah bahkan nyaris tak terdengar
“Maksudmu apa wi, aku tak mengerti”
“Ah... sudah, lupakanlah Mil, mobil baru??”
“Bukankah kak Krieshna sudah cerita?”
“Cerita apa?”
Dwi mengernyitkan keningnya, membuat alis tebal nya seolah bersatu. Dwi semakin bingung dan tak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu.
“Tentang mobil ini wi, tentang semua yang ia brikan padaku sebelum dia pergi dari hidupku” Suara Milky kembali melemah,dan dengan sekuat tenaga yang ia miliki ia berusaha menahan air bening yang siap jatuh kapan saja dari kedua sudut matanya.
“Bahkan mama pun mungkin tak pernah tau akan hal itu Mil, kamu kan tau sifat kakakku. Mil, sebenarnya ada yang mengganjal hatiku selama 3 tahun terakhir”.
“3 tahun???” Milky seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar. Milky menutupi kebingungannya dan menatap lurus kearah jalanan yang sudah mulai disesaki kendaraan.
“Ya, 3 tahun terakhir setelah kakakku Krieshna pergi Mil” Suara Dwi mulai terdengar parau dan ia mulai menundukkan kepalanya dengan sigap ia membuka laci yang berada dihadapannya. Saat laci itu terbuka Dwi terperangah dan kembali menitikkan air mata. “Mil,kamu masih menyimpan foto kak Krieshna??” Dwi mengambil foto yang terselip di laci dan memandangnya seolah tak percaya.
“Wi, semua kenangan yang ada antara aku dan kak Krieshna akan selalu tersimpan dan takkan pernah mati. Kenangan itu masih membekas di hatiku. Bahkan sampai detik ini”
“Mil, siapa anak kecil ini?” Dwi menunjuk kearah foto yang ia genggam dan mengernyitkan dahinya
“Itu Rosaline” Milky menjawab singkat dan kembali menerawang jauh kedepan. Tatapannya tak beralih dari jalanan. Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Milky akhirnya memasuki sebuah kawasan perumahan di kota Medan dan berhenti di depan sebuah rumah yang cukup mewah. Setelah membunyikan bel berkali-kali tampak seorang wanita separuh baya membuka pintu dibelakangnya disusul seorang gadis kecil yang cukup cantik
“Mama” gadis kecil itu segera berlari kepelukan Milky
“Mama”Dwi menggumam dan semakin bingung dengan keadaan yang ada dihadapannya. Apa mungkin gadis mungil itu Rosalin? Apa hubungannya dengan Milky? Gadis kecil itu memanggil Milky dengan sebutan Mama. Apa sebenarnya Milky dan Krieshna sudah menikah. Apa selama ini mereka berdua berbohong pada mama dan keluargaku? Pikiran Dwi mulai kacau dan ia mulai menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.
“Hei Wi, ayo masuk jangan melamun didepan pintu ntar kesambet baru tau rasa kamu” Suara Milky memecahkan lamunan yang masih bersarang di kepala Dwi
“Heeh iya iya” Dwi menyahuti sekenanya
“Ma, papa mana??”                                           
Gadis mungil itu kini bergelayut manja di lengan Milky seolah tak ingin pergi dari lengan gadis yang kini sedang menatap nanar keluar jendela
“Sayang,papa udah pergi” Suara Milky mulai melemah dan mengelus rambut gadis mungil itu dengan lembut
“Mil, bisa kamu ceritakan semua ini??” Tatapan Dwi mulai tajam dan mulai tak mengerti dengan semua ini. Berbagai pikiran yang aneh telah bersarang dikepalanya dan bersiap untuk dicetuskan
“Sayang, Rosalin dah makan??” Milky tak menghiraukan pertanyaan dan pandangan tajam gadis yang kini penasaran di hadapannya.
Karna kesal dengan pertanyaan yang tak digubris Milky,Dwi menggeser kursinya dan pergi ke ruang keluarga yang tak jauh dari tempat Milky dan Rosalin duduk. Setelah melihat sekeliling ruangan yang cukup besar itu Milky terperanjat dan terperangah begitu melihat sebuah foto besar yang ada diruangan itu. “Krieshna Fam’s” bingkai foto besar itu tertulis kata-kata itu. Dwi benar-benar bingung dengan semua ini. Apa kak Krieshna melakukan kesalahan dengan Milky. Di tengah-tengah kebingungan yang melanda dirinya,Dwi melihat sebuah foto yang bergambar Krieshna dan Milky yang diletakkan disamping vas bunga. Bukan kah aku yang mengambil gambar ini??? Seolah tak percaya dengan semua yang ada Dwi mencubit lengannya beberapa kali.
“Kamu sadar kok,dan tidak sedang bermimpi” Milky membuyarkan lamunan Dwi. Duduk lah Wi, ada hal yang sudah kami sembunyikan selama ini.”
“Apa?? Jangan pernah katakan Rosalin anak kalian.Anak mu dan kakakku!!!” Dwi mulai menggertakkan kedua rahangnya dan bersiap dengan sejuta kemungkinan yang masih ia terka-terka
“Wi, aku dan Krieshna bahkan belum menikah, dan kau tau akan hal itu kan” Milky menatap tajam kearah sahabatnya yang mulai gusar dengan semua keadaan yang ada dihadapannya.
“Katakan lah apapun yang ingin kau katakan sebelum aku pergi!!!!” Wajah Dwi mulai memerah karna menahan amarahnya
“Bi...”
“Iya non...” Wanita separuh baya itu datang dengan tergopoh-gopoh dan membawakan nampan yang berisi dua gelas minuman. Wanita itu Bi Sum. Wanita yang selalu setia menjaga rumah yang dihuni Rosalin dan seisinya. “Ini non silahkan diminum tehnya” sembari meletakkan dua gelas teh yang berisi minuman.
“Bi, tolong bawa Rosalin naik keatas, ada hal yang harus kami bicarakan” Milky memberi perintah pada Bi Sum dan dengan segera wanita tua itu berjalan naik keatas dan menggandeng gadis mungil yang bergelayut manja di lengannya.
“Wi,aku tau ini berat untuk mu ,namun semua ini jauh lebih berat untukku, aku ingin kau mengerti semua keadaan saat ini, tapi ada baiknya kau bertanya langsung pada Arya”
“Apa kak Arya?” Dwi terperanjat seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar
“Ya, Arya” Milky menjawab datar dan menyerahkan ponselnya ke tangan Dwi
Tanpa menunggu perintah selanjutnya, Dwi mencari kontak Arya dan menekan tombol dialling, setelah menunggu beberapa menit akhirnya terdengar suara seseorang diseberang sana menyahut
“Ya Mil, ada apa dek?”
“Ini aku Dwi, bukan Milky”
“Ada apa Wi?”
“Tolong datang ke rumah Milky segera!!” Dwi mulai ketus
Selama beberapa jam Milky dan Dwi hanya duduk terdiam. Keduanya tampak sibuk dengan pikiran masing-masing. Milky hanya diam dan bergegas menaiki anak tangga tanpa menghiraukan Dwi yang berada di ruang keluarga tersebut. Dwi yang bingung semakin bingung dengan semua keadaan yang kini membentang dihadapannya. Kembali Dwi melihat bingkai foto yang terletak diatas meja belajar itu. Dwi berjalan gontai kearah meja,dan dengan perlahan diraihnya foto itu dan menariknya kedalam dekapnya.
“Kak,mengapa semua ini begitu cepat, aku bingung dengan semua ini kak... Sebenarnya apa yang telah terjadi kak??? Rumah ini, mobil, bahkan Rosalin, mengapa begitu tertutup kak, mengapa kau pergi tanpa memberitahukan ku semua ini kak... Sekarang apa lagi yang ingin kau tunjukkan padaku??? Dwi menggumam dan tanpa ia sadari air matanya telah jatuh membasahi foto yang kini dihadapannya. Pria dalam Foto itu tersenyum dengan sangat manis. Pria itu Krieshna,kakak Dwi. “Kau mungkin bahagia disana Krieshna tapi bagaimana denganku dan mama??? Kau brengsek Krieshna!!!” Dwi tak menyadari bahwa teriakannya justru membuat Rosalin terbangun dan menghampirinya
“Tante, jangan marah sama papa Rosa” gadis mungil itu memeluk erat kaki Dwi dan menangis sejadi-jadinya
Dwi tak luluh sedikitpun melihat gadis mungil itu meraung-raung di kakinya. Yang ia tau saat ini gadis mungil yang berada dikakinya adalah anak Krieshna dan Milky. Dwi malah semakin membencinya dan berulang kali berusaha melepaskan anak mungil itu menjauh dari kakinya.
“Pergi lah Rosalin” Dwi mulai menghentak-hentakkan kakinya berusaha agar Rosalin terlepas dari kakinya
Mendengar kegaduhan yang terjadi, Milky bergegas turun dan melihat betapa bencinya Dwi terhadap Rosalin. Tatapan Dwi bagaikan mata pisau yang siap menancap kapan saja.
“Rosa... sini sayang” Milky melihat dengan jelas tatapan kebencian dari Dwi terhadap Rosa
“Ya, bawa anak ini menjauh dariku!!!” Teriak Dwi dengan tatapan kebencian
Milky menenangkan Rosalin yang masih menangis. Sementara Dwi masih tak bergeming dan tetap memandang keluar jendela. Milky memeluk Rosalin dengan penuh kesabaran.Rosalin terus menangis dan berlari keluar.
“Rosa” Milky berteriak memanggil Rosa
“Pergi lah kejar anak haram mu itu Mil,” suara Dwi terdengar tajam
“Tolong wi, jangan pernah katakan itu!!! Rosalin bukan anak haram” Milky mulai habis pikir dengan ucapan Dwi yang tak terkontrol
“Apa yang kalian ributkan??”
Suara Arya mengagetkan keduanya. Kedua gadis itu melihat kearah Arya dan Rosalin telah berada dalam pelukannya.
“Apa-apaan ini???????” Dwi semakin jengkel. “Rasanya kepalaku akan mendidih melihat ini semua. Kak Arya apa yang sebenarnya terjadi?”
“Tenangkan pikiranmu terlebih dulu, suatu masalah akan semakin parah kalau tidak diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan kepala panas seperti sifat mu itu!” Arya berusaha memberikan penjelasan,berharap Dwi mau menenangkan pikirannya yang serba kalut.
Melihat keadaan Dwi yang kalut, Milky segera berdiri dan duduk di dekat jendela yang menghadap keluar. Milky tampak tenang,dan tak berniat mengeluarkan sepatah kata pun. Ruangan itu sunyi. Tak ada suara yang terdengar sama sekali. Ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing. Rosalin tak sedikit pun bergerak dari dekapan Arya.
“Oom” Rosalin  bergidik ketakutan setiap kali melirik Dwi
Mengetahui gerakan yang ditunjukkan Rosalin, Arya semakin mengerti akan keadaan yang tercipta diantara mereka.
“Dwi” Arya angkat bicara dan tentu saja hal itu membuat Dwi mengalihkan pandangannya ke tempat lain dan secara tak sengaja Dwi melihat Milky yang terus berurai air mata. Hati Dwi perih melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dwi tak kuasa menahan air bening itu mengalir, Dwi merasa terlalu kasar pada Milky sahabatnya. “Ah.. Seandainya Kak krieshna masih ada pasti mereka sudah menikah,dan Milky memang layak menjadi kakak ipar untukku, tapi apa yang aku lakukan padanya? Aku bukan sahabat yang baik untukmu Mil, Aku yakin ada alasan untuk semua ini, ada alasan yang membuatmu menutupi semua ini Mil” Dwi seolah mengalami perang batin.
“Dwi.. Kamu masih disini kan?” Arya mulai menggoyang-goyangkan bahu Dwi
“Ya, aku masih disini kak” Dwi mengelus pipinya yang berurai air mata. Dan segera mengalihkan pandangannya pada Arya.
“Dwi, kak Arya ngerti apa yang saat ini menjadi beban pikiran kamu. Kakak juga mengerti kalau saat ini pasti banyak hal aneh yang kamu pikirin tentang semua ini. 3 tahun sudah berlalu dengan sangat cepat bukan? Namun bagi tante,kamu,Milky,Rosalin dan semua orang yang pernah mengenal Krieshna 3 tahun itu bukan lah waktu yang singkat. 3 tahun itu terasa seperti 1 bulan. Terutama mungkin bagi wanita itu.” Arya menunjuk Milky dengan telunjuknya.“Kamu bahkan tak pernah memandang foto kakakmu sebelum menutup malam dan sebelum membuka pagi, tapi coba lihat gadis itu. Gadis itu memulai semua kegiatannya setelah memandang foto-foto ini.Wi, setelah kakak mu berhasil menjadi seorang kontraktor, kamu pun tau sendirikan bahwa Milky lah orang pertama yang ia britahu, dan rumah ini dibelinya setelah berhasil menuntaskan proyek keduanya, begitu juga mobil Honda jazz Biru yang Milky kendarai. Semua itu atas nama Milky. Krieshna seakan tau bahwa ia akan segera pergi meninggalkan Milky untuk selamanya. Krieshna bertanggungjawab penuh untuk Rosaline,Milky,dan juga kamu adiknya sendiri.Krieshna mempersiapkan segalanya yang kelak dibutuhkan Milky saat  Krieshna tak ada disisinya. Krieshna selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu dan untuk semua orang yang ia sayangi.Sepahit apapun hal yang ia alami bahkan tak pernah ada yang mengetahuinya.Sampai kecelakaan mobil itu merenggut nyawanya,bahkan ia tak menunjukkan rasa sakit yang dirasakannya. Dia mencoba tetap tersenyum meskipun ia terluka parah bahkan saat terakhirnya ia masih sanggup memberimu lelucon kan Wi?.  Wi,ada beberapa hal yang tak pernah kamu ketahui tentang kakakmu Krieshna, namun percayalah sebenarnya bukan berarti dia tak menyayangmu sebagai adiknya. Hari rabu,11 April 2009 yang lalu Krieshna pergi untuk selamanya dari hidup kita kan? Tapi bagi Milky Krieshnanya masih ada disisinya. Gadis itu meraung-raung hampir setiap malam. Menangis setiap kali melihat foto-foto ini, dan ia selalu berusaha meyakinkan hatinya kalau Krieshnanya masih ada untuknya. Suka duka mereka lalui bersama, bahkan seakan tak mungkin baginya membunuh semua bayang-bayang Krieshna.” Arya mengusap air mata yang jatuh membelai wajahnya. Arya mengulas satu per satu bayangan kebersamaannya dan Krieshna. Arya mengeluarkan selembar kertas yang sudah usang dari saku dompetnya. Arya menyerahkan surat itu ke tangan Dwi.
Teruntuk mu Dwi adikku sayang,
Dwi, aku mungkin bukan lah kakak yang terbaik untukmu. Aku tak pernah membuat mu tersenyum, bahkan aku selalu membuat mu kesal dan marah. Dwi, entah mengapa aku tak ingin jauh darimu hari ini, tapi mungkin hari ini adalah hari tersibuk yang kau alami selama kuliah ya dik? Meskipun engkau sibuk jangan sampai lupa makan dan tetap jaga kesehatan ya adikku. Kau adalah adik terindah yang Tuhan brikan untukku. Dwi, kakak ingin sekali bercerita langsung padamu. Cerita panjang lebar seperti yang biasa kita lakukan sewaktu kecil dulu, namun kakak juga ngerti kamu sibuk dengan sekolah mu. Kakak bangga deh punya adik seperti kamu. Kamu selalu jadi bintang dikelas, meskipun  harus saingan dengan Milky, namun kakak bangga dengan sikap mu yang pantang menyerah. Kamu cantik adikku sayang, hehehe.. Ini kan pujian yang selalu ingin terdengar oleh mu. Iya kamu memang cantik kok adikku sayang, pantesan slama ini Arya sahabat karibku menyimpan rasa untukmu. Oh ya, ada sesuatu yang harus kau tau wi, Arya menemukan anak kecil yang menangis di tengah jalan sewaktu kami pulang dari kantor. Kami membawa gadis mungil itu masuk ke mobil,saat aku memeluknya,tubuh gadis kecil itu bergetar,aku dan Arya memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit pirngadi. Aku ingin cerita padamu namun tampaknya kau begitu sibuk dan terlalu lelah, dan ku putuskan untuk memberi tahu Milky. Milky menyukai gadis mungil itu, begitu pun gadis kecil itu. Milky ingin aku mengangkatnya menjadi anakku. Kau bahkan tau kan, hati ku sakit kalau melihatnya murung apalagi harus melihatnya menangis. Aku tak kuasa menolak permintaan Milky. Aku dan Milky memanggilnya Rosaline. Dia anak ku mulai saat itu,dan anak Milky juga tentunya. Aku sangat berharap adikku ini besedia menerima permintaan maaf dari kakak yang tak pernah meminta saran dari adiknya.Kakak mengerti perasaanmu de, kakak juga mohon tolong trima Rosalin sebagai keponakan mu ya. Dan tolong jaga Milky dan Rosaline untukku. Ada sedikit tabungan ku untuk mu. Minta lah pada Milky, aku telah mempersiapkan semua untuk mu sayang, aku tak tau entah apa yang membuatku ingin menulis surat ini padamu, tapi yang ku rasa kini sangat meyakinkan ku untuk menulis ini untukmu.Dwi,hampir lupa deh ngucapin makasih banget ya adikku sayang. Makasih untuk mengenalkan ku dengan Milky sahabatmu.Kumohon jangan pernah biarkan air mata jatuh diwajahnya.Oh ya, jangan lupa untuk  terus memberi semangat hidup untuk Milky ku ya adikku sayang, aku tau dia pasti akan terluka bahkan sangat terluka. Jaga mama juga ya dik, tolong berjuang untuk gelar sarjana mu ya adikku yang cantik. Ku mohon maafkan aku kakakmu ini.Sayang untuk mu takkan pernah habis.
Krieshna.
Dwi bergetar membaca surat itu. Ia tak kuasa membendung air bening dari kedua sudut matanya. Dwi menangis histeris. Kembali terngiang kata-katanya pada Milky yang mengatakan bahwa Rosalin anak haram. Sementara di dekat jendela,gadis itu terus menerawang jauh kedepan. Suasana menjadi hening dan sepi.
“Mas Arya, apa kabar?” Suara Bi Sum memecah keheningan yang ada.
“Baik” Arya menjawab datar. Tatapannya tertuju pada Milky yang masih terus duduk di depan jendela.
“Non, mau makan malam dirumah atau diluar? ”
“Di rumah aja Bi” Arya menjawab cepat tanpa meminta persetujuan Milky terlebih dulu
“Iya mas”
Setelah bi sum pergi ke dapur, Arya mendekati Dwi dan menariknya ke dalam dekapannya, Arya mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Tatapannya tetap masih tertuju pada Milky yang tampaknya masih enggan beranjak dari Kursinya.
“Wi, pergi lah rangkul dia, dia tak tau harus berkata apa saat ini, aku lah yang pantas kau benci karna aku yang menutupi semua ini darimu dan keluargamu. Gadis itu tak bersalah sedikit pun, dia hanya ingin menjaga peninggalan Krieshna tanpa ingin kehilangan sedikit pun, itu lah sebabnya kenapa ia memilih tinggal disini. Coba lihat sekelilingmu, bahkan hampir semua sudut ruangan ini dipenuhi foto Krieshna, gadis itu masih berharap suatu saat nanti kakak mu datang untuknya lagi, mengerti lah akan perasaan gadis itu, sahabatmu Dwi. Wi, lihat bagaimana ia merawat Rosa sendirian, ia tak pernah sekalipun menunjukkan kesedihannya padamu kan? Rosa ia anggap sebagai peninggalan Krieshna yang paling berharga, kakak mu Krieshna juga sangat mencintai Rosa, sama seperti ia mencintai Milky”.
Dwi menatap Arya lekat-lekat, ia melepaskan rangkulannya dari Arya. Dwi berlari kearah Milky. Dwi memeluk Milky yang masih tetap duduk di sudut jendela kaca.  
“Mil, maafkan aku” Dwi terisak dan semakin mempererat pelukannya.
“Sudah lah, jangan minta maaf wi, aku juga merasa bersalah untuk semua ini, kita masih sahabatan kan wi?”
“Bahkan lebih dari itu Mil, aku ingin kau menjadi kakak buatku”
Keduanya berpelukan dan Arya yang melihat hal itu hanya terdiam dan tanpa ia sadari, matanya memanas dan ikut meneteskan air mata kebahagiaan.  Dwi melirik Arya yang terus menatap mereka. Arya masih diam terpaku ditempatnya. Arya tersenyum begitu menyadari Dwi yang terus memperhatikannya. Arya menghampiri Rosaline yang sejak tadi menyaksikan semuanya. Rosaline duduk di sofa panjang yang cukup empuk.
“Hai anak manis, sini sama om” Arya menatap Rosalin dan membentangkan kedua tangannya untuk Rosalin. Rosalin langsung menghambur kedalam pelukan Arya.
“Mama.. Rosalin laper nih...”Arya mengedipkan matanya dan memegang perutnya yang mulai keroncongan. Tingkah Arya sontak membuat Milky dan Dwi tersenyum. Milky menarik tangan Dwi ke ruang makan dan disusul Arya yang masih terus membawa Rosalin dalam lengannya.
“Duduk disini ya sayang” Arya mendudukkan Rosalin di kursi makan disebelahnya
“Bi.. masak apa hari ini?” Arya membuka pembicaraan dengan bi sum
“Makanan kesukaan Non Milky Mas” Bi sum menyahuti Arya tanpa menoleh sedikit pun pada Arya. Bi sum mempersiapkan seluruh hidangan di meja kemudian mengambil kursi disebelah Milky.
“Mari makan” Arya membuka pembicaraan di meja makan
“Besok hari pertama kuliah untuk semester 6 kan, pada masuk jam berapa?” Arya melirik Milky dan Dwi bergantian
“Aku sih besok belom masuk kak, Mil kamu masuk jam berapa?”
“Jam 8” Jawab Milky datar
 “Ehm kalau gitu besok siang kita makan di luar pada bisa gak?” Arya memberi saran dengan mulut yang masih penuh dengan nasi
“Setuju”Dwi mengangkat jari telunjuknya seperti anak SD
“Udah lu makan dulu tuh nasi Wi, baru ntar angkat tangan kalau udah ada pertanyaan dari dosen Arya” Milky tersenyum simpul saat menatap Dwi yang juga tersenyum
Setelah selesai memenuhi kebutuhan perut masing-masing ketiganya duduk santai di ruang tamu. Arya terlihat mengeluarkan semua isi tasnya dan merogoh-rogoh setiap kantung yang ada dalam tasnya.
“Nyari apaan sih kak? ” Dwi yang kebingungan melihat tingkah Arya yang seolaha mencari sesuatu yang hilang
“Ini nih ada surat yang hilang” Arya menyahut tanpa menoleh kearah Dwi. Arya yang kebingungan mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sedikit pun
“Kutuan apa ketombean sih lu kak? Garuk-garuk kayak monkey” Dwi tertawa terbahak-bahak.
“Bukan Monkey Wi, tapi induknya Monkey...” Sambung Milky
“Sialan lu pada ya de, awas aja kalian berdua. Mil, bawa Rosaline ke kamar gih.. Kasihan tuh dah ngantuk banget kayaknya. Habis nonton sinetron yang live tadi antara mamanya dan tantenya ” Arya mengembangkan senyum di wajahnya sembari menunjuk kearah Rosalin
“Iya bentar ya kak, wi” Milky membawa Rosalin naik ke atas. Milky merangkul Rosalin begitu juga Rosa yang merasa nyaman dalam dekapan mamanya.Milky juga tak lupa  membacakan dongeng untuk Rosalin. Hal itu yang selalu Milky dan Krieshna lakukan setiap malam sebelum Rosalin jatuh ke dalam mimpi indahnya. Sementara di bawah Arya dan Dwi sibuk menyusun suatu rencana.
“Kamu yakin wi? Tapi pria mana? ” Arya tampak berpikir keras dan mengernyitkan dahinya dan membuat kedua alisnya seolah bersatu dan membentang indah
“Pasti ada yang terbaik kak untuk Milky.Aku yakin itu” Dwi antusias mengangkat telunjuknya
“Besok kita ketemu di fountain ya jam 1 siang. Soalnya kakak besok ada acara dikampusnya Milky.”
“Iya kak... By the way kakak kok belum pulang?”
“Ini juga mau pulang tapi tunggu Milky turun dulu, nah kamu sendiri kok belom mau pulang? Mau nginep disini?”
“Ya pulangnya juga tunggu  Milky turun kak”
“Pulang barengan kakak aja mau gak?”
“Boleh aja kak” Dwi mengulum senyum di bibirnya yang dibalas dengan senyum juga dari Arya. Dwi menatap pria dihadapannya.Sikap Arya yang dingin membuatnya semakin mengingatkan masa-masa kecilnya dengan Krieshna
“Lagi ngeliatin ya? Awas ntar jadi Falling in Love loh wi?” Arya menahan tawa ketika menyadari Dwi memandangnya lekat-lekat seolah tak ada yang ingin ia lihat dari sekelilingnya.
“Kalau jatuh cinta lantas kenapa? Ada yang salah gitu kak?” Dwi semakin berani menatap Arya.
“Gak ada yang salah sih Wi, toh itu hak setiap insan. Mencintai dan dicintai itu hal yang wajar.”Arya menatap Dwi. Arya begitu menyukai Dwi namun sejak dulu ia tak pernah mengungkapkan perasaannya.
“Hem” Milky pura-pura batuk begitu melihat Arya dan Dwi senyum-senyum
Keduanya kaget namun masih terlihat jelas ada semburat merah di wajah keduanya, dan Milky melihat hal itu.
“Wi, kamu mau bermalam disini?” Milky mulai menuruni setiap anak tangga sembari tersenyum.
“Oh gak Mil, ntar mama nyariin lagi.. Kan kasihan kalau nyariin” Dwi yang masih terpaku di sebelah Arya segera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya
“Kakak juga mau pamitan ya Mil” Arya segera mengalihkan pandangannya dan tangannya menyambar tas yang selalu dibawanya kemana pun ia pergi
“Oh iya kak, makasih banget loh” Milky menyahuti Arya sekenanya, pandangannya tetap tak beralih dari Dwi sahabatnya yang kini menutupi wajah dengan tangannya
“Sama-sama loh Mil, ayo de pulang”
Arya menarik tangan Dwi dan menggenggamnya erat
“ Cie cie ada yang lagi kasmaran toh ternyata,Pantesan dari tadi ada yang merah”. Milky terus menggoda Dwi sahabatnya,yang dari dulu memang menyimpan perasaan terhadap Arya
“Apaan sih Mil” Dwi tak mampu menutupi wajahnya yang memerah, Dwi memukul lengan Milky.
“Hati-hati ya kak, jagain Dwi ya.. ”
“Beres de, Dwi dipastikan sampai dengan selamat Nyonya”
“Gaya udah kayak Bodyguard aja” Milky tersenyum sembari mengantarkan keduanya ke gerbang dan menatapi kepergian mereka sampai tak tertlihat lagi.
Setelah kepergian kedua sahabatnya Milky memasuki ruang keluarga yang selalu menjadi tempatnya untuk menyendiri. Milky menuju meja kerja yang ada di tengah ruangan tersebut. Milky menyentuhkan jari-jari lentiknya di meja itu. Milky membuka laci paling bawah dari Meja itu dan mengeluarkan foto seorang pria yang berkacamata. Pria dalam foto itu tersenyum padanya. Perlahan Milky membelai foto itu. Setiap kali melihat foto itu, Milky selalu menangis
“Kriesh, hari ini Dwi menerima Rosalin menjadi keponakannya. 1 minggu lagi Rosa berusia 3 tahun. Kriesh, seandainya kamu masih ada disini kamu bakalan tersenyum melihat Arya dan Dwi bergandengan mesra. Aku harus apalagi setelah ini Kriesh? Aku selalu bingung melakukuan semua ini sendiri Kriesh?”. Milky menggumam lirih
Milky seolah sedang berbicara dengan seseorang setiap kali ia memandang foto itu. Milky selalu membersihkan ruangan ini setiap harinya.Bi Sum bahkan tak pernah membersihkan ruangan ini. Semua foto yang ada di dinding ruangan itu seolah menghidupkan jiwanya. Bagi Milky hari-harinya akan kacau jika ia tak menyempatkan memandang foto-foto yang ada di dinding itu. Milky sering ketiduran di ruangan itu.
“Kriesh, sebentar lagi Milky bakalan wisuda, seandainya kamu masih ada disini sayang” Milky bergumam lirih dan mengecup foto itu. Tanpa ia sadari air bening yang selalu bersemanyam di kedua sudut matanya pun jatuh. Milky menerawang jauh, memejamkan kedua matanya.
“I Love U Milky”
Milky mendengar suara lembut itu dan ia menoleh kebelakang. Tapi Milky tak melihat siapa pun. Namun suara tersebut sangat jelas. Suara tersebut sangat dekat membelai telinganya. Milky mengulum senyum begitu menyadari hal itu.
“Love u too” Milky membalas dengan lembut pula sembari menorehkan senyum terindah yang ia miliki.
Milky tersenyum bahagia. Bahkan itu senyum terindah yang tak pernah terlihat setelah 3 tahun terakhir ini. Milky merebahkan dirinya di sofa empuk yang ada di dekat meja kerja di ruangan tersebut. Milky senyum-senyum sendiri setiap kali mengingat semua kenangan yang pernah ia lalui dengan Krieshna. Namun ketika bayang-bayang Krieshna yang terluka hadir mengisi ingatannya,senyum yang pernah mengembang di wajahnya akan sirna.
“Kriesh, apa aku berhak bahagia?” Milky menatap nanar ke arah jalanan mulai dipadati kendaraan yang senantiasa menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Setiap kali mencoba membuang semua kenangan tentang Krieshna,setiap kali pula ia harus menahan kepedihan yang teramat sangat.
“Bantu aku melupakan semua ini Kriesh, bantu aku menerima kenyataan pahit ini. Jangan biarkan aku terus seperti ini”.
Setelah berkata demikian, Milky mulai memejamkan mata. Saat hendak memejamkan mata, Milky teringat akan akun facebooknya yang sudah lama tak pernah ia update. Milky mencari ponsel yang selalu menemani hari-harinya. Setelah menemukan ponselnya, Milky segera mengakses akun facebooknya. Banyak pesan yang ia terima. Milky selalu mengacuhkan semua pesan yang ia peroleh. Tanpa pernah berpikir untuk membuka semua pesan yang ia terima bahkan akun facebook hanya dijadikan tempat menuangkan isi perasaannya.Milky mengetik kata-kata dengan cekatan.
“Andai diriku Doraemon yang punya Mesin Waktu, takkan ku biarkan hari itu merenggutmu dari sisiku. Andai aku bisa menghentikan langkahmu. Mungkin kini aku tak separah ini. Aku bahkan tak bisa membuat bayang-bayang mu pergi dari ingatanku. Bantu aku menghapusmu dari ingatanku. Bantu aku untuk pergi melangkah jauh dari masa itu dan berjalan ke masa ini.Bantu aku untuk pergi menjauh dari kisah itu. Kumohon”.
Jari-jari Milky dengan cekatan menuangkan isi hatinya lewat akun facebooknya. Setelah mengupdate isi hatinya lewat akun facebook,Milky menahan air bening mengalir dari kedua sudut matanya.Milky hendak log out akun facebooknya. Namun niatnya ingin keluar dari akun tersebut tertahan setelah menerima pesan dari seseorang yang tak pernah ia kenal sebelumnya.
“Jangan biarkan masa lalu membuatmu membusuk dan menutup hati dengan orang lain yang mungkin bisa mengisi hari-harimu. Masa lalu bukan untuk disesali maupun disimpan,tapi masa lalu itu guru yang cukup baik untuk melangkah menuju yang jauh lebih baik lagi di masa yang akan datang. Masa lalu akan tetap tinggal di belakang, masa sekarang yang harus dijalani dan masa depan yang harus disongsong demi kehidupanmu kelak. Mesin waktu bahkan tak pernah ada di dunia ini.Berhentilah melukai dirimu sendiri. Tatap jendela dunia yang kini membentang luas dihadapanmu”.
Milky terbelalak membaca isi pesan yang disampaikan si pengirim pesan. Milky tak pernah mendapat kata-kata itu selama ini. Kekagetannya belum hilang, si pengirim pesan mengirimnya sebuah pesan lagi.
“Bukan mau ikut campur dengan kehidupanmu, aku hanya sedih membaca statusnya kamu”
“Makasih untuk nasihatya” Milky hanya membalas pesan si pengirim dengan singkat
“Iya sama-sama, toh sebagai makhluk sosial dah seharusnya seperti itu kan? Saling memperhatikan sesama”
“Makasih banget ya dah mau ngingetin”
“Iya sama-sama Milky Krieshna”.
“Dari mana kamu mengetahui namaku?” Milky kaget bukan kepalang saat seseorang diseberang sana menyebut namanya
“Bukannya nama akun kamu Milky Krieshna?”
“Maaf lupa, by the way nama kamu siapa?” Milky tersenyum saat sadar bahwa nama akunnya Milky Krieshna.
“Saya Jo. Oh ya Milky sekarang sudah larut malam,kamu kok belum tidur?”
“Masih belum ngantuk aja Jo,kamu sendiri?”
“Saya juga sama Mil, Oh ya Mil kamu punya kenangan yang gak enak banget yah?”
“Iya bisa dibilang gitu sih Jo. Pernah kehilangan orang yang disayang gak Jo?”
“Sering Mil,bahkan terlalu sering ngerasainnya. Nah, karna aku ngerti gimana sakitnya, makanya aku gak mau kamu terlalu larut dalam masa lalu. Masa lalu itu gakkan pernah balik lagi loh Mil.”
“Iya bener juga sih Jo”
“Mil, kenangan masa lalu itu akan selalu membekas dan mungkin sampai kapanpun takkan pernah bisa terlupakan. Namun ada saatnya untuk bangkit dan berjalan melangkah lebih jauh. Karna roda waktu juga masih terus berjalan dan di depan sana ada harapan yang indah menunggu kita,kenapa kita harus melihat kebelakang terus? Bener gak?”
“Ya bener kok Jo, tapi gimana caranya melupakan masa lalu itu Jo? ”
“Mil,Jo gak pernah nyuruh Milky melupakan karna sampai kapan pun pasti akan selalu membekas dan mungkin juga takkan terganti. Milky,cuma harus lebih membuka diri untuk hal-hal yang baru, jangan menutup diri. Jo ngerasa Milky terlalu menutup diri untuk hal-hal yang ada disekitar Milky sehingga Milky sering merasa seorang diri terus.”
“Jo, makasih banget untuk waktu dan nasihat kamu. Milky seneng banget”.
“Ya itu hal yang biasa Mil, bukan kah seharusnya begitu? By the way Milky tinggal dimana?”
“Milky tinggal di Medan, kalau Jo sendiri dimana?”
“Saya tinggal di Bandung Mil, jauh banget ya Mil?”
“Hehe iya cukup jauh Jo, tapi nasihat kamu tuh udah lebih dekat daripada orang yang ada di dekatku saat ini Jo. Makasih banget loh Jo”
“Jangan sering bilang makasih terus loh,ini tuh gak ada apa-apanya Mil. Oh ya Mil, kamu tidur gih, dah larut malam nih”
“Kamu sendiri kenapa belum tidur?”
“Mata belum minta masuk dunia mimpi Mil”
“Oh ya Jo, kapan mau ceritain tentang kehilangan kamu?”
“Ada waktunya Mil, sekarang kamu tidur dulu ya, besok aku ceritain deh”
“Iya deh Jo, makasih banget pokoknya”
“Jangan terlalu sering bilang makasih loh Mil. Aku janji besok bakalan aku ceritain semuanya, kamu perlu tau cara mengobati luka mu sendiri”
“Oke deh Jo, beneran ya?”
“Iya Milky.Selamat malam Milky, mimpi indah ya”
Milky tak membalas pesan yang dikirim  Jo pria yang baru saja berkenalan dengannya. Pria yang  juga memberikan motivasi baru untuknya. Milky merasa kantuk mulai menyerangnya, dan tanpa melog out kan facebooknya terlebih dulu, Milky pun akhirnya memejamkan mata. Namun ada yang berbeda dengannya. Milky mengulum senyum yang cukup indah. Entah apa yang membuatnya tersenyum. Milky mulai jatuh kedalam dunianya. Dunia mimpi yang membawanya ke tempat terindah yang tak pernah ia temui sebelumnya. Milky tertidur dengan sangat pulas.