Kamis, 19 Februari 2015

Biografi Ilmuwan Biologi

BIOGRAFI
Adolf Mayer  (1843-1942)              
Nama                   : Adolf Mayer
T.T.Lahir             : Oldenburg, Jerman  , 9  April  1843
Meninggal           : Heidelberg, Jerman, 25 Desember 1942 (umur 99)
Kebangsaan         :Negara Jerman
 Sebagai               :Bapak Fields Botani dan  Virologi
Pendidikan           :  Institusi Universitas Halle-Wittenberg
                               Universitas Heidelberg
                               Wageningen University and Research Centre
                               Institut Teknologi Karlsruhe
                               Universitas Heidelberg
Penemu                 : virus mosaik tembakau
Pengaruh               : Julius Kühn
Dipengaruhi          : Dmitri Ivanovsky, Martinus Beijerinck
Peranan Dalam Bidang Biologi:
·         Penemuan virus mosaik tembakau
·         Penemu  virus pada umumnya.
·         penemuan virus dan menyebabkan dasar bidang virologi

Virus mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae) lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.

Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.

Sumber :
www://penemu_penemuan.co/id


Biografi Georges Cuvier - Ahli Biologi Penentang Teori Evolusi
Georges Leopold Cuvier lahir tanggal 23 Agustus 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama Kristen Lutheran yang sangat taat. Abangnya meninggal tak lama sesudah dia lahir. Georges mula-mula dididik di rumah oleh ibunya. Minatnya terhadap zoologi dan botani telah tampak sejak dini. Pendidikan dasar ditempuhnya di Montbeliard.
Dari tahun 1784 sampai 1788 dia melanjutkan pendidikannya di Akademi Caroline di Stuttgart, sekolah yang didirikan oleh Bangsawan Wurttemberg untuk mendidik anak-anak muda yang kelak mengisi jabatan administratif dalam pemerintahan. Ia antara lain mempelajari zoologi dan botani. Karena tidak ada lowongan administratif di jawatan sang bangsawan ketika Cuvier lulus, dia pergi ke Prancis dan menjadi tutor dalam sebuah keluarga bangsawan beragama Protestan di Normandi. Kemudian dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di sebuah kota kecil. Selama tujuh tahun di Normandi, Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk mempelajari tanaman dan hewan lokal, terutama hewan invertebrata di sepanjang pesisir.
Tahun 1795, Cuvier bertemu dengan A.H. Tessier, seorang ahli pertanian. Tessier mengakui kemampuan Cuvier dan mengusulkan dia menjadi asisten guru besar dalam bidang anatomi perbandingan di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris. Anatomi perbandingan meliputi kajian bagian-bagian badan hewan dan manusia serta fungsinya, persamaan dan perbedaannya. Sumbangan ilmiah besar yang diberikan Cuvier adalah bahwa dia "telah memantapkan ilmu anatomi perbandingan dan paleontologi." (Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil hewan, manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan sumbangan berarti untuk proses penggolongan hewan dan tumbuhan.
Selama masa awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, dia bekerja sama dengan Profesor Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier mengenai dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan Geoffroy dan pakar biologi Prancis lain yang terkenal, Jean-Baptiste de Lamarck.
Cuvier "beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan, membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian. Setiap spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh Alkitab, meskipun sekarang kita tahu bahwa "spesies" tidak harus diartikan persis sama dengan "jenis" makhluk yang disebutkan dalam Kitab Kejadian.
Sebaliknya, "baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan bahwa semua hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk" dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka juga percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah "dipakai tidaknya berbagai anggota tubuh hewan." Lamarck juga percaya bahwa dalam dokumen fosil terdapat cikal-bakal hewan-hewan modern.
Dalam perdebatan panjang tersebut, argumentasi paling kuat yang diajukan Cuvier adalah bahwa Lamarck tidak bisa membuktikan adanya transformasi spesies. Sedangkan Cuvier bisa menunjukkannya dari bukti-bukti yang dibawa kembali ke Prancis oleh tentara Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan bahwa hewan peliharaan tidak berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan karena berubah menjadi spesies baru."
Cuvier dengan tepat menunjukkan bahwa dokumen fosil justru menentang evolusi, tidak mendukungnya. Dia mengatakan bahwa "jika spesies memang berubah secara bertahap, kita seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara (fosil) paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara: tapi ini tidak pernah ada." Hingga sekarang hal ini masih belum terbantah, meskipun berjuta-juta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier.
(Gagasan bahwa satu spesies berevolusi menjadi spesies lain sudah ada sejak masa Yunani kuno. Ketika Charles Darwin memopulerkan gagasan evolusi, bertahun-tahun setelah perdebatan antara Cuvier dan lawan-lawannya, dia hanya mengisyaratkan suatu mekanisme baru, yakni seleksi alam sebagai pembenaran gagasan evolusi.)
Cuvier dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai. Lamarck percaya adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal dari benda tak bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa "kehidupan selalu berasal dari kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah diciptakan." Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang berasal dari yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa hal ini pasti pernah terjadi pada suatu saat.
Anatomi perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam proses transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis hewan memiliki struktur yang serupa. Kaum evolusionis seringkali menyatakan, ini membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi hewan lain. Tapi masuk akal juga bahwa kesamaan ini disebabkan karena Pencipta yang sama merancang dan menggunakan pola yang sama untuk fungsi yang sama pada jenis hewan yang berbeda. Cuvier sendiri menolak gagasan keserupaan struktur tulang sebagai dasar pembenaran evolusi.
Dalam mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang menemukan organ yang fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai "organ vestigial". Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ-organ ini adalah sisa dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi.
Meskipun Curier mengakui bahwa "organ vestigial ada dan karena itu harus dipelajari," dia tidak menganggap hal itu penting, karena dua alasan. Pertama, pada masa Cuvier tidak banyak ditemukan organ yang tidak jelas fungsinya. Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu sebagai "bagian penting dari Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti mempunyai alasan, sekalipun kita tetap tidak tahu." Cuvier yakin bahwa organ yang disebut "vestigial" bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada manfaatnya, melainkan organ berguna yang masih belum diketahui fungsinya.
Temuan ilmiah akhir-akhir ini membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan organ-organ tersebut. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut sebagai tulang ekor) dulu dianggap sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor monyet yang dianggap Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang itu adalah titik kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut kita. Contoh lain adalah amandel, yang dulu dianggap tidak berguna dan biasanya dibuang jika mengalami peradangan. Sekarang diketahui bahwa "amandel adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja, sekarang diketahui mempunyai fungsi penting."
Dalam era penjelajahan dunia yang terus-menerus menghasilkan temuan tanaman dan hewan baru, dibutuhkan pemutakhiran dan peningkatan atas sistem penggolongan yang dikembangkan oleh pakar biologi Carl Linnaeus. Sampai sekarang masih dipakai pendekatan dasar Linnaeus yang menggunakan sistem bercabang serta penggolongan tanaman dan hewan menjadi kategori dan subkategori menurut fungsi bagian tubuhnya. Sistem penamaannya yang terdiri atas dua bagian juga masih dipakai sampai sekarang.
Cuvier "memperluas dan menyempurnakan sistem penggolongan Linnaeus dengan mengelompokkan kelas-kelas yang berkaitan menjadi kelompok yang lebih besar, disebut phyla." (Dalam sistem Linnaeus, kelas adalah kelompok terbesar.) Alih-alih menggolongkan hewan menurut struktur luarnya seperti yang dilakukan Linnaeus, Cuvier menggolongkannya menurut struktur dalamnya karena ini merupakan indikator yang lebih baik mengenai persamaan dan perbedaan mereka secara umum.
Langkah pertama yang ditempuh adalah mengategorikan hewan menurut struktur sistem sarafnya, kemudian menempatkan mereka dalam sub-kategori menurut fungsi sistem lainnya. "Sistem penggolongan baru ini serta karya-karya lainnya yang sangat luas dan lengkap, yang didasarkan atas sistem tersebut, sangat membantu para pakar pada zamannya untuk mengerti dan mennahami semua informasi baru mengenai hewan." Lebih lanjut, "sejak itu, asas Cuvier menjadi acuan bagi para pakar biologi dalam melakukan penggolongan" meskipun sistemnya telah mengalami banyak perubahan.
Dengan memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem penggolongannya, Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian tentang fosil) di atas dasar ilmiah yang kukuh. Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan struktur hewan yang masih hidup memungkinkan Cuvier menentukan kemungkinan fungsi bagian tubuh hewan-hewan yang telah menjadi fosil. Kemudian dia bisa menempatkan hewan-hewan tersebut ke dalam struktur penggolongan hewan-hewan yang masih hidup. (Salah satu fosil hewan yang paling menarik yang diidentifikasi Cuvier adalah reptil terbang yang disebutnya "pterodaktil".)
Sumber:
http://sandigumbala.blogspot.com/2010/09/georges-cuvier-1769-1832-ahli-biologi.html


Karl Landsteiner (1868-1943) - www.jurukunci.netNama               : Karl Landsteiner
Lahir                : 14 Juni 1868
                          Baden bei Wien, Wina (Austria)
Meninggal       : 26 Juni 1943 (umur 75)
Kota                : New York City
                          Residence Amerika Serikat
Negara
            : Amerika Serikat
                          Fields Medicine, virologi lembaga
Universitas
     : Wina
                          Rockefeller Institute for Medical   
                          Research, New York
Almamater
     : Universitas Wina
Dikenal Pengembangan sistem golongan darah, penemuan faktor Rh, penemuan virus polio
Terkemuka penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran (1930)
Karl Landsteiner, (14 Juni 1868 - 26 Juni 1943), adalah seorang ahli biologi Austria dan dokter Ia terkenal karena setelah pertama membedakan golongan darah utama pada tahun 1900, setelah mengembangkan sistem modern klasifikasi. kelompok darah dari identifikasi keberadaan agglutinins dalam darah, dan setelah diidentifikasi, dengan Alexander S. Wiener, faktor Rhesus, pada tahun 1937, sehingga memungkinkan dokter untuk transfusi darah tanpa membahayakan kehidupan pasien. Dengan Constantin Levaditi dan Erwin Popper, ia menemukan virus polio, pada tahun 1909. Pada tahun 1930 ia menerima Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran. Dia dianugerahi Penghargaan Lasker pada tahun 1946 anumerta dan diakui sebagai bapak kedokteran transfusi.
Mulai dari karir akademik
Ayah Landsteiner , Leopold (1818-1875), seorang jurnalis terkenal Wina, meninggal pada usia 56, pada waktu itu Karl berumur 6 tahun. Hal ini menyebabkan hubungan yang erat antara Landsteiner dan Fanny ibunya (Hess née, 1.837-1.908). Karl dan ibunya masuk Katolik dari Yudaisme saat ia berusia dua puluh satu. Dia terus topeng kematiannya sepanjang hidupnya di kamar tidurnya. Setelah lulus dengan ujian Matura dari sekolah menengah Vienna ia mengambil studi kedokteran di Universitas Wina dan menulis tesis doktornya pada tahun 1891. Sementara masih mahasiswa ia menerbitkan sebuah esai tentang pengaruh diet pada komposisi darah.
           Dari 1891-1893 Landsteiner belajar kimia di Würzburg bawah Hermann Emil Fischer, di München bawah Eugen Bamberger dan di Zürich bawah Arthur Rudolf Hantzsch. Sejumlah publikasi dari periode itu, beberapa dari mereka dalam kerjasama dengan profesor nya, menunjukkan bahwa ia tidak membatasi dirinya untuk mendengar ceramah.
                               Penelitian kerja di Wina - Penemuan virus polio

              Setelah kembali ke Wina ia menjadi asisten Max von Gruber di Institut higienis. Dalam studinya ia berkonsentrasi pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari November 1897-1908 Landsteiner adalah asisten di lembaga-patologis anatomi dari University of Vienna di bawah Anton Weichselbaum, di mana ia menerbitkan 75 makalah, berurusan dengan isu-isu di serologi, bakteriologi, virologi dan anatomi patologis. Selain itu ia melakukan beberapa 3.600 otopsi sepuluh tahun. Weichselbaum adalah guru Landsteiner untuk kualifikasi kuliah postdoctoral pada tahun 1903. Dari 1908-1920 Landsteiner adalah prosector di Wilhelminenspital di Wina dan pada 1911 ia dilantik sebagai seorang profesor anatomi patologis. Selama waktu itu dia menemukan - dalam kerjasama dengan Erwin Popper -. Karakter menular dari Poliomyelitis dan mengisolasi virus polio Dalam pengakuan ini penemuan inovatif, yang terbukti menjadi dasar untuk memerangi polio, ia secara anumerta dilantik ke dalam Hall of Fame Polio di Warm Springs, Georgia yang didedikasikan pada bulan Januari 1958.
Penemuan golongan darah
Karl Landsteiner bekerja di laboratorium di Wina, (reverse dari 1.000-schilling catatan bank, 1997)

Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dari dua orang di bawah agglutinates kontak, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini adalah akibat kontak darah dengan serum darah. Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi golongan darah tiga A, B dan O, yang ia sebut C, dari darah manusia. Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak mengakibatkan penghancuran sel darah, sedangkan ini terjadi antara orang-orang dari golongan darah yang berbeda
. Berdasarkan temuan, pada tahun 1907 transfusi darah pertama yang sukses adalah. dilakukan oleh Ruben Ottenberg di Mount Sinai Hospital di New York. Hari itu  juga diketahui bahwa orang dengan golongan darah AB dapat menerima sumbangan dari golongan darah lainnya, dan bahwa orang-orang dengan golongan darah O dapat menyumbangkan ke semua kelompok lain. Individu dengan golongan darah AB disebut sebagai penerima universal dan orang-orang dengan golongan darah O dikenal sebagai donor universal. Ini penerima donor hubungan timbul karena kenyataan bahwa orang-orang dengan AB tidak membentuk antibodi terhadap kedua golongan darah A atau B. Selanjutnya, karena golongan darah O memiliki karakteristik baik A maupun B, sistem kekebalan tubuh dari orang-orang dengan golongan darah AB tidak menolak donasi.
Dalam transfusi darah saat ini hanya berkonsentrasi sel darah merah tanpa serum yang dikirim,yang sangat penting dalam praktek bedah. Pada tahun 1930 Landsteiner dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada pengakuan atas prestasi ini. Untuk karya rintisannya, ia diakui sebagai bapak kedokteran transfusi.
Penelitian kerja di Belanda dan Amerika Serikat
Setelah Perang Dunia I, Wina dan republik baru Austria secara keseluruhan dalam keadaan ekonomi terpencil, situasi di mana Landsteiner tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan pekerjaan penelitiannya. Dia memutuskan untuk pindah ke Belanda dan menerima jabatan sebagai prosector di rumah sakit Ziekenhuis kecil Katolik di Den Haag dan, dalam rangka meningkatkan situasi keuangan juga mengambil pekerjaan di sebuah pabrik kecil, memproduksi tuberkulin tua (tuberculinum prestinum). [8] Dia juga menerbitkan sejumlah makalah, lima di antaranya yang diterbitkan dalam bahasa Belanda oleh Royal Academy of Sciences. Namun kondisi kerja ternyata tidak jauh lebih baik daripada di pasca-perang Wina. Jadi Landsteiner menerima inivitation yang mencapai dia dari New York, diprakarsai oleh Simon Flexner, yang akrab dengan pekerjaan Landsteiner, untuk bekerja untuk Institut Rockefeller. Dengan keluarganya ia tiba di sana pada musim semi tahun 1923 .. Sepanjang tahun 1920-an Landsteiner bekerja pada masalah kekebalan dan alergi. Pada tahun 1927 ia menemukan golongan darah baru: M, N dan P, menyempurnakan pekerjaan yang telah dimulai 20 tahun sebelumnya. Segera setelah Landsteiner dan kolaborator-nya, Philip Levine, diterbitkan pekerjaan dan, pada tahun 1927, jenis mulai digunakan dalam setelan ayah.
Dalam bidang bakteriologi Landsteiner dan Clara Nigg berhasil 1930-1932 dalam kultur Rickettsia prowazekii, agen penyebab tifus, pada media hidup.
Kehidupan pribadi
Landsteiner melayani di sebuah rumah sakit perang di 1916 ketika, pada usia 48, ia menikah Leopoldine Helene Wlasto. Anak tunggal mereka, anak laki-laki, lahir pada tahun berikutnya dan dibaptis Ernst Karl pada tanggal 8 April 1917. Ia menjadi seorang ahli bedah di Providence, Rhode Island. Pada 1929 Landsteiner menjadi warga negara Amerika Serikat.
Karl Landsteiner merupakan ahli di bidang fisiologi dan kedokteran. Karl Landsteiner adalah seorang ilmuwan terkenal berkebangsaan Austria. Karl Lansteiner adalah ilmuwan yang menemukan penggolongan darah A, B dan O. Di samping itu juga menggolongkan darah berdasarkan sistem rhesus. Atas jasanua itu ia memperoleh hadiah nobel tahun 1940. 

Karl Landsteiner adalah ilmuwan  penting pada abad 20 terutama dalam bidang ilmu Kedokteran. Penemuannya mengenai klasifikasi golongan darah A,B,AB dan O menghantarkannya meraih nobel dibidang kedokteran tahun 1930. Ia lahir di Wina Austria 14 Juni 1868, anak seorang doktor hukum dan jurnalis terkenal yang meninggal sejak Karl berusia 6 tahun.
Sejak masih pelajar Karl telah berkecimpung dalam dunia riset. Ia mempublikasikan risetnya tentang pengaruh diet terhadap komposisi abu darah. Ketika dewasa ia belajar ilmu kedokteran di Universitas Wina dan lulus tahun 1891. Ia juga aktif dalam penelitian bidang Kimia di Laboratorium Hantzsch di Zurich, Lab Emil Fischer di Wurzburg dan Lab E Bambebger di Munich. Setelah berkelana di Jerman dan Swiss, ia kembali ke Wina tahun 1896 dan bekerja sebagai asisten Max von Gruber di Institut Higiene Wina. Tahun 1898-1908 ia menjadi asisten di Departemen Anatomi Patologis Universitas Wina dan bekerja bersama Prof A Weichselbaum-penemu bakteri pneumococcus penyebab meningitis.
Landsteiner justru banyak berkecimpung dalam bidang fisiologi daripada anatomi. Setelah 20 tahun bekerja ia bersama rekan-rekannya mempublikasikan penelitian mengenai anatomi abnormal dan kekebalan tubuh. Ia berhasil menemukan faktor-faktor kekebalan tubuh manusia. Sumbangan Landsteiner pada bidang patologis, histologi dan imunologi amat besar. Ia melakukan observasi secara cermat. Penemuannya yang sangat terkenal adalah mengenai penggolongan darah yang dipakai hingga sekarang.
Tahun 1875 ia menyakatan jika manusia ditransfusi darah hewan, maka darah asing ini akan menggumpal dan pecah dalam pembuluh darah manusia. Ia menunjukkan reaksi yang sama juga terjadi pada transfusi antar manusia dapat menyebabkan syok atau reaksi lainnya. Penemuannya ini awalnya kurang mendapat perhatian hingga tahun 1901. Di tahun tersebut ia mengklasifikasikan golongan darah menjadi A,B,AB dan O. Dia juga menunjukkan bahwa transfusi antar golongan darah A atau B tidak menyebabkan kerusakan sel seperti jika transfusi dilakukan pada golongan darah yang berbeda.
Tahun 1919 Landsteiner bekerja di Institut Rockefeller untuk riset kedokteran di New York. Ia bersama Levine dan Wiener bekerjasama melakukan penelitian lebih lanjut mengenai golongan darah. Ketiga ilmuwan ini juga merintis penemuan faktor –Rh dalam darah yang menghubungkan darah manusia dengan darah kera rhesus. Hingga akhir hayatnya Landsteiner terus meneliti golongan darah dan aspek kimia antigen, antibodi, dan faktor-faktor kekebalan darah. Tahun 1939 ia diangkat menjadi Profesor Emeritus di Institut Rockefeller. Ia meninggal 24 Juni 1943 akibat serangan jantung..




http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Ernst_HaeckelErnest Heinrich Philipp August Haeckel ( 16 Februari 1834 – 9 Agustus 1919). Ditulis juga von Heackel, merupakan ahli biologi ternama dari Jerman. Seorang  nauralis, filsuf, dokter, profesor dan seniman, yang menemukan, menjelaskan, dan menamakan ribuan spesies baru, membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan membuat istilah biologi baru, seprti filum, filogeni, ekologi, dan kingdom Protista. Heackel menyebarkan karya Charles Darwin di Jepang, dan mengembangkan teori rekapitulsi yang kontroversi.
Ernest Haeckel lahir pada tanggal 16 Februari di potsdam ( bagian dari rusia ). Pada 1852, Heackel menyeselesaikan studi di Katedral Sekolah Tinggi (Domgynasium) dari Mersburg. Kemudian dia belajar di Berlin dan Wurzburg, terutama dengan Albert von Kolliker, Franz Leydig, Ruldoft Virchow, dan dengan anatomi fisiologi Johannes Peter Muller ( 1801-1858 ). Pada tahun 1857, Heackel mencapai gelar doktor dalam pengobatan (MD), dan setelah itu ia menerima lisensi untuk praktik kedokteran. Heackel belajar di bawah Karl Gegenbaur di Universitas Jena selama tiga tahun, dan meraih gelar doktor dalam bidang zoologi. Antara 1859 – 1866, Heackel bekerja pada kelompok invertebrata, termasuk radiolaria, poriferans ( spon ) dan annelida ( cacing tersegmentasi ). Selama perjalanan ke Madeterania, Heackel memberinama 150 spesies baru dari radiolaria. Dari tahun 1866 – 1867, heackel membuat perjalanan di serpanjang ke pulauan Canary dengan Herman FOL dan selama periode ini, bertemu dengan Charles Darwin. Pada tahun 1866 di Down House di Kent, Thomas Huxle dan Charles Lyell. Pada tahun 1867, ia menikah dengan Agnes Huschke. Dan melahirkan putra mereka pada tahun 1868, putri mereka Elizebeth pada tahun 1871 dan Emma pada tahun 1873. Pada tahun 1869, ia berpergian sebagai seorang peneliti ke Norweiga, pada tahun 1871 ke Dalmatia, dan pada tahun 1873 ke Mesir, Turki, dan Yunani. 
            Pada tahun 1909 Heackel berhenti mengajar, dan pada 1910 ia mengundurkan diri dari gereja injil. Isteri Heackel, meninggal pada tahun 1915, dan menjadi jauh lebih lemah karena  patah kaki ( paha ) dan lengan. Pada tahun 1918  dia menjual rumah Medusa (“ Villa Medusa “) dengan Carl Zeiss. Heackel meninggal pada tanggal 9 Agustus 1919.

Pemikiran ilmiah Heackel
Sementara materialis dan utilitarianisme gemetar pergi kepercayaan tradisional di Inggris, Jerman berpikir idealis lebih jelas dan romantis selama abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Filsuf berpengaruh Goethe, yang seperti Haeckel tinggal untuk waktu di Jena, menekankan pentingnya semangat sebagai kekuatan, kreatif mengorganisir. Morfologi Jerman, dipengaruhi baik oleh Goethe dan oleh filsafat idealis Hegel, percaya pada kesempurnaan progresif baik rencana universal penciptaan dan recapituation dari rencana itu dalam pertumbuhan embrio. Heackel dipengaruhi baik oleh tradisi idealis Jerman dan karya-karya Darwin. Setelah membaca Origin Of Spesies, Heackel menjadi salah satu pendukung lebih produktif dan gencar evolusi.
Sebuah persepsi yang sangat umum adalah bahwa seleksi alam dan evolusi adalah hal yang sama. Bahkan, Heackel adalah salah satu dari banyak pemikiran yang percaya bahwa smua spesies entitas histori (garis keturunan) tetapi tidak berbagi seantusiasme Darwin, seleksi alam sebagai mekanisme utama untuk menghasilkan keragaman biologis dunia. Heackel bukannya percaya bahwa lingkungan bertindak langsung pada organisme, menghasilkan ras baru (versi Lamarkkisme). Kelangsungan hidup ras itu tergantung pada interaksi mereka dengan lingkungan, bentuk lemah seleksi alam. Haeckel, mekanisme perubahan diperlukan bahwa pembentukan karakter baru diagnostik spesies baru terjadi melalui penambahan progresif untuk perkembangan lintasan. Sebagai contoh, metazoa paling pergi melalui suatu tahap perkembangan yang disebut gastrula - sebuah bola sel dengan infolding yang kemudian membentuk usus. Haeckel berpikir bahwa pada satu waktu organisme yang disebut "gastraea" ada yang tampak sangat mirip dengan tahap gastrula dari ontogeni. Ini metazoan leluhur hipotesis memunculkan sisa multi-hewan bersel.
Sinopsis Teori Rekapitulasi
Teori Rekapitulasi Heackel, juga disebut hukum biogenetis, upaya untuk menjelaskan kesamaan jelas antara manusa dengan hewan lainnya. Bentuk awal dari hukum itu dirancang oleh zoologi Karl Estonia Ernest von Baer abad kesembilan belas, yang mengamati bahwa embrio bergerak menjalani perkembangan menuju diferensiasi yang meningkat, yang menunjukkan meskipun tidak membuktikan, adaptasi Heackel “ komunitas Keturunan”. Teori Rekapitulasi mengklaim  bahwa perkembangan embrio individu dari setiap spesies (ontogeni) sepenuhnya mengulangi sejrah perkembangan spesies (filogeni). Dengan kata lain, setiap tahapan dalam perkembangan individu merupakan salah satu bentuk dewasa yang muncul dalam sejarah evolusinya. Biologi moderen menolak bentuk hafiah dan universal dari teori Heackel. Meskipun nenek monyang manusia tidak fungsional setara dengan orang dewasa dari nenek moyang yang bersama-sama. Dengan kata lain tidak ada “ikan” didefinisikan dan fungsional, “reptil” dan “mamalia” tahap-tahap perkembangan manusia dapat dilihat . Selain itu. pembangunan nonlinier. Sebagai contoh, selama perkembangan ginjal, pada satu waktu tertentu, daerah anterior ginjal kurang berkembang dibandingkan daerah posterior.
Fakta bahwa ahli biologi kontemporer menolak bentuk hafiah atau universal teori rekapitulasi kadang-kadang telah digunakan sebagai argumentasi untuk melawan evolusi oleh beberapa kreasionis. Garis utama argumentasi dapat diringkas sebagai berikut: jika hipotesis Haeckel itu disajikan sebagai bukti pendukung evolusi, dan sekarang, dalam bentuk yang kuat, secara ilmiah didiskreditkan, ada kurang mendukung teori evolusi secara umum. Alasan ini terlalu mnyederhanakan masalah yang dipertaruhkan, melainkan juga menyesatkan karena biologi modern tidak mengakui sejumlah hubungan antara ontogami dan filigeni, meraka menjelaskan menggunakan teori evolusi tanpa recourse pandangan tertentu Heackel, dan mereka menganggap sebagai bukti pendukung itu.
Monograf terpilih
Monograf Heackel dipublikasikan meliputi: Radiolaria (1862), Siphonophara (1869), Monera (1870), dan Spon berkapur (1872), serta laporan Challenger, termasuk Deep-Sea Mendusae (1881), Siphonophora (1888), dan Deep-Ketosa laut (1889). Edisi lain dari Radiolaria diterbitkan pada tahun 1887, diilustrasikan dengan 140 piring dan menyebutkan lebih dari 4.000 spesies baru (MAC 1911)