Sabtu, 14 Maret 2015

Sifat yang terpaut seks

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Genetika merupakan salah satu bidang ilmu yang sejak dahulu kala sudah menarik perhatian semua manusia.Tanpa menyadari dan tanpa mengenal hukum-hukumnya, manusia ratusan tahun yang lalu sebenarnya sudah lama mempraktekkan ilmu ini terhadap hewan dan tumbuhan di lingkunganya demi kepentingannya. Jauh sebelum mendel merumuskan hokum-hukum mendelnya, para orang tua pun sudah tidak merestui perkawinan antar sanak sodara yang dekat hubungan keluarganya. Begitupun sebelum memungut atau bahasa baiknya sebelum memilih menantunya, orang tua menyelidiki dulu apakah si calon memilki nenek moyang yang cacat mental dan fisik atau tidak.Hal itu di lakukan berdasarkan atas pengalaman dan pengamatan dari generasi ke generasi sesudahnya secara turun temurun.
Gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat yang terpengaruh seks bisa berada pada autosom manapun atau pada bagian homolog kromosom seks.Ekpresi dominansi atau peresesifan oleh alel-alel pada lapis-lapis yang terpengaruh seks berbanding terbalik pada jantan dan betina. Hal itu sebagian besar di akibatkan oleh perbedaan lingkungan internal yang diciptakan oleh hormon  - hormon seks. 

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu.
2.      Mengetahui sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
3.      Mengetahui contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk.
4.      Mengetahui contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam.




1.3. Manfaat
1.      Dapat mengetahui sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu.
2.      Dapat mengetahui sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
3.      Dapat mengetahui contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk.
4.      Dapat mengetahui contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam.























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks
Gen-gen yang mempengaruhi sifat-sifat yang terpengaruh seks bisa berada pada autosom manapun atau pada bagian homolog kromosom seks.Ekpresi dominansi atau peresesifan oleh alel-alel pada lapis-lapis yang terpengaruh seks berbanding terbalik pada jantan dan betina. Hal itu sebagian besar di akibatkan oleh perbedaan lingkungan internal yang diciptakan oleh hormon  - hormon seks. Dengan demikian, contoh seks paling mudah di temukan pada hewan-hewan tingkat tinggi dengan sistem-sistem endokrin yang berkembang baik.
Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki / jantan maupun perempuan / betina. Baru dalam homozigotik resesif, pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotip.
2.1.2 Contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks
Gen-gen yang dominansinya bergantung dari jenis kelamin individu. Beberapa contoh:
1.Pada Manusia
a. Kepala Botak
Kepala botak ini bukan akibat dari penyakit atau kekurangan gizi dalam makanan, akan tetapi benar-benar keturunan. Walaupun lazimnya kepala botak terdapat pada laki-laki, namun sesekali dapat dilihat adanya perempuan dengan kepala botak.
Gambar 2.1.Kepala botak pada pria
Sumber:http://www.google.com
 
 



Biasanya kepala botak baru akan nampak setelah orang itu berusia sekitar 30 tahun. Di waktu kanak-kanak atau remaja, ia masih berambut normal. Mula-mula di kira kepala botak itu disebabkan oleh gen yang terdapat pada kromosom kelamin, seperti halnya dengan buta warna. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa seorang ayah yang mempunyai kepala botak dapat mempunyai anak laki-laki yang botak pula. Keyataan ini membuktikan bahwa dugaan tersebut diatas tidak dapat dibenarkan, karena andaikata gen untuk kepala botak itu terdapat pada kromosom X, maka tidak mungkin ayah dan anaknya laki-laki mempunyai sifat yang sama. Andaikan gen itu di duga terdapat pada kromosom Y, maka dugaan itu pun tidak dapat dibenarkan, mengingat bahwa ada anak perempuan yang mempunyai kepala botak.
Berhubung dengan itu, di ambil kesimpulan bahwa kepala botak itu disebabkan oleh gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin.
Jika B merupakan gen yang menentukan kepala botak dan alelnya b menentukan kepala berambut normal, maka pengaruh jenis kelamin itu demikian rupa sehingga gen B itu dominan pada laki-laki tetapi resesif pada perempuan.  
 
Gen bagi kebotakan pada manusia menunjukkan dominansi pada laki-laki, tapi bekerja secara resesif pada perempuan.

Fenotip
Genotif
Laki-laki
Perempuan
BB
Botak
Botak
Bb
Botak
Tidak botak
Bb
Tidak botak
Tidak botak

            Apabila seorang laki-laki berkepala botak kawin dengan seorang perempuan tidak botak (kedua-duanya homozigotik), maka semua anaknya laki-laki akan botak, sedangkan semua anak perempuannya tidak botak.
·        bb    x          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjObHWPxTb613tUfI6bxXE9tIfogMe8khY0pBJ4H3v1oARd1XCzQO6qe1WTgQWehCWYrdN8V5CvYKIFhnwhn7jNBvDTkOMyXp8majy1KQJrxXbKsy5V_YEhyJHL9cWZzwsMXl3_mrJb3l-S/s1600/simbol-laki-laki.png  BB
tidak botak      botak
                                                      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjObHWPxTb613tUfI6bxXE9tIfogMe8khY0pBJ4H3v1oARd1XCzQO6qe1WTgQWehCWYrdN8V5CvYKIFhnwhn7jNBvDTkOMyXp8majy1KQJrxXbKsy5V_YEhyJHL9cWZzwsMXl3_mrJb3l-S/s1600/simbol-laki-laki.pngbotak
                                                            Bb       http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgtidak botak

b. Panjang jari telunjuk
Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kiri kita pada suatu alas dimana terdapat sebuah garis mendatar demikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka dapat kita ketahui, apakah jari telunjuk kita lebih lebih panjang ataukah lebih pendek dari pada jari manis. Pada kebanyakan orang, ujung jari telunjuk tidak akan mencapai garis itu, berarti bahwa jari telunjuk lebih pendek dari jari manis.
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada laki-laki, tetapi resesif pada perempuan.
Gambar 2.2.Panjang jari telunjuk pria (kiri) dan wanita (kanan)
Sumber:http://www.google.com
 

Tabel 2. Ekspresi gen panjang jari telunjuk pada manusia
 
 

Fenotip
Genotif
Laki-laki
Perempuan
TT
Telunjuk pendek
Telunjuk pendek
Tt
Telunjuk pendek
Telunjuk panjang
tt
Telunjuk panjang
Telunjuk panjang

Contoh:
Mempertimbangkan dua sifat terpengaruh seks secara bersamaan, yaitu kebotakan dan jari telunjuk, yang keduanya dominan apada laki-laki dan resesif pada perempuan.Seorang laki-laki botak heterozigot dengan jari telunjuk panjang menikah dengan seorang wanita botak dan heterozigot untuk sifat berjari panjang.Tentukan perkiraan fenotip pada anak mereka.
Tabel 3. Hasil persilangan gen dihibrid
 
Jawab:

Genotif
Laki-laki
Perempuan
Genotif
Laki-aki
Perempuan
B1 B1
Botak
Botak
F1 F1
Berjari pendek
Berjari pendek
B1 B2
Botak
Tidak botak
F1 F2
Berjari pendek
Berjari panjang
B2 B2
Tidak botak
Tidak botak
F2 F2
Berjari panjang
Berjari panjang

P :
·          B1B2 , F2 F2                   x          http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgB1 B1 , F1 F2
botak berjari panjang                           botak berjari panjang

½  F1 F2 = ¼ B1 B1 , F1 F2 botak, berjari pendek ()/botak berjari panjang ()
½  B1 B1 ½  F2 F2 = ¼ B1 B1 , F2 Fbotak berjari panjang (), botak, berjari panjang()
½  B1 B2 ½  F1 F2 = ¼ B1 B2 , F1 F2 = botak, berjari pendek ()/ tidak botak,  berjari panjang ()
½  F2 F2=¼ B1 B2 , F2 F2 = botak, berjari panjang  ()/ tidak botak, berjari panjang ()
Rangkuman F1= Laki-laki : ½ botak, berjari telunuk pendek : ½ botak, berjari tek-lunjuk panjang.Perempuan : ½ botak, berjari telunjuk panjang : ½ tidak botak, berjari telunjuk panjang.

2.      Pada Hewan
1.Gen Pembetukan Tanduk Pada Domba
Gen autosomal H yang mengatur pembentukan tanduk pada domba akan bersifat dominan pada individu jantan tetapi resesif pada individu betina. Sebaliknya, alelnya h, bersifat dominan pada domba betina tetapi resesif pada domba jantan. Oleh karena itu, untuk dapat bertanduk domba betina harus mempunyai dua gen H (homozigot) sementara domba jantan cukup dengan satu gen H (heterozigot).

Tabel 4. Ekspresi gen terpengaruh kelaminpada domba
 
 


Genotip
Fenotip Domba Jantan
Fenotip Domba Betina
HH
Bertanduk
Bertanduk
Hh
Bertanduk
Tidak bertanduk
hh
Tidak bertanduk
Tidak bertanduk











Gambar 2.3. Domba jantan (kiri) dan domba betina (kanan)
Sumber:http://www.google.com
 




2.2 Sifat-sifat terbatas pada salah satu seks
Sejumlah gen autosomal mungkin hanya bias terekspresi pada salah satu jenis kelamin, baik akibat perbedaan lingkungan hormonal internal maupun akibat ketidaksamaan anatomis. Sebagai contoh, kita tahu sebagai sapi jantan memiliki banyak gen untuk menghasilkan susu yang bias ditransmisikan nya pada anak-anak betinanya, tapi sapi jantan itu sendiri dan anak-anak jantannya tidak mampu mengekspresikan sifat tersebut. Produksi susu karenanya terbatas bagi ekspresi bervariasi pada jenis kelamin betina saja. Jika penetrasi sebuah gen pada salah satu jenis kelamin adalah 0, sifat tersebut dapat disebur terbatas seks.
Pada laki-laki dikenal tanda-tanda kelamin sekunder, seperti kumis, janggut, dan suara besar. Walaupun banyak juga laki-laki yang tidak berkumis , tak berjanggut, dan mempunyai suara kecil. Pada perempuan, tanda itu berupa tumbuhnya payudara.Tanda kelamin sekunder itu dipengaruhi oleh hormon kelamin.Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja, walaupun gen-gen itu terdapat pada dua jenis kelamin.
Misalnya gen yang mengatur ukuran dan bentuk penis terdapat pada kedua jenis kelamin, tetapi ekspresinya hanya pada laki-laki saja. Demikian pula dengan gen yang mengatur pertumbuhan payudara hanya menunjukkan pengaruhnya pada perempuan saja. 

            2.2.1       Contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks
Ayam memiliki sebuah gen resesif pada produksi bulu ayam jantan pada penetran hanya pada kondisi jantan.
Tabel 5. Ekspresi gen terpengaruh kelaminpada ayam
 
 
Fenotipe
Genotip
Jantan
Betina
HH
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
Hh
Berbulu ayam betina
Berbulu ayam betina
hh
Berbulu ayam jantan
Berbulu ayam betina
Gambar 2.4. Ayam jantan (kiri) dan ayam betina (kanan)
Sumber:http://www.google.com
 











Contoh:
Bulu ayam jantan pada ayam adalah sebuah sifat yang ekspresinya terbatas hanya pada jantan dan ditentukan oleh genotip resesif autosomal hh.Alel dominan H menghasilkan jantan yang berbulu betina. Semua betina adalah berbulu betina, tak peduli apa pun genotip nya.Seekor ayam jantan berbulu jantan dikawinkan dengan 3 betina, yang masing-masing menghasilkan selusin anak ayam. Diantara ke 36 progenni, terdapat 15 jantan berbulu betina, 18 betina berbulu betina dan 3 jantan berbulu jantan. Pada fenotip genotip yang palinhg mungkin dari ke 3 betina pariental?
Jawab:
Agar dihasilkan jantan yang berbulu betina (H-) maupun yang berbulu jantan (hh), setidaknya salah satu dari ketiga betina parental itu harus heterozigot (Hh) atau resesif (hh). Kemungkinan-kemungkinan genotip tersebut haruslah di pelajari :
(a), 2 HH, 1 Hh                      
(b) 1 HH, 2 Hh                       
(c). 1 HH, 1 Hh, 1 hh             
d), 3 Hh
(e) 2 Hh, 1 hh             
(f) 1 Hh, 2 hh             
(g) 2 HH, 1 hh                        
(h) 2hh, 1 HH
Jelaslah semakin banyak genotip ayam betina hh atau Hh, semakin besar proporsi ayam jantan berbulu jantan yang diharapkan pada progeni. Rasio 15 jantan bernbulu betina : 3 jantan berbulu jantan jauh lebih besar daripada rasio 1:1 yang di harapkan jika ketiga betina parental adalah heterozigot.
P: hh                            x                      http://eskampiun.files.wordpress.com/2012/03/210px-lambang-betina.jpgHh
                         berbulu jantan                         berbulu betina
F1:                    ½ Hh https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjObHWPxTb613tUfI6bxXE9tIfogMe8khY0pBJ4H3v1oARd1XCzQO6qe1WTgQWehCWYrdN8V5CvYKIFhnwhn7jNBvDTkOMyXp8majy1KQJrxXbKsy5V_YEhyJHL9cWZzwsMXl3_mrJb3l-S/s1600/simbol-laki-laki.png berbulu betina                      ½ hh https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjObHWPxTb613tUfI6bxXE9tIfogMe8khY0pBJ4H3v1oARd1XCzQO6qe1WTgQWehCWYrdN8V5CvYKIFhnwhn7jNBvDTkOMyXp8majy1KQJrxXbKsy5V_YEhyJHL9cWZzwsMXl3_mrJb3l-S/s1600/simbol-laki-laki.png berbulu jantan
Kemungkinan (d) karenanya di hapuskan, kemungkinan (c) dan (f), yang mengandung satu atau lebih genotif hh selain satu atau lebih genotif Hh, juga dihapuskan karena perkawinan-perkawinan itu akan menghasilkan generasi yang jantan berbulu jantan daripada kemungkinan (d). pada kemungkinan (g), ayam-ayam betina 1 HH : 1hh diharapkan menghasilkan rasio ekuivalen dari dua jantan berbulu betina (Hh) : 1 jantan berbulu jantan (hh). Rasio 2 : 1 itu akan di ekpresikan pada 18 keturunan jantan sebagai 12 jantan berbulu bretina : 6 jantan berbulu jantan. Jumlah itu cukup dekat dibandingkan dengan hasil pengamatan 15 : 3, tetapi kemungkinan (h) tidak begitu sesuai karena akan lebih banyak lagi jantan berbulu jantan yang dihasilkan.
Kemungkinan  (c) :
                                                                                    1/3 HH
P:                                hh                    x                      1/3 Hh             betina berbulu betina
                          Jantan berbulu jantan                         1/3 hh 
F:                     1/3 (hh x HH)                         =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                                                     (1/3)(1/2) = 1/6 Hh jantan berbulu betina
                         1/3 (hh xHh)               =          (1/3 ) (1/2) = 1/6 hh jantan berbulu jantan
                         1/3 (hh x hh )              =          1/3 hhjantan berbulu jantan
Rangkuman : jantan bebulu betina = 1/3 + 2/6 =1/2, jantan berbulu jantan = 2/6 atau 1/3. Perkiraan-perkiraan ini sama tidak dekatnya dengan hasil pengamatan daripada kemungkinan (g).

Kemungkinan  (b) :
P:                 hh                    x                      1/3 HH
           Jantan berbulu jantan                           2/3 Hh             betina berbulu betina
F1:  1/3 (hh x HH)                   =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                                 (2/3)( ½)= 2/6 Hh jantan berbulu betina
     2/3 (hh x Hh)                      =         
                                                (2/3)(1/2) = 2/6 hh jantan berbulu jantan
Rangkuman: Jantan berbulu betina 1/3 + 2/6 = 2/3, jantan berbulujantan = 2/6 atau 1/3. Perkiraan-perkiraan ini sama tidak dekatnya dengan hasil pengamatan dari pada kemungkinan (g).

Kemungkinan (a) :
P:                 hh                    x                      2/3 HH
           Jantan berbulu jantan                           1/3 Hh             betina berbulu betina
F1:  1/3 (hh x HH)                   =          1/3 Hh jantan berbulu betina
                                                            (1/3)( ½)= 1/6 Hh jantan berbulu jantan
     2/3 (hh x Hh)                      =         
                                                (2/3)(1/2) = 2/6 hh jantan berbulu jantan
Rangkuman : jika hasil pengamatan berupa tiga jantan berbulu jantan di anggap sebanding dengan 1/6. Maka 5 x 3 =15 jantan berbulu betina akan mengekpresikan nilai 5/6. Perkiraan-perkiraan tersebut amat sesuai dengan hasil pengamatan, dan karenanya ketiga ayam betina itu paling mungkin terdiri atas 2 HH dab 1 Hh.



























BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
o   Sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks disebabkan oleh gen yang dominansinya tergantung dari jenis kelamin individu.
o   Sifat-sifat yang terbatas pada salah satu seks disebabkan oleh gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja.
o   Contoh sifat-sifat yang dipengaruhi oleh seks yaitu kepala botak dan panjang jari telunjuk.
o   Contoh sifat-sifat terbatas pada salah satu seks yaitu jenis bulu pada ayam.





















DAFTAR PUSTAKA

Cambell.2006. Biologi.Jakarta : Erlangga
C.Pai, Anna. 1992. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta: Penerbit Erlangga
Suryo. 1984. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press
Anonim. 2012. www.Google.com. Diakses 31 Oktober 2014.


1 komentar:

  1. AYOO SERBUU GAN MUMPUNG GRATIS DAN MURAH
    ADU BANTENG, Sabung Ayam, Sportbook, Poker, CEME, CAPSA, DOMINO, Casino
    Modal 20 rb, hasilkan jutaan rupiah
    Bonus 10% All Games Bolavada || Bonus Cashback 10% All Games Bolavada, Kecuali Poker ||
    FREEBET AND FREECHIP 2017 FOR ALL NEW MEMBER !!! Registrasi Sekarang dan Rasakan Sensasi nya!!! ONLY ON : BOLAVADA(dot)com
    BBM : D89CC515
    sabung ayam
    agen terpercaya
    bandar judi

    BalasHapus