BIOGRAFI
Adolf
Mayer (1843-1942)
Nama :
Adolf Mayer
T.T.Lahir : Oldenburg, Jerman , 9 April 1843
Meninggal : Heidelberg, Jerman, 25 Desember 1942 (umur 99)
Kebangsaan :Negara Jerman
Sebagai :Bapak Fields Botani dan Virologi
T.T.Lahir : Oldenburg, Jerman , 9 April 1843
Meninggal : Heidelberg, Jerman, 25 Desember 1942 (umur 99)
Kebangsaan :Negara Jerman
Sebagai :Bapak Fields Botani dan Virologi
Pendidikan : Institusi Universitas
Halle-Wittenberg
Universitas Heidelberg
Wageningen University and Research Centre
Institut Teknologi Karlsruhe
Universitas Heidelberg
Penemu : virus mosaik tembakau
Pengaruh : Julius Kühn
Dipengaruhi : Dmitri Ivanovsky, Martinus Beijerinck
Universitas Heidelberg
Wageningen University and Research Centre
Institut Teknologi Karlsruhe
Universitas Heidelberg
Penemu : virus mosaik tembakau
Pengaruh : Julius Kühn
Dipengaruhi : Dmitri Ivanovsky, Martinus Beijerinck
Peranan Dalam Bidang Biologi:
·
Penemuan virus mosaik tembakau
·
Penemu
virus pada umumnya.
·
penemuan virus dan menyebabkan dasar
bidang virologi
Virus
mosaik tembakau (Tobacco mosaic virus, TMV) adalah virus yang menyebabkan
penyakit pada tembakau dan tumbuhan anggota suku terung-terungan (Solanaceae)
lain. Gejala yang ditimbulkan adalah bercak-bercak kuning pada daun yang
menyebar, seperti mosaik. TMV adalah virus pertama yang ditemukan orang.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.
Adolf Meyer (1883) menunjukkan pertama kali bahwa gejala mosaik ini dapat menular, seperti penyakit bakteri. Keberadaan adanya substansi non-bakteri pertama kali ditunjukkan oleh Dmitri Ivanovski, biologiwan Rusia, pada tahun 1892. Daun sehat yang diolesi ekstrak daun tembakau yang menunjukkan gejala mosaik dapat tertular. Ketika ekstrak itu disaring dengan saringan keramik -- yang sangat halus sehingga bakteri pun tidak dapat menembus -- dan dioleskan pada daun sehat, daun itu pun tetap tertular. Ivanovski berpendapat ada substansi super kecil yang bertanggung jawab atas gejala tersebut. Martinus Beijerinck mengonfirmasi hal ini. Isolasi pertama kali dilakukan oleh Wendell M. Stanley (1935) dari Institut Rockefeller AS.
Sumber :
www://penemu_penemuan.co/id
Biografi
Georges Cuvier - Ahli Biologi Penentang Teori Evolusi
Georges Leopold Cuvier lahir tanggal 23
Agustus 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa Prancis di daerah
Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua dari tiga bersaudara.
Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah penganut agama Kristen
Lutheran yang sangat taat. Abangnya meninggal tak lama sesudah dia lahir.
Georges mula-mula dididik di rumah oleh ibunya. Minatnya terhadap zoologi dan
botani telah tampak sejak dini. Pendidikan dasar ditempuhnya di Montbeliard.
Dari
tahun 1784 sampai 1788 dia melanjutkan pendidikannya di Akademi Caroline di
Stuttgart, sekolah yang didirikan oleh Bangsawan Wurttemberg untuk mendidik anak-anak muda yang
kelak mengisi jabatan administratif dalam pemerintahan. Ia antara lain
mempelajari zoologi dan botani. Karena tidak ada lowongan administratif di
jawatan sang bangsawan ketika Cuvier lulus, dia pergi ke Prancis dan menjadi
tutor dalam sebuah keluarga bangsawan beragama Protestan di Normandi. Kemudian
dia bekerja sebagai pegawai pemerintah di sebuah kota kecil. Selama tujuh tahun
di Normandi, Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk mempelajari tanaman
dan hewan lokal, terutama hewan invertebrata di sepanjang pesisir.
Tahun
1795, Cuvier bertemu dengan A.H. Tessier, seorang ahli pertanian. Tessier
mengakui kemampuan Cuvier dan mengusulkan dia menjadi asisten guru besar dalam
bidang anatomi perbandingan di Museum Nasional Sejarah Alam di Paris. Anatomi
perbandingan meliputi kajian bagian-bagian badan hewan dan manusia serta
fungsinya, persamaan dan perbedaannya. Sumbangan ilmiah besar yang diberikan
Cuvier adalah bahwa dia "telah memantapkan ilmu anatomi perbandingan dan
paleontologi." (Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil hewan,
manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan sumbangan berarti untuk proses
penggolongan hewan dan tumbuhan.
Selama
masa awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, dia bekerja sama dengan Profesor
Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier mengenai
dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan Geoffroy dan pakar biologi Prancis
lain yang terkenal, Jean-Baptiste de Lamarck.
Cuvier
"beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan,
membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian. Setiap
spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara
struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang
berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam
kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh Alkitab, meskipun
sekarang kita tahu bahwa "spesies" tidak harus diartikan persis sama
dengan "jenis" makhluk yang disebutkan dalam Kitab Kejadian.
Sebaliknya,
"baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan bahwa semua
hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk" dari yang
paling sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka juga
percaya bahwa dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap
berevolusi menjadi spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa
mekanisme yang memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah "dipakai
tidaknya berbagai anggota tubuh hewan." Lamarck juga percaya bahwa dalam
dokumen fosil terdapat cikal-bakal hewan-hewan modern.
Dalam
perdebatan panjang tersebut, argumentasi paling kuat yang diajukan Cuvier
adalah bahwa Lamarck tidak bisa membuktikan adanya transformasi spesies.
Sedangkan Cuvier bisa menunjukkannya dari bukti-bukti yang dibawa kembali ke
Prancis oleh tentara Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan bahwa hewan
peliharaan tidak berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa
lenyapnya berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan karena
berubah menjadi spesies baru."
Cuvier
dengan tepat menunjukkan bahwa dokumen fosil justru menentang evolusi, tidak
mendukungnya. Dia mengatakan bahwa "jika spesies memang berubah secara
bertahap, kita seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara (fosil)
paleotherium dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara: tapi
ini tidak pernah ada." Hingga sekarang hal ini masih belum terbantah,
meskipun berjuta-juta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier.
(Gagasan
bahwa satu spesies berevolusi menjadi spesies lain sudah ada sejak masa Yunani
kuno. Ketika Charles Darwin memopulerkan gagasan evolusi, bertahun-tahun
setelah perdebatan antara Cuvier dan lawan-lawannya, dia hanya mengisyaratkan
suatu mekanisme baru,
yakni seleksi alam sebagai pembenaran gagasan evolusi.)
Cuvier
dan Lamarck juga tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai. Lamarck
percaya adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal dari
benda tak bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa "kehidupan selalu
berasal dari kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah
diciptakan." Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang
berasal dari yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa
hal ini pasti pernah terjadi pada suatu saat.
Anatomi
perbandingan tidak membuktikan adanya hewan yang sedang dalam proses
transformasi menjadi spesies lain, melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis
hewan memiliki struktur yang serupa. Kaum evolusionis seringkali menyatakan,
ini membenarkan keyakinan mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi
hewan lain. Tapi masuk akal juga bahwa kesamaan ini disebabkan karena Pencipta
yang sama merancang dan menggunakan pola yang sama untuk fungsi yang sama pada
jenis hewan yang berbeda. Cuvier sendiri menolak gagasan keserupaan struktur
tulang sebagai dasar pembenaran evolusi.
Dalam
mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang menemukan organ yang
fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai "organ
vestigial". Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ-organ ini adalah
sisa dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi.
Meskipun
Curier mengakui bahwa "organ vestigial ada dan karena itu harus
dipelajari," dia tidak menganggap hal itu penting, karena dua alasan.
Pertama, pada masa Cuvier tidak banyak ditemukan organ yang tidak jelas
fungsinya. Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu sebagai "bagian
penting dari Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti mempunyai
alasan, sekalipun kita tetap tidak tahu." Cuvier yakin bahwa organ yang
disebut "vestigial" bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada
manfaatnya, melainkan organ berguna yang masih belum diketahui fungsinya.
Temuan
ilmiah akhir-akhir ini membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan
organ-organ tersebut. Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut
sebagai tulang ekor) dulu dianggap sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor
monyet yang dianggap Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang
itu adalah titik kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut
kita. Contoh lain adalah amandel, yang dulu dianggap tidak berguna dan biasanya
dibuang jika mengalami peradangan. Sekarang diketahui bahwa "amandel
adalah alat penting untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain
yang dulu dianggap tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja, sekarang
diketahui mempunyai fungsi penting."
Dalam
era penjelajahan dunia yang terus-menerus menghasilkan temuan tanaman dan hewan
baru, dibutuhkan pemutakhiran dan peningkatan atas sistem penggolongan yang
dikembangkan oleh pakar biologi Carl Linnaeus. Sampai sekarang masih dipakai
pendekatan dasar Linnaeus yang menggunakan sistem bercabang serta penggolongan
tanaman dan hewan menjadi kategori dan subkategori menurut fungsi bagian
tubuhnya. Sistem penamaannya yang terdiri atas dua bagian juga masih dipakai
sampai sekarang.
Cuvier
"memperluas dan menyempurnakan sistem penggolongan Linnaeus dengan
mengelompokkan kelas-kelas yang berkaitan menjadi kelompok yang lebih besar,
disebut phyla." (Dalam sistem Linnaeus, kelas adalah kelompok terbesar.)
Alih-alih menggolongkan hewan menurut struktur luarnya seperti yang dilakukan
Linnaeus, Cuvier menggolongkannya menurut struktur dalamnya karena ini
merupakan indikator yang lebih baik mengenai persamaan dan perbedaan mereka
secara umum.
Langkah
pertama yang ditempuh adalah mengategorikan hewan menurut struktur sistem
sarafnya, kemudian menempatkan mereka dalam sub-kategori menurut fungsi sistem
lainnya. "Sistem penggolongan baru ini serta karya-karya lainnya yang
sangat luas dan lengkap, yang didasarkan atas sistem tersebut, sangat membantu
para pakar pada zamannya untuk mengerti dan mennahami semua informasi baru
mengenai hewan." Lebih lanjut, "sejak itu, asas Cuvier menjadi acuan
bagi para pakar biologi dalam melakukan penggolongan" meskipun sistemnya
telah mengalami banyak perubahan.
Dengan
memasukkan hewan yang telah menjadi fosil ke dalam sistem penggolongannya,
Cuvier menempatkan palaeontologi (kajian tentang fosil) di atas dasar ilmiah
yang kukuh. Membandingkan fosil hewan yang sudah punah dengan struktur hewan
yang masih hidup memungkinkan Cuvier menentukan kemungkinan fungsi bagian tubuh
hewan-hewan yang telah menjadi fosil. Kemudian dia bisa menempatkan hewan-hewan
tersebut ke dalam struktur penggolongan hewan-hewan yang masih hidup. (Salah
satu fosil hewan yang paling menarik yang diidentifikasi Cuvier adalah reptil
terbang yang disebutnya "pterodaktil".)
Sumber:
http://sandigumbala.blogspot.com/2010/09/georges-cuvier-1769-1832-ahli-biologi.html
Nama : Karl Landsteiner
Lahir : 14 Juni 1868
Baden bei Wien, Wina (Austria)
Meninggal : 26 Juni 1943 (umur 75)
Kota : New York City
Residence Amerika Serikat
Negara : Amerika Serikat
Fields Medicine, virologi lembaga
Universitas : Wina
Rockefeller Institute for Medical
Lahir : 14 Juni 1868
Baden bei Wien, Wina (Austria)
Meninggal : 26 Juni 1943 (umur 75)
Kota : New York City
Residence Amerika Serikat
Negara : Amerika Serikat
Fields Medicine, virologi lembaga
Universitas : Wina
Rockefeller Institute for Medical
Research, New
York
Almamater : Universitas Wina
Dikenal Pengembangan sistem golongan darah, penemuan faktor Rh, penemuan virus polio
Terkemuka penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran (1930)
Almamater : Universitas Wina
Dikenal Pengembangan sistem golongan darah, penemuan faktor Rh, penemuan virus polio
Terkemuka penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran (1930)
Karl Landsteiner, (14 Juni 1868 -
26 Juni 1943), adalah seorang ahli biologi Austria dan dokter Ia terkenal karena setelah pertama membedakan golongan darah utama pada tahun 1900, setelah
mengembangkan sistem modern klasifikasi. kelompok darah
dari identifikasi keberadaan
agglutinins dalam darah, dan setelah diidentifikasi, dengan Alexander S.
Wiener, faktor Rhesus,
pada tahun 1937, sehingga memungkinkan
dokter untuk transfusi darah tanpa membahayakan kehidupan pasien. Dengan Constantin Levaditi dan
Erwin Popper, ia
menemukan virus polio, pada tahun
1909. Pada tahun 1930 ia menerima
Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau
Kedokteran. Dia dianugerahi
Penghargaan Lasker pada tahun 1946 anumerta dan diakui sebagai bapak
kedokteran transfusi.
Mulai dari karir akademik
Ayah Landsteiner , Leopold
(1818-1875), seorang jurnalis terkenal Wina, meninggal
pada usia 56, pada waktu itu
Karl berumur
6 tahun. Hal ini menyebabkan hubungan
yang erat antara Landsteiner dan
Fanny ibunya (Hess née, 1.837-1.908). Karl
dan ibunya masuk Katolik dari Yudaisme saat ia
berusia dua puluh satu. Dia terus
topeng kematiannya sepanjang hidupnya di kamar tidurnya. Setelah lulus dengan
ujian Matura dari
sekolah menengah Vienna ia mengambil studi kedokteran
di Universitas Wina dan menulis tesis doktornya pada tahun 1891. Sementara masih mahasiswa ia menerbitkan sebuah esai tentang pengaruh diet pada komposisi
darah.
Dari 1891-1893 Landsteiner belajar kimia di Würzburg bawah Hermann Emil Fischer, di München bawah Eugen Bamberger dan di Zürich bawah Arthur Rudolf Hantzsch. Sejumlah publikasi dari periode itu, beberapa dari mereka dalam kerjasama dengan profesor nya, menunjukkan bahwa ia tidak membatasi dirinya untuk mendengar ceramah.
Dari 1891-1893 Landsteiner belajar kimia di Würzburg bawah Hermann Emil Fischer, di München bawah Eugen Bamberger dan di Zürich bawah Arthur Rudolf Hantzsch. Sejumlah publikasi dari periode itu, beberapa dari mereka dalam kerjasama dengan profesor nya, menunjukkan bahwa ia tidak membatasi dirinya untuk mendengar ceramah.
Penelitian kerja di Wina - Penemuan virus polio
Setelah kembali ke Wina ia menjadi asisten Max von Gruber di Institut higienis. Dalam studinya ia berkonsentrasi pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari November 1897-1908 Landsteiner adalah asisten di lembaga-patologis anatomi dari University of Vienna di bawah Anton Weichselbaum, di mana ia menerbitkan 75 makalah, berurusan dengan isu-isu di serologi, bakteriologi, virologi dan anatomi patologis. Selain itu ia melakukan beberapa 3.600 otopsi sepuluh tahun. Weichselbaum adalah guru Landsteiner untuk kualifikasi kuliah postdoctoral pada tahun 1903. Dari 1908-1920 Landsteiner adalah prosector di Wilhelminenspital di Wina dan pada 1911 ia dilantik sebagai seorang profesor anatomi patologis. Selama waktu itu dia menemukan - dalam kerjasama dengan Erwin Popper -. Karakter menular dari Poliomyelitis dan mengisolasi virus polio Dalam pengakuan ini penemuan inovatif, yang terbukti menjadi dasar untuk memerangi polio, ia secara anumerta dilantik ke dalam Hall of Fame Polio di Warm Springs, Georgia yang didedikasikan pada bulan Januari 1958.
Setelah kembali ke Wina ia menjadi asisten Max von Gruber di Institut higienis. Dalam studinya ia berkonsentrasi pada mekanisme kekebalan dan sifat antibodi. Dari November 1897-1908 Landsteiner adalah asisten di lembaga-patologis anatomi dari University of Vienna di bawah Anton Weichselbaum, di mana ia menerbitkan 75 makalah, berurusan dengan isu-isu di serologi, bakteriologi, virologi dan anatomi patologis. Selain itu ia melakukan beberapa 3.600 otopsi sepuluh tahun. Weichselbaum adalah guru Landsteiner untuk kualifikasi kuliah postdoctoral pada tahun 1903. Dari 1908-1920 Landsteiner adalah prosector di Wilhelminenspital di Wina dan pada 1911 ia dilantik sebagai seorang profesor anatomi patologis. Selama waktu itu dia menemukan - dalam kerjasama dengan Erwin Popper -. Karakter menular dari Poliomyelitis dan mengisolasi virus polio Dalam pengakuan ini penemuan inovatif, yang terbukti menjadi dasar untuk memerangi polio, ia secara anumerta dilantik ke dalam Hall of Fame Polio di Warm Springs, Georgia yang didedikasikan pada bulan Januari 1958.
Penemuan golongan darah
Karl Landsteiner bekerja di laboratorium di Wina, (reverse dari 1.000-schilling catatan bank, 1997)
Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dari dua orang di bawah agglutinates kontak, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini adalah akibat kontak darah dengan serum darah. Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi golongan darah tiga A, B dan O, yang ia sebut C, dari darah manusia. Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak mengakibatkan penghancuran sel darah, sedangkan ini terjadi antara orang-orang dari golongan darah yang berbeda. Berdasarkan temuan, pada tahun 1907 transfusi darah pertama yang sukses adalah. dilakukan oleh Ruben Ottenberg di Mount Sinai Hospital di New York. Hari itu juga diketahui bahwa orang dengan golongan darah AB dapat menerima sumbangan dari golongan darah lainnya, dan bahwa orang-orang dengan golongan darah O dapat menyumbangkan ke semua kelompok lain. Individu dengan golongan darah AB disebut sebagai penerima universal dan orang-orang dengan golongan darah O dikenal sebagai donor universal. Ini penerima donor hubungan timbul karena kenyataan bahwa orang-orang dengan AB tidak membentuk antibodi terhadap kedua golongan darah A atau B. Selanjutnya, karena golongan darah O memiliki karakteristik baik A maupun B, sistem kekebalan tubuh dari orang-orang dengan golongan darah AB tidak menolak donasi.
Karl Landsteiner bekerja di laboratorium di Wina, (reverse dari 1.000-schilling catatan bank, 1997)
Pada tahun 1900 Karl Landsteiner menemukan bahwa darah dari dua orang di bawah agglutinates kontak, dan pada tahun 1901 ia menemukan bahwa efek ini adalah akibat kontak darah dengan serum darah. Akibatnya ia berhasil mengidentifikasi golongan darah tiga A, B dan O, yang ia sebut C, dari darah manusia. Landsteiner juga menemukan bahwa transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang sama tidak mengakibatkan penghancuran sel darah, sedangkan ini terjadi antara orang-orang dari golongan darah yang berbeda. Berdasarkan temuan, pada tahun 1907 transfusi darah pertama yang sukses adalah. dilakukan oleh Ruben Ottenberg di Mount Sinai Hospital di New York. Hari itu juga diketahui bahwa orang dengan golongan darah AB dapat menerima sumbangan dari golongan darah lainnya, dan bahwa orang-orang dengan golongan darah O dapat menyumbangkan ke semua kelompok lain. Individu dengan golongan darah AB disebut sebagai penerima universal dan orang-orang dengan golongan darah O dikenal sebagai donor universal. Ini penerima donor hubungan timbul karena kenyataan bahwa orang-orang dengan AB tidak membentuk antibodi terhadap kedua golongan darah A atau B. Selanjutnya, karena golongan darah O memiliki karakteristik baik A maupun B, sistem kekebalan tubuh dari orang-orang dengan golongan darah AB tidak menolak donasi.
Dalam transfusi darah saat ini hanya berkonsentrasi sel
darah merah tanpa serum yang dikirim,yang sangat penting dalam praktek bedah. Pada
tahun 1930 Landsteiner dianugerahi
Penghargaan Nobel dalam Fisiologi
atau Kedokteran pada pengakuan atas
prestasi ini. Untuk karya rintisannya, ia diakui sebagai bapak kedokteran transfusi.
Penelitian kerja di Belanda dan Amerika Serikat
Setelah Perang Dunia I, Wina dan republik baru Austria
secara keseluruhan dalam keadaan ekonomi terpencil, situasi di mana Landsteiner
tidak melihat kemungkinan untuk melanjutkan pekerjaan penelitiannya. Dia
memutuskan untuk pindah ke Belanda dan menerima jabatan sebagai prosector di
rumah sakit Ziekenhuis kecil Katolik di Den Haag dan, dalam rangka meningkatkan
situasi keuangan juga mengambil pekerjaan di sebuah pabrik kecil, memproduksi
tuberkulin tua (tuberculinum prestinum). [8] Dia juga menerbitkan sejumlah
makalah, lima di antaranya yang diterbitkan dalam bahasa Belanda oleh Royal
Academy of Sciences. Namun kondisi kerja ternyata tidak jauh lebih baik
daripada di pasca-perang Wina. Jadi Landsteiner menerima inivitation yang
mencapai dia dari New York, diprakarsai oleh Simon Flexner, yang akrab dengan
pekerjaan Landsteiner, untuk bekerja untuk Institut Rockefeller. Dengan
keluarganya ia tiba di sana pada musim semi tahun 1923 .. Sepanjang tahun
1920-an Landsteiner bekerja pada masalah kekebalan dan alergi. Pada tahun 1927
ia menemukan golongan darah baru: M, N dan P, menyempurnakan pekerjaan yang
telah dimulai 20 tahun sebelumnya. Segera setelah Landsteiner dan
kolaborator-nya, Philip Levine, diterbitkan pekerjaan dan, pada tahun 1927, jenis
mulai digunakan dalam setelan ayah.
Dalam bidang bakteriologi Landsteiner dan Clara Nigg berhasil 1930-1932 dalam kultur Rickettsia prowazekii, agen penyebab tifus, pada media hidup.
Kehidupan pribadi
Dalam bidang bakteriologi Landsteiner dan Clara Nigg berhasil 1930-1932 dalam kultur Rickettsia prowazekii, agen penyebab tifus, pada media hidup.
Kehidupan pribadi
Landsteiner melayani di sebuah rumah sakit perang di 1916
ketika, pada usia 48, ia menikah Leopoldine Helene Wlasto. Anak tunggal mereka,
anak laki-laki, lahir pada tahun berikutnya dan dibaptis Ernst Karl pada
tanggal 8 April 1917. Ia menjadi seorang ahli bedah di Providence, Rhode
Island.
Pada 1929 Landsteiner menjadi warga negara Amerika
Serikat.
Karl Landsteiner merupakan ahli di bidang fisiologi dan
kedokteran. Karl Landsteiner adalah seorang ilmuwan terkenal berkebangsaan
Austria. Karl Lansteiner adalah ilmuwan yang menemukan penggolongan darah A, B
dan O. Di samping itu juga menggolongkan darah berdasarkan sistem rhesus. Atas
jasanua itu ia memperoleh hadiah nobel tahun 1940.
Karl Landsteiner adalah ilmuwan penting pada abad 20 terutama dalam bidang
ilmu Kedokteran. Penemuannya mengenai klasifikasi golongan darah A,B,AB dan O
menghantarkannya meraih nobel dibidang kedokteran tahun 1930. Ia lahir di Wina
Austria 14 Juni 1868, anak seorang doktor hukum dan jurnalis terkenal yang
meninggal sejak Karl berusia 6 tahun.
Sejak masih pelajar Karl telah berkecimpung dalam dunia
riset. Ia mempublikasikan risetnya tentang pengaruh diet terhadap komposisi abu
darah. Ketika dewasa ia belajar ilmu kedokteran di Universitas Wina dan lulus
tahun 1891. Ia juga aktif dalam penelitian bidang Kimia di Laboratorium
Hantzsch di Zurich, Lab Emil Fischer di Wurzburg dan Lab E Bambebger di Munich.
Setelah berkelana di Jerman dan Swiss, ia kembali ke Wina tahun 1896 dan bekerja
sebagai asisten Max von Gruber di Institut Higiene Wina. Tahun 1898-1908 ia
menjadi asisten di Departemen Anatomi Patologis Universitas Wina dan bekerja
bersama Prof A Weichselbaum-penemu bakteri pneumococcus penyebab meningitis.
Landsteiner justru banyak berkecimpung dalam bidang
fisiologi daripada anatomi. Setelah 20 tahun bekerja ia bersama rekan-rekannya
mempublikasikan penelitian mengenai anatomi abnormal dan kekebalan tubuh. Ia
berhasil menemukan faktor-faktor kekebalan tubuh manusia. Sumbangan Landsteiner
pada bidang patologis, histologi dan imunologi amat besar. Ia melakukan
observasi secara cermat. Penemuannya yang sangat terkenal adalah mengenai
penggolongan darah yang dipakai hingga sekarang.
Tahun 1875 ia menyakatan jika manusia ditransfusi darah
hewan, maka darah asing ini akan menggumpal dan pecah dalam pembuluh darah
manusia. Ia menunjukkan reaksi yang sama juga terjadi pada transfusi antar
manusia dapat menyebabkan syok atau reaksi lainnya. Penemuannya ini awalnya
kurang mendapat perhatian hingga tahun 1901. Di tahun tersebut ia
mengklasifikasikan golongan darah menjadi A,B,AB dan O. Dia juga menunjukkan
bahwa transfusi antar golongan darah A atau B tidak menyebabkan kerusakan sel
seperti jika transfusi dilakukan pada golongan darah yang berbeda.
Tahun 1919 Landsteiner bekerja di Institut Rockefeller untuk
riset kedokteran di New York. Ia bersama Levine dan Wiener bekerjasama
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai golongan darah. Ketiga ilmuwan ini
juga merintis penemuan faktor –Rh dalam darah yang menghubungkan darah manusia
dengan darah kera rhesus. Hingga akhir hayatnya Landsteiner terus meneliti
golongan darah dan aspek kimia antigen, antibodi, dan faktor-faktor kekebalan
darah. Tahun 1939 ia diangkat menjadi Profesor Emeritus di Institut
Rockefeller. Ia meninggal 24 Juni 1943 akibat serangan jantung..
Ernest Heinrich Philipp August Haeckel ( 16
Februari 1834 – 9 Agustus 1919). Ditulis juga von Heackel, merupakan ahli
biologi ternama dari Jerman. Seorang nauralis, filsuf, dokter, profesor
dan seniman, yang menemukan, menjelaskan, dan menamakan ribuan spesies baru,
membuat peta pohon genealogi hubungan semua makhluk hidup, dan membuat istilah
biologi baru, seprti filum, filogeni, ekologi, dan kingdom Protista.
Heackel menyebarkan karya Charles Darwin di Jepang, dan mengembangkan teori
rekapitulsi yang kontroversi.
Ernest
Haeckel lahir pada tanggal 16 Februari di potsdam ( bagian dari rusia ). Pada
1852, Heackel menyeselesaikan studi di Katedral Sekolah Tinggi (Domgynasium)
dari Mersburg. Kemudian dia belajar di Berlin dan Wurzburg, terutama dengan
Albert von Kolliker, Franz Leydig, Ruldoft Virchow, dan dengan anatomi
fisiologi Johannes Peter Muller ( 1801-1858 ). Pada tahun 1857, Heackel
mencapai gelar doktor dalam pengobatan (MD), dan setelah itu ia menerima
lisensi untuk praktik kedokteran. Heackel belajar di bawah Karl Gegenbaur di
Universitas Jena selama tiga tahun, dan meraih gelar doktor dalam bidang
zoologi. Antara 1859 – 1866, Heackel bekerja pada kelompok invertebrata,
termasuk radiolaria, poriferans ( spon ) dan annelida ( cacing tersegmentasi ).
Selama perjalanan ke Madeterania, Heackel memberinama 150 spesies baru dari
radiolaria. Dari tahun 1866 – 1867, heackel membuat perjalanan di serpanjang ke
pulauan Canary dengan Herman FOL dan selama periode ini, bertemu dengan Charles
Darwin. Pada tahun 1866 di Down House di Kent, Thomas Huxle dan Charles Lyell.
Pada tahun 1867, ia menikah dengan Agnes Huschke. Dan melahirkan putra mereka
pada tahun 1868, putri mereka Elizebeth pada tahun 1871 dan Emma pada tahun
1873. Pada tahun 1869, ia berpergian sebagai seorang peneliti ke Norweiga, pada
tahun 1871 ke Dalmatia, dan pada tahun 1873 ke Mesir, Turki, dan Yunani.
Pada tahun 1909 Heackel berhenti mengajar, dan pada 1910 ia mengundurkan diri
dari gereja injil. Isteri Heackel, meninggal pada tahun 1915, dan menjadi jauh
lebih lemah karena patah kaki ( paha ) dan lengan. Pada tahun 1918
dia menjual rumah Medusa (“ Villa Medusa “) dengan Carl Zeiss. Heackel
meninggal pada tanggal 9 Agustus 1919.
Pemikiran ilmiah
Heackel
Sementara materialis dan utilitarianisme gemetar pergi
kepercayaan tradisional di Inggris, Jerman berpikir idealis lebih jelas dan
romantis selama abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Filsuf berpengaruh
Goethe, yang seperti Haeckel tinggal untuk waktu di Jena, menekankan pentingnya
semangat sebagai kekuatan, kreatif mengorganisir. Morfologi Jerman,
dipengaruhi baik oleh Goethe dan oleh filsafat idealis Hegel, percaya pada
kesempurnaan progresif baik rencana universal penciptaan dan recapituation dari
rencana itu dalam pertumbuhan embrio.
Heackel dipengaruhi baik oleh tradisi idealis Jerman dan karya-karya Darwin.
Setelah membaca Origin Of Spesies, Heackel menjadi salah satu pendukung lebih
produktif dan gencar evolusi.
Sebuah persepsi
yang sangat umum adalah bahwa seleksi alam dan evolusi adalah hal yang sama.
Bahkan, Heackel adalah salah satu dari banyak pemikiran yang percaya bahwa smua
spesies entitas histori (garis keturunan) tetapi tidak berbagi seantusiasme
Darwin, seleksi alam sebagai mekanisme utama untuk menghasilkan keragaman biologis
dunia. Heackel bukannya percaya bahwa lingkungan bertindak langsung pada
organisme, menghasilkan ras baru (versi Lamarkkisme). Kelangsungan hidup ras
itu tergantung pada interaksi mereka dengan lingkungan, bentuk lemah seleksi alam. Haeckel,
mekanisme perubahan diperlukan bahwa pembentukan karakter baru diagnostik
spesies baru terjadi melalui penambahan progresif untuk perkembangan lintasan. Sebagai
contoh, metazoa paling pergi melalui suatu tahap perkembangan yang disebut
gastrula - sebuah bola sel dengan infolding yang kemudian membentuk usus. Haeckel
berpikir bahwa pada satu waktu organisme yang disebut "gastraea" ada
yang tampak sangat mirip dengan tahap gastrula dari ontogeni. Ini
metazoan leluhur hipotesis memunculkan sisa multi-hewan bersel.
Sinopsis Teori
Rekapitulasi
Teori
Rekapitulasi Heackel, juga disebut hukum biogenetis, upaya untuk menjelaskan
kesamaan jelas antara manusa dengan hewan lainnya. Bentuk awal dari hukum itu
dirancang oleh zoologi Karl Estonia Ernest von Baer abad kesembilan belas, yang
mengamati bahwa embrio bergerak menjalani perkembangan menuju diferensiasi yang
meningkat, yang menunjukkan meskipun tidak membuktikan, adaptasi Heackel “
komunitas Keturunan”. Teori Rekapitulasi mengklaim bahwa perkembangan
embrio individu dari setiap spesies (ontogeni) sepenuhnya mengulangi sejrah
perkembangan spesies (filogeni). Dengan kata lain, setiap tahapan dalam
perkembangan individu merupakan salah satu bentuk dewasa yang muncul dalam
sejarah evolusinya. Biologi moderen menolak bentuk hafiah dan universal dari
teori Heackel. Meskipun nenek monyang manusia tidak fungsional setara dengan
orang dewasa dari nenek moyang yang bersama-sama. Dengan kata lain tidak ada
“ikan” didefinisikan dan fungsional, “reptil” dan “mamalia” tahap-tahap perkembangan
manusia dapat dilihat . Selain itu. pembangunan
nonlinier. Sebagai contoh, selama perkembangan ginjal, pada satu
waktu tertentu, daerah anterior ginjal kurang berkembang dibandingkan daerah
posterior.
Fakta bahwa ahli biologi kontemporer menolak bentuk
hafiah atau universal teori rekapitulasi kadang-kadang telah digunakan sebagai
argumentasi untuk melawan evolusi oleh beberapa kreasionis. Garis utama
argumentasi dapat diringkas sebagai berikut: jika hipotesis Haeckel itu
disajikan sebagai bukti pendukung evolusi, dan sekarang, dalam bentuk yang
kuat, secara ilmiah didiskreditkan, ada kurang mendukung teori evolusi secara
umum. Alasan ini terlalu mnyederhanakan masalah yang dipertaruhkan,
melainkan juga menyesatkan karena biologi modern tidak mengakui sejumlah
hubungan antara ontogami dan filigeni, meraka menjelaskan menggunakan teori
evolusi tanpa recourse pandangan tertentu Heackel, dan mereka menganggap
sebagai bukti pendukung itu.
Monograf terpilih
Monograf Heackel dipublikasikan meliputi: Radiolaria
(1862), Siphonophara (1869), Monera (1870), dan Spon berkapur (1872), serta
laporan Challenger, termasuk Deep-Sea Mendusae (1881), Siphonophora (1888), dan
Deep-Ketosa laut (1889). Edisi lain dari Radiolaria diterbitkan pada tahun
1887, diilustrasikan dengan 140 piring dan menyebutkan lebih dari 4.000 spesies
baru (MAC 1911)