Taman Cemara begitu lah
orang-orang menyebut nama taman indah itu. Taman yang menjadi tempat melepaskan
kepenatan aktivitas anak-anak muda di kota Medan. Rerumputan yang indah,
deretan pepohonan cemara yang cukup rimbun dan hal itu lah yang menjadikan
taman ini ramai dikunjungi. Bunga-bunga yang dibentuk indah menyerupai bentuk
hati menambah keindahan suasana taman. Bahkan tak jarang pula ada yang mengajak
keluarga untuk bersantai di tepi kolam ikan yang cukup indah. Pemandangan yang
cukup indah dan asri untuk dinikmati. Hembusan angin begitu lembut,terasa sejuk
memanjakan kulit,dan menyejukkan raga. Senja yang cukup indah untuk dilewatkan
seorang diri.
Hampir semua tempat
yang ada di taman cemara disesaki anak-anak muda yang memadu asmara. Ada
beberapa pedagang asongan yang lalu lalang menjajakan dagangannya. Di sudut
lain di taman cemara tampak seorang gadis yang duduk menyendiri. Gadis tersebut
duduk di sudut taman yang cukup jauh dari keramaian. Hembusan angin membelai
rambut panjangnya yang dibiarkan terurai. Gadis itu membiarkan alam membelai
tubuhnya, gadis itu tampak sibuk dengan kegiatannya. Sibuk dengan
lembaran-lembaran kertas yang berada dalam pangkuannya.
“Hari ini aku duduk disini, ditempat ini
lagi.Aku masih enggan untuk beranjak dari kursi ini,aku ingin menikmati setiap
detik disini. Tapi aku tak ingin disini sendiri seperti ini. Dimana kau saat
ini!!! Hampir 5 jam sudah aku menduduki kursi ini. Kursi yang menjadi saksi
bisu aku masih menunggu mu,aku masih berharap engkau datang dan memelukku erat
seperti yang pernah kita lalui bersama beberapa waktu lalu.Aku sungguh
merindukan hal itu kembali dalam kehidupanku,kembali lah Krieshna.Kembali!!!!!”
Tanpa ia sadari air bening mengalir dari
kedua sudut matanya dan membasahi wajahnya dan juga buku biru kecil yang selalu
dibawanya kemana pun ia pergi.
“Ternyata kau disini Mil,aku sudah
mencarimu berjam-jam,ternyata kamu sembunyi disini toh”
Suara itu mengagetkannya dan dengan
segera Milky menutupi wajahnya yang telah basah karna air bening yang mengalir
dari kedua sudut matanya dan jatuh membasahi pipinya.
“Eh iya Wi, ada apa kau mencariku???”
Milky menyahut datar
“Wajahmu sembab, mata mu memerah, kau
masih menangis ???”
Dwi mengelus wajah Milky sahabatnya. Dan
dengan segera ia menarik sahabatnya kedalam pelukannya.
“Aku masih belum sanggup wi, aku masih
belum bisa melepas kepergiannya” Milky terisak dalam pelukan Dwi
“Kamu harus tabah Mil, ada rencana yang
indah dibalik semua ini, dimana sahabatku yang aku kenal dulu, mana ceriamu
kawan???” Dwi berusaha menghibur sahabatnya yang masih terus terisak,meskipun
kedua matanya mulai perih dan menahan tangisnya sekuat tenaga.
“Kenapa dia tega membiarkan ku duduk
sendiri disini? Kau tau kan kalau hari ini hari yang paling aku tunggu-tunggu?”
“Mil, seandainya kakak ku tau semua
bakalan seperti ini mungkin dia juga takkan pernah mau pergi malam itu. Tapi
kau juga harus tau kalau aku lah orang yang paling pantas untuk kau salahkan”
Dwi mulai menangis dan memeluk Milky semakin erat. “Mil, aku yang mendukung
kakak untuk tetap berangkat ke Serpong,aku tak mengindahkan kata-kata
mu,maafkan aku Mil ”
“Sudah lah jangan katakan apa-apa lagi
Wi, mungkin sudah takdirnya seperti ini.”
Milky mengelus punggung sahabatnya dan
menarik tangan Dwi
“Mau kemana ???” ucap Dwi setengah
berlari mengikuti langkah Milky yang jauh lebih cepat darinya.
“Wi,kamu kan adiknya Krieshna, kamu juga
sahabat terbaik yang aku miliki, Kamu mau kan ikut bersamaku??”
“Ikut kemana” Dwi yang tak mengerti akan
permintaan sahabatnya masih terpaku di depan mobil honda jazz berwarna biru itu.
“Ayo wi ,kita harus segera pergi dari
taman ini”
Milky setengah berteriak dari dalam
mobil begitu melihat Dwi masih terpaku di luar mobil
“Ayo” Milky melambaikan tangannya
memberikan siasat
“Ok”
Di dalam mobil keduanya masih diam.
Keduanya masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Milky sesekali melirik
kearah Dwi sahabatnya yang hanya diam seribu bahasa dan pandangannya dialihkan
keluar jendela.
“Wi,ada apa? Kau tak seperti biasa,ada
masalah”
Milky membuka suara dan berusaha
mencairkan suasana yang ada
“Seharusnya kau yang butuh hiburan,bukan
aku Mil”suara dwi melemah bahkan nyaris tak terdengar
“Maksudmu apa wi, aku tak mengerti”
“Ah... sudah, lupakanlah Mil, mobil
baru??”
“Bukankah kak Krieshna sudah cerita?”
“Cerita apa?”
Dwi mengernyitkan keningnya, membuat
alis tebal nya seolah bersatu. Dwi semakin bingung dan tak mengerti dengan apa
yang diucapkan oleh sahabatnya itu.
“Tentang mobil ini wi, tentang semua
yang ia brikan padaku sebelum dia pergi dari hidupku” Suara Milky kembali
melemah,dan dengan sekuat tenaga yang ia miliki ia berusaha menahan air bening
yang siap jatuh kapan saja dari kedua sudut matanya.
“Bahkan mama pun mungkin tak pernah tau
akan hal itu Mil, kamu kan tau sifat kakakku. Mil, sebenarnya ada yang
mengganjal hatiku selama 3 tahun terakhir”.
“3 tahun???” Milky seolah tak percaya
dengan apa yang ia dengar. Milky menutupi kebingungannya dan menatap lurus
kearah jalanan yang sudah mulai disesaki kendaraan.
“Ya, 3 tahun terakhir setelah kakakku
Krieshna pergi Mil” Suara Dwi mulai terdengar parau dan ia mulai menundukkan
kepalanya dengan sigap ia membuka laci yang berada dihadapannya. Saat laci itu
terbuka Dwi terperangah dan kembali menitikkan air mata. “Mil,kamu masih
menyimpan foto kak Krieshna??” Dwi mengambil foto yang terselip di laci dan
memandangnya seolah tak percaya.
“Wi, semua kenangan yang ada antara aku
dan kak Krieshna akan selalu tersimpan dan takkan pernah mati. Kenangan itu
masih membekas di hatiku. Bahkan sampai detik ini”
“Mil, siapa anak kecil ini?” Dwi
menunjuk kearah foto yang ia genggam dan mengernyitkan dahinya
“Itu Rosaline” Milky menjawab singkat
dan kembali menerawang jauh kedepan. Tatapannya tak beralih dari jalanan.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Milky akhirnya memasuki sebuah
kawasan perumahan di kota Medan dan berhenti di depan sebuah rumah yang cukup
mewah. Setelah membunyikan bel berkali-kali tampak seorang wanita separuh baya
membuka pintu dibelakangnya disusul seorang gadis kecil yang cukup cantik
“Mama” gadis kecil itu segera berlari
kepelukan Milky
“Mama”Dwi menggumam dan semakin bingung
dengan keadaan yang ada dihadapannya. Apa mungkin gadis mungil itu Rosalin? Apa
hubungannya dengan Milky? Gadis kecil itu memanggil Milky dengan sebutan Mama.
Apa sebenarnya Milky dan Krieshna sudah menikah. Apa selama ini mereka berdua
berbohong pada mama dan keluargaku? Pikiran Dwi mulai kacau dan ia mulai
menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi.
“Hei Wi, ayo masuk jangan melamun
didepan pintu ntar kesambet baru tau rasa kamu” Suara Milky memecahkan lamunan
yang masih bersarang di kepala Dwi
“Heeh iya iya” Dwi menyahuti sekenanya
“Ma, papa
mana??”
Gadis mungil itu
kini bergelayut manja di lengan Milky seolah tak ingin pergi dari lengan gadis
yang kini sedang menatap nanar keluar jendela
“Sayang,papa
udah pergi” Suara Milky mulai melemah dan mengelus rambut gadis mungil itu
dengan lembut
“Mil, bisa kamu
ceritakan semua ini??” Tatapan Dwi mulai tajam dan mulai tak mengerti dengan
semua ini. Berbagai pikiran yang aneh telah bersarang dikepalanya dan bersiap
untuk dicetuskan
“Sayang, Rosalin
dah makan??” Milky tak menghiraukan pertanyaan dan pandangan tajam gadis yang
kini penasaran di hadapannya.
Karna kesal
dengan pertanyaan yang tak digubris Milky,Dwi menggeser kursinya dan pergi ke
ruang keluarga yang tak jauh dari tempat Milky dan Rosalin duduk. Setelah
melihat sekeliling ruangan yang cukup besar itu Milky terperanjat dan
terperangah begitu melihat sebuah foto besar yang ada diruangan itu. “Krieshna
Fam’s” bingkai foto besar itu tertulis kata-kata itu. Dwi benar-benar bingung
dengan semua ini. Apa kak Krieshna melakukan kesalahan dengan Milky. Di
tengah-tengah kebingungan yang melanda dirinya,Dwi melihat sebuah foto yang
bergambar Krieshna dan Milky yang diletakkan disamping vas bunga. Bukan kah aku
yang mengambil gambar ini??? Seolah tak percaya dengan semua yang ada Dwi
mencubit lengannya beberapa kali.
“Kamu sadar
kok,dan tidak sedang bermimpi” Milky membuyarkan lamunan Dwi. Duduk lah Wi, ada
hal yang sudah kami sembunyikan selama ini.”
“Apa?? Jangan
pernah katakan Rosalin anak kalian.Anak mu dan kakakku!!!” Dwi mulai
menggertakkan kedua rahangnya dan bersiap dengan sejuta kemungkinan yang masih
ia terka-terka
“Wi, aku dan
Krieshna bahkan belum menikah, dan kau tau akan hal itu kan” Milky menatap
tajam kearah sahabatnya yang mulai gusar dengan semua keadaan yang ada
dihadapannya.
“Katakan lah
apapun yang ingin kau katakan sebelum aku pergi!!!!” Wajah Dwi mulai memerah
karna menahan amarahnya
“Bi...”
“Iya non...”
Wanita separuh baya itu datang dengan tergopoh-gopoh dan membawakan nampan yang
berisi dua gelas minuman. Wanita itu Bi Sum. Wanita yang selalu setia menjaga
rumah yang dihuni Rosalin dan seisinya. “Ini non silahkan diminum tehnya”
sembari meletakkan dua gelas teh yang berisi minuman.
“Bi, tolong bawa
Rosalin naik keatas, ada hal yang harus kami bicarakan” Milky memberi perintah
pada Bi Sum dan dengan segera wanita tua itu berjalan naik keatas dan
menggandeng gadis mungil yang bergelayut manja di lengannya.
“Wi,aku tau ini
berat untuk mu ,namun semua ini jauh lebih berat untukku, aku ingin kau
mengerti semua keadaan saat ini, tapi ada baiknya kau bertanya langsung pada
Arya”
“Apa kak Arya?”
Dwi terperanjat seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar
“Ya, Arya” Milky
menjawab datar dan menyerahkan ponselnya ke tangan Dwi
Tanpa menunggu
perintah selanjutnya, Dwi mencari kontak Arya dan menekan tombol dialling,
setelah menunggu beberapa menit akhirnya terdengar suara seseorang diseberang
sana menyahut
“Ya Mil, ada apa
dek?”
“Ini aku Dwi,
bukan Milky”
“Ada apa Wi?”
“Tolong datang
ke rumah Milky segera!!” Dwi mulai ketus
Selama beberapa
jam Milky dan Dwi hanya duduk terdiam. Keduanya tampak sibuk dengan pikiran
masing-masing. Milky hanya diam dan bergegas menaiki anak tangga tanpa
menghiraukan Dwi yang berada di ruang keluarga tersebut. Dwi yang bingung
semakin bingung dengan semua keadaan yang kini membentang dihadapannya. Kembali
Dwi melihat bingkai foto yang terletak diatas meja belajar itu. Dwi berjalan
gontai kearah meja,dan dengan perlahan diraihnya foto itu dan menariknya
kedalam dekapnya.
“Kak,mengapa
semua ini begitu cepat, aku bingung dengan semua ini kak... Sebenarnya apa yang
telah terjadi kak??? Rumah ini, mobil, bahkan Rosalin, mengapa begitu tertutup
kak, mengapa kau pergi tanpa memberitahukan ku semua ini kak... Sekarang apa
lagi yang ingin kau tunjukkan padaku??? Dwi menggumam dan tanpa ia sadari air
matanya telah jatuh membasahi foto yang kini dihadapannya. Pria dalam Foto itu
tersenyum dengan sangat manis. Pria itu Krieshna,kakak Dwi. “Kau mungkin
bahagia disana Krieshna tapi bagaimana denganku dan mama??? Kau brengsek
Krieshna!!!” Dwi tak menyadari bahwa teriakannya justru membuat Rosalin
terbangun dan menghampirinya
“Tante, jangan
marah sama papa Rosa” gadis mungil itu memeluk erat kaki Dwi dan menangis
sejadi-jadinya
Dwi tak luluh
sedikitpun melihat gadis mungil itu meraung-raung di kakinya. Yang ia tau saat
ini gadis mungil yang berada dikakinya adalah anak Krieshna dan Milky. Dwi
malah semakin membencinya dan berulang kali berusaha melepaskan anak mungil itu
menjauh dari kakinya.
“Pergi lah
Rosalin” Dwi mulai menghentak-hentakkan kakinya berusaha agar Rosalin terlepas
dari kakinya
Mendengar
kegaduhan yang terjadi, Milky bergegas turun dan melihat betapa bencinya Dwi
terhadap Rosalin. Tatapan Dwi bagaikan mata pisau yang siap menancap kapan
saja.
“Rosa... sini
sayang” Milky melihat dengan jelas tatapan kebencian dari Dwi terhadap Rosa
“Ya, bawa anak
ini menjauh dariku!!!” Teriak Dwi dengan tatapan kebencian
Milky
menenangkan Rosalin yang masih menangis. Sementara Dwi masih tak bergeming dan
tetap memandang keluar jendela. Milky memeluk Rosalin dengan penuh
kesabaran.Rosalin terus menangis dan berlari keluar.
“Rosa” Milky
berteriak memanggil Rosa
“Pergi lah kejar
anak haram mu itu Mil,” suara Dwi terdengar tajam
“Tolong wi,
jangan pernah katakan itu!!! Rosalin bukan anak haram” Milky mulai habis pikir
dengan ucapan Dwi yang tak terkontrol
“Apa yang kalian
ributkan??”
Suara Arya mengagetkan
keduanya. Kedua gadis itu melihat kearah Arya dan Rosalin telah berada dalam
pelukannya.
“Apa-apaan
ini???????” Dwi semakin jengkel. “Rasanya kepalaku akan mendidih melihat ini
semua. Kak Arya apa yang sebenarnya terjadi?”
“Tenangkan
pikiranmu terlebih dulu, suatu masalah akan semakin parah kalau tidak
diselesaikan dengan kepala dingin, bukan dengan kepala panas seperti sifat mu
itu!” Arya berusaha memberikan penjelasan,berharap Dwi mau menenangkan
pikirannya yang serba kalut.
Melihat keadaan
Dwi yang kalut, Milky segera berdiri dan duduk di dekat jendela yang menghadap
keluar. Milky tampak tenang,dan tak berniat mengeluarkan sepatah kata pun.
Ruangan itu sunyi. Tak ada suara yang terdengar sama sekali. Ketiganya sibuk
dengan pikiran masing-masing. Rosalin tak sedikit pun bergerak dari dekapan
Arya.
“Oom”
Rosalin bergidik ketakutan setiap kali
melirik Dwi
Mengetahui
gerakan yang ditunjukkan Rosalin, Arya semakin mengerti akan keadaan yang
tercipta diantara mereka.
“Dwi” Arya
angkat bicara dan tentu saja hal itu membuat Dwi mengalihkan pandangannya ke
tempat lain dan secara tak sengaja Dwi melihat Milky yang terus berurai air
mata. Hati Dwi perih melihat pemandangan yang ada dihadapannya. Dwi tak kuasa
menahan air bening itu mengalir, Dwi merasa terlalu kasar pada Milky
sahabatnya. “Ah.. Seandainya Kak krieshna masih ada pasti mereka sudah
menikah,dan Milky memang layak menjadi kakak ipar untukku, tapi apa yang aku
lakukan padanya? Aku bukan sahabat yang baik untukmu Mil, Aku yakin ada alasan
untuk semua ini, ada alasan yang membuatmu menutupi semua ini Mil” Dwi seolah
mengalami perang batin.
“Dwi.. Kamu
masih disini kan?” Arya mulai menggoyang-goyangkan bahu Dwi
“Ya, aku masih
disini kak” Dwi mengelus pipinya yang berurai air mata. Dan segera mengalihkan
pandangannya pada Arya.
“Dwi, kak Arya
ngerti apa yang saat ini menjadi beban pikiran kamu. Kakak juga mengerti kalau
saat ini pasti banyak hal aneh yang kamu pikirin tentang semua ini. 3 tahun
sudah berlalu dengan sangat cepat bukan? Namun bagi tante,kamu,Milky,Rosalin
dan semua orang yang pernah mengenal Krieshna 3 tahun itu bukan lah waktu yang
singkat. 3 tahun itu terasa seperti 1 bulan. Terutama mungkin bagi wanita itu.”
Arya menunjuk Milky dengan telunjuknya.“Kamu bahkan tak pernah memandang foto
kakakmu sebelum menutup malam dan sebelum membuka pagi, tapi coba lihat gadis
itu. Gadis itu memulai semua kegiatannya setelah memandang foto-foto ini.Wi,
setelah kakak mu berhasil menjadi seorang kontraktor, kamu pun tau sendirikan
bahwa Milky lah orang pertama yang ia britahu, dan rumah ini dibelinya setelah
berhasil menuntaskan proyek keduanya, begitu juga mobil Honda jazz Biru yang
Milky kendarai. Semua itu atas nama Milky. Krieshna seakan tau bahwa ia akan
segera pergi meninggalkan Milky untuk selamanya. Krieshna bertanggungjawab
penuh untuk Rosaline,Milky,dan juga kamu adiknya sendiri.Krieshna mempersiapkan
segalanya yang kelak dibutuhkan Milky saat Krieshna tak ada disisinya. Krieshna selalu
berusaha memberikan yang terbaik untukmu dan untuk semua orang yang ia
sayangi.Sepahit apapun hal yang ia alami bahkan tak pernah ada yang
mengetahuinya.Sampai kecelakaan mobil itu merenggut nyawanya,bahkan ia tak
menunjukkan rasa sakit yang dirasakannya. Dia mencoba tetap tersenyum meskipun
ia terluka parah bahkan saat terakhirnya ia masih sanggup memberimu lelucon kan
Wi?. Wi,ada beberapa hal yang tak pernah
kamu ketahui tentang kakakmu Krieshna, namun percayalah sebenarnya bukan
berarti dia tak menyayangmu sebagai adiknya. Hari rabu,11 April 2009 yang lalu
Krieshna pergi untuk selamanya dari hidup kita kan? Tapi bagi Milky Krieshnanya
masih ada disisinya. Gadis itu meraung-raung hampir setiap malam. Menangis
setiap kali melihat foto-foto ini, dan ia selalu berusaha meyakinkan hatinya
kalau Krieshnanya masih ada untuknya. Suka duka mereka lalui bersama, bahkan
seakan tak mungkin baginya membunuh semua bayang-bayang Krieshna.” Arya
mengusap air mata yang jatuh membelai wajahnya. Arya mengulas satu per satu
bayangan kebersamaannya dan Krieshna. Arya mengeluarkan selembar kertas yang
sudah usang dari saku dompetnya. Arya menyerahkan surat itu ke tangan Dwi.
Teruntuk
mu Dwi adikku sayang,
Dwi,
aku mungkin bukan lah kakak yang terbaik untukmu. Aku tak pernah membuat mu
tersenyum, bahkan aku selalu membuat mu kesal dan marah. Dwi, entah mengapa aku
tak ingin jauh darimu hari ini, tapi mungkin hari ini adalah hari tersibuk yang
kau alami selama kuliah ya dik? Meskipun engkau sibuk jangan sampai lupa makan
dan tetap jaga kesehatan ya adikku. Kau adalah adik terindah yang Tuhan brikan
untukku. Dwi, kakak ingin sekali bercerita langsung padamu. Cerita panjang
lebar seperti yang biasa kita lakukan sewaktu kecil dulu, namun kakak juga
ngerti kamu sibuk dengan sekolah mu. Kakak bangga deh punya adik seperti kamu.
Kamu selalu jadi bintang dikelas, meskipun
harus saingan dengan Milky, namun kakak bangga dengan sikap mu yang
pantang menyerah. Kamu cantik adikku sayang, hehehe.. Ini kan pujian yang
selalu ingin terdengar oleh mu. Iya kamu memang cantik kok adikku sayang,
pantesan slama ini Arya sahabat karibku menyimpan rasa untukmu. Oh ya, ada
sesuatu yang harus kau tau wi, Arya menemukan anak kecil yang menangis di
tengah jalan sewaktu kami pulang dari kantor. Kami membawa gadis mungil itu
masuk ke mobil,saat aku memeluknya,tubuh gadis kecil itu bergetar,aku dan Arya
memutuskan untuk membawanya ke rumah sakit pirngadi. Aku ingin cerita padamu
namun tampaknya kau begitu sibuk dan terlalu lelah, dan ku putuskan untuk
memberi tahu Milky. Milky menyukai gadis mungil itu, begitu pun gadis kecil
itu. Milky ingin aku mengangkatnya menjadi anakku. Kau bahkan tau kan, hati ku
sakit kalau melihatnya murung apalagi harus melihatnya menangis. Aku tak kuasa
menolak permintaan Milky. Aku dan Milky memanggilnya Rosaline. Dia anak ku
mulai saat itu,dan anak Milky juga tentunya. Aku sangat berharap adikku ini
besedia menerima permintaan maaf dari kakak yang tak pernah meminta saran dari
adiknya.Kakak mengerti perasaanmu de, kakak juga mohon tolong trima Rosalin
sebagai keponakan mu ya. Dan tolong jaga Milky dan Rosaline untukku. Ada
sedikit tabungan ku untuk mu. Minta lah pada Milky, aku telah mempersiapkan
semua untuk mu sayang, aku tak tau entah apa yang membuatku ingin menulis surat
ini padamu, tapi yang ku rasa kini sangat meyakinkan ku untuk menulis ini
untukmu.Dwi,hampir lupa deh ngucapin makasih banget ya adikku sayang. Makasih
untuk mengenalkan ku dengan Milky sahabatmu.Kumohon jangan pernah biarkan air
mata jatuh diwajahnya.Oh ya, jangan lupa untuk terus memberi semangat hidup untuk Milky ku ya
adikku sayang, aku tau dia pasti akan terluka bahkan sangat terluka. Jaga mama
juga ya dik, tolong berjuang untuk gelar sarjana mu ya adikku yang cantik. Ku
mohon maafkan aku kakakmu ini.Sayang untuk mu takkan pernah habis.
Krieshna.
Dwi bergetar
membaca surat itu. Ia tak kuasa membendung air bening dari kedua sudut matanya.
Dwi menangis histeris. Kembali terngiang kata-katanya pada Milky yang
mengatakan bahwa Rosalin anak haram. Sementara di dekat jendela,gadis itu terus
menerawang jauh kedepan. Suasana menjadi hening dan sepi.
“Mas Arya, apa
kabar?” Suara Bi Sum memecah keheningan yang ada.
“Baik” Arya
menjawab datar. Tatapannya tertuju pada Milky yang masih terus duduk di depan
jendela.
“Non, mau makan
malam dirumah atau diluar? ”
“Di rumah aja
Bi” Arya menjawab cepat tanpa meminta persetujuan Milky terlebih dulu
“Iya mas”
Setelah bi sum
pergi ke dapur, Arya mendekati Dwi dan menariknya ke dalam dekapannya, Arya
mengelus rambut gadis itu dengan lembut. Tatapannya tetap masih tertuju pada
Milky yang tampaknya masih enggan beranjak dari Kursinya.
“Wi, pergi lah
rangkul dia, dia tak tau harus berkata apa saat ini, aku lah yang pantas kau
benci karna aku yang menutupi semua ini darimu dan keluargamu. Gadis itu tak
bersalah sedikit pun, dia hanya ingin menjaga peninggalan Krieshna tanpa ingin
kehilangan sedikit pun, itu lah sebabnya kenapa ia memilih tinggal disini. Coba
lihat sekelilingmu, bahkan hampir semua sudut ruangan ini dipenuhi foto
Krieshna, gadis itu masih berharap suatu saat nanti kakak mu datang untuknya
lagi, mengerti lah akan perasaan gadis itu, sahabatmu Dwi. Wi, lihat bagaimana
ia merawat Rosa sendirian, ia tak pernah sekalipun menunjukkan kesedihannya
padamu kan? Rosa ia anggap sebagai peninggalan Krieshna yang paling berharga,
kakak mu Krieshna juga sangat mencintai Rosa, sama seperti ia mencintai Milky”.
Dwi menatap Arya
lekat-lekat, ia melepaskan rangkulannya dari Arya. Dwi berlari kearah Milky.
Dwi memeluk Milky yang masih tetap duduk di sudut jendela kaca.
“Mil, maafkan
aku” Dwi terisak dan semakin mempererat pelukannya.
“Sudah lah,
jangan minta maaf wi, aku juga merasa bersalah untuk semua ini, kita masih
sahabatan kan wi?”
“Bahkan lebih
dari itu Mil, aku ingin kau menjadi kakak buatku”
Keduanya
berpelukan dan Arya yang melihat hal itu hanya terdiam dan tanpa ia sadari,
matanya memanas dan ikut meneteskan air mata kebahagiaan. Dwi melirik Arya yang terus menatap mereka.
Arya masih diam terpaku ditempatnya. Arya tersenyum begitu menyadari Dwi yang
terus memperhatikannya. Arya menghampiri Rosaline yang sejak tadi menyaksikan
semuanya. Rosaline duduk di sofa panjang yang cukup empuk.
“Hai anak manis,
sini sama om” Arya menatap Rosalin dan membentangkan kedua tangannya untuk
Rosalin. Rosalin langsung menghambur kedalam pelukan Arya.
“Mama.. Rosalin
laper nih...”Arya mengedipkan matanya dan memegang perutnya yang mulai
keroncongan. Tingkah Arya sontak membuat Milky dan Dwi tersenyum. Milky menarik
tangan Dwi ke ruang makan dan disusul Arya yang masih terus membawa Rosalin
dalam lengannya.
“Duduk disini ya
sayang” Arya mendudukkan Rosalin di kursi makan disebelahnya
“Bi.. masak apa
hari ini?” Arya membuka pembicaraan dengan bi sum
“Makanan
kesukaan Non Milky Mas” Bi sum menyahuti Arya tanpa menoleh sedikit pun pada
Arya. Bi sum mempersiapkan seluruh hidangan di meja kemudian mengambil kursi
disebelah Milky.
“Mari makan”
Arya membuka pembicaraan di meja makan
“Besok hari
pertama kuliah untuk semester 6 kan, pada masuk jam berapa?” Arya melirik Milky
dan Dwi bergantian
“Aku sih besok
belom masuk kak, Mil kamu masuk jam berapa?”
“Jam 8” Jawab
Milky datar
“Ehm kalau gitu besok siang kita makan di luar
pada bisa gak?” Arya memberi saran dengan mulut yang masih penuh dengan nasi
“Setuju”Dwi
mengangkat jari telunjuknya seperti anak SD
“Udah lu makan
dulu tuh nasi Wi, baru ntar angkat tangan kalau udah ada pertanyaan dari dosen
Arya” Milky tersenyum simpul saat menatap Dwi yang juga tersenyum
Setelah selesai
memenuhi kebutuhan perut masing-masing ketiganya duduk santai di ruang tamu.
Arya terlihat mengeluarkan semua isi tasnya dan merogoh-rogoh setiap kantung
yang ada dalam tasnya.
“Nyari apaan sih
kak? ” Dwi yang kebingungan melihat tingkah Arya yang seolaha mencari sesuatu
yang hilang
“Ini nih ada
surat yang hilang” Arya menyahut tanpa menoleh kearah Dwi. Arya yang
kebingungan mulai menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal sedikit pun
“Kutuan apa
ketombean sih lu kak? Garuk-garuk kayak monkey” Dwi tertawa terbahak-bahak.
“Bukan Monkey Wi,
tapi induknya Monkey...” Sambung Milky
“Sialan lu pada
ya de, awas aja kalian berdua. Mil, bawa Rosaline ke kamar gih.. Kasihan tuh
dah ngantuk banget kayaknya. Habis nonton sinetron yang live tadi antara
mamanya dan tantenya ” Arya mengembangkan senyum di wajahnya sembari menunjuk
kearah Rosalin
“Iya bentar ya
kak, wi” Milky membawa Rosalin naik ke atas. Milky merangkul Rosalin begitu
juga Rosa yang merasa nyaman dalam dekapan mamanya.Milky juga tak lupa membacakan dongeng untuk Rosalin. Hal itu
yang selalu Milky dan Krieshna lakukan setiap malam sebelum Rosalin jatuh ke
dalam mimpi indahnya. Sementara di bawah Arya dan Dwi sibuk menyusun suatu
rencana.
“Kamu yakin wi?
Tapi pria mana? ” Arya tampak berpikir keras dan mengernyitkan dahinya dan
membuat kedua alisnya seolah bersatu dan membentang indah
“Pasti ada yang
terbaik kak untuk Milky.Aku yakin itu” Dwi antusias mengangkat telunjuknya
“Besok kita
ketemu di fountain ya jam 1 siang. Soalnya kakak besok ada acara dikampusnya
Milky.”
“Iya kak... By
the way kakak kok belum pulang?”
“Ini juga mau
pulang tapi tunggu Milky turun dulu, nah kamu sendiri kok belom mau pulang? Mau
nginep disini?”
“Ya pulangnya
juga tunggu Milky turun kak”
“Pulang barengan
kakak aja mau gak?”
“Boleh aja kak”
Dwi mengulum senyum di bibirnya yang dibalas dengan senyum juga dari Arya. Dwi
menatap pria dihadapannya.Sikap Arya yang dingin membuatnya semakin
mengingatkan masa-masa kecilnya dengan Krieshna
“Lagi ngeliatin
ya? Awas ntar jadi Falling in Love loh wi?” Arya menahan tawa ketika menyadari
Dwi memandangnya lekat-lekat seolah tak ada yang ingin ia lihat dari
sekelilingnya.
“Kalau jatuh
cinta lantas kenapa? Ada yang salah gitu kak?” Dwi semakin berani menatap Arya.
“Gak ada yang
salah sih Wi, toh itu hak setiap insan. Mencintai dan dicintai itu hal yang
wajar.”Arya menatap Dwi. Arya begitu menyukai Dwi namun sejak dulu ia tak
pernah mengungkapkan perasaannya.
“Hem” Milky
pura-pura batuk begitu melihat Arya dan Dwi senyum-senyum
Keduanya kaget
namun masih terlihat jelas ada semburat merah di wajah keduanya, dan Milky
melihat hal itu.
“Wi, kamu mau
bermalam disini?” Milky mulai menuruni setiap anak tangga sembari tersenyum.
“Oh gak Mil,
ntar mama nyariin lagi.. Kan kasihan kalau nyariin” Dwi yang masih terpaku di
sebelah Arya segera menutupi wajahnya dengan kedua tangannya
“Kakak juga mau
pamitan ya Mil” Arya segera mengalihkan pandangannya dan tangannya menyambar
tas yang selalu dibawanya kemana pun ia pergi
“Oh iya kak,
makasih banget loh” Milky menyahuti Arya sekenanya, pandangannya tetap tak
beralih dari Dwi sahabatnya yang kini menutupi wajah dengan tangannya
“Sama-sama loh
Mil, ayo de pulang”
Arya menarik
tangan Dwi dan menggenggamnya erat
“ Cie cie ada yang
lagi kasmaran toh ternyata,Pantesan dari tadi ada yang merah”. Milky terus
menggoda Dwi sahabatnya,yang dari dulu memang menyimpan perasaan terhadap Arya
“Apaan sih Mil”
Dwi tak mampu menutupi wajahnya yang memerah, Dwi memukul lengan Milky.
“Hati-hati ya
kak, jagain Dwi ya.. ”
“Beres de, Dwi
dipastikan sampai dengan selamat Nyonya”
“Gaya udah kayak
Bodyguard aja” Milky tersenyum sembari mengantarkan keduanya ke gerbang dan
menatapi kepergian mereka sampai tak tertlihat lagi.
Setelah
kepergian kedua sahabatnya Milky memasuki ruang keluarga yang selalu menjadi
tempatnya untuk menyendiri. Milky menuju meja kerja yang ada di tengah ruangan
tersebut. Milky menyentuhkan jari-jari lentiknya di meja itu. Milky membuka
laci paling bawah dari Meja itu dan mengeluarkan foto seorang pria yang
berkacamata. Pria dalam foto itu tersenyum padanya. Perlahan Milky membelai
foto itu. Setiap kali melihat foto itu, Milky selalu menangis
“Kriesh, hari
ini Dwi menerima Rosalin menjadi keponakannya. 1 minggu lagi Rosa berusia 3
tahun. Kriesh, seandainya kamu masih ada disini kamu bakalan tersenyum melihat
Arya dan Dwi bergandengan mesra. Aku harus apalagi setelah ini Kriesh? Aku
selalu bingung melakukuan semua ini sendiri Kriesh?”. Milky menggumam lirih
Milky seolah
sedang berbicara dengan seseorang setiap kali ia memandang foto itu. Milky
selalu membersihkan ruangan ini setiap harinya.Bi Sum bahkan tak pernah
membersihkan ruangan ini. Semua foto yang ada di dinding ruangan itu seolah
menghidupkan jiwanya. Bagi Milky hari-harinya akan kacau jika ia tak
menyempatkan memandang foto-foto yang ada di dinding itu. Milky sering
ketiduran di ruangan itu.
“Kriesh,
sebentar lagi Milky bakalan wisuda, seandainya kamu masih ada disini sayang”
Milky bergumam lirih dan mengecup foto itu. Tanpa ia sadari air bening yang
selalu bersemanyam di kedua sudut matanya pun jatuh. Milky menerawang jauh,
memejamkan kedua matanya.
“I Love U Milky”
Milky mendengar
suara lembut itu dan ia menoleh kebelakang. Tapi Milky tak melihat siapa pun. Namun
suara tersebut sangat jelas. Suara tersebut sangat dekat membelai telinganya. Milky
mengulum senyum begitu menyadari hal itu.
“Love u too”
Milky membalas dengan lembut pula sembari menorehkan senyum terindah yang ia
miliki.
Milky tersenyum
bahagia. Bahkan itu senyum terindah yang tak pernah terlihat setelah 3 tahun
terakhir ini. Milky merebahkan dirinya di sofa empuk yang ada di dekat meja
kerja di ruangan tersebut. Milky senyum-senyum sendiri setiap kali mengingat
semua kenangan yang pernah ia lalui dengan Krieshna. Namun ketika bayang-bayang
Krieshna yang terluka hadir mengisi ingatannya,senyum yang pernah mengembang di
wajahnya akan sirna.
“Kriesh, apa aku
berhak bahagia?” Milky menatap nanar ke arah jalanan mulai dipadati kendaraan
yang senantiasa menimbulkan kemacetan yang luar biasa. Setiap kali mencoba
membuang semua kenangan tentang Krieshna,setiap kali pula ia harus menahan
kepedihan yang teramat sangat.
“Bantu aku
melupakan semua ini Kriesh, bantu aku menerima kenyataan pahit ini. Jangan
biarkan aku terus seperti ini”.
Setelah berkata
demikian, Milky mulai memejamkan mata. Saat hendak memejamkan mata, Milky
teringat akan akun facebooknya yang sudah lama tak pernah ia update. Milky
mencari ponsel yang selalu menemani hari-harinya. Setelah menemukan ponselnya,
Milky segera mengakses akun facebooknya. Banyak pesan yang ia terima. Milky
selalu mengacuhkan semua pesan yang ia peroleh. Tanpa pernah berpikir untuk
membuka semua pesan yang ia terima bahkan akun facebook hanya dijadikan tempat
menuangkan isi perasaannya.Milky mengetik kata-kata dengan cekatan.
“Andai diriku
Doraemon yang punya Mesin Waktu, takkan ku biarkan hari itu merenggutmu dari
sisiku. Andai aku bisa menghentikan langkahmu. Mungkin kini aku tak separah
ini. Aku bahkan tak bisa membuat bayang-bayang mu pergi dari ingatanku. Bantu aku
menghapusmu dari ingatanku. Bantu aku untuk pergi melangkah jauh dari masa itu
dan berjalan ke masa ini.Bantu aku untuk pergi menjauh dari kisah itu. Kumohon”.
Jari-jari Milky
dengan cekatan menuangkan isi hatinya lewat akun facebooknya. Setelah
mengupdate isi hatinya lewat akun facebook,Milky menahan air bening mengalir
dari kedua sudut matanya.Milky hendak log out akun facebooknya. Namun niatnya
ingin keluar dari akun tersebut tertahan setelah menerima pesan dari seseorang
yang tak pernah ia kenal sebelumnya.
“Jangan biarkan
masa lalu membuatmu membusuk dan menutup hati dengan orang lain yang mungkin
bisa mengisi hari-harimu. Masa lalu bukan untuk disesali maupun disimpan,tapi masa
lalu itu guru yang cukup baik untuk melangkah menuju yang jauh lebih baik lagi
di masa yang akan datang. Masa lalu akan tetap tinggal di belakang, masa
sekarang yang harus dijalani dan masa depan yang harus disongsong demi
kehidupanmu kelak. Mesin waktu bahkan tak pernah ada di dunia ini.Berhentilah
melukai dirimu sendiri. Tatap jendela dunia yang kini membentang luas
dihadapanmu”.
Milky terbelalak
membaca isi pesan yang disampaikan si pengirim pesan. Milky tak pernah mendapat
kata-kata itu selama ini. Kekagetannya belum hilang, si pengirim pesan
mengirimnya sebuah pesan lagi.
“Bukan mau ikut
campur dengan kehidupanmu, aku hanya sedih membaca statusnya kamu”
“Makasih untuk
nasihatya” Milky hanya membalas pesan si pengirim dengan singkat
“Iya sama-sama,
toh sebagai makhluk sosial dah seharusnya seperti itu kan? Saling memperhatikan
sesama”
“Makasih banget
ya dah mau ngingetin”
“Iya sama-sama
Milky Krieshna”.
“Dari mana kamu
mengetahui namaku?” Milky kaget bukan kepalang saat seseorang diseberang sana
menyebut namanya
“Bukannya nama
akun kamu Milky Krieshna?”
“Maaf lupa, by
the way nama kamu siapa?” Milky tersenyum saat sadar bahwa nama akunnya Milky
Krieshna.
“Saya Jo. Oh ya
Milky sekarang sudah larut malam,kamu kok belum tidur?”
“Masih belum
ngantuk aja Jo,kamu sendiri?”
“Saya juga sama
Mil, Oh ya Mil kamu punya kenangan yang gak enak banget yah?”
“Iya bisa
dibilang gitu sih Jo. Pernah kehilangan orang yang disayang gak Jo?”
“Sering
Mil,bahkan terlalu sering ngerasainnya. Nah, karna aku ngerti gimana sakitnya,
makanya aku gak mau kamu terlalu larut dalam masa lalu. Masa lalu itu gakkan
pernah balik lagi loh Mil.”
“Iya bener juga sih
Jo”
“Mil, kenangan
masa lalu itu akan selalu membekas dan mungkin sampai kapanpun takkan pernah
bisa terlupakan. Namun ada saatnya untuk bangkit dan berjalan melangkah lebih
jauh. Karna roda waktu juga masih terus berjalan dan di depan sana ada harapan
yang indah menunggu kita,kenapa kita harus melihat kebelakang terus? Bener
gak?”
“Ya bener kok
Jo, tapi gimana caranya melupakan masa lalu itu Jo? ”
“Mil,Jo gak
pernah nyuruh Milky melupakan karna sampai kapan pun pasti akan selalu membekas
dan mungkin juga takkan terganti. Milky,cuma harus lebih membuka diri untuk
hal-hal yang baru, jangan menutup diri. Jo ngerasa Milky terlalu menutup diri
untuk hal-hal yang ada disekitar Milky sehingga Milky sering merasa seorang
diri terus.”
“Jo, makasih
banget untuk waktu dan nasihat kamu. Milky seneng banget”.
“Ya itu hal yang
biasa Mil, bukan kah seharusnya begitu? By the way Milky tinggal dimana?”
“Milky tinggal
di Medan, kalau Jo sendiri dimana?”
“Saya tinggal di
Bandung Mil, jauh banget ya Mil?”
“Hehe iya cukup
jauh Jo, tapi nasihat kamu tuh udah lebih dekat daripada orang yang ada di
dekatku saat ini Jo. Makasih banget loh Jo”
“Jangan sering
bilang makasih terus loh,ini tuh gak ada apa-apanya Mil. Oh ya Mil, kamu tidur
gih, dah larut malam nih”
“Kamu sendiri
kenapa belum tidur?”
“Mata belum
minta masuk dunia mimpi Mil”
“Oh ya Jo, kapan
mau ceritain tentang kehilangan kamu?”
“Ada waktunya Mil,
sekarang kamu tidur dulu ya, besok aku ceritain deh”
“Iya deh Jo,
makasih banget pokoknya”
“Jangan terlalu
sering bilang makasih loh Mil. Aku janji besok bakalan aku ceritain semuanya,
kamu perlu tau cara mengobati luka mu sendiri”
“Oke deh Jo,
beneran ya?”
“Iya Milky.Selamat
malam Milky, mimpi indah ya”
Milky tak
membalas pesan yang dikirim Jo pria yang
baru saja berkenalan dengannya. Pria yang juga memberikan motivasi baru untuknya. Milky
merasa kantuk mulai menyerangnya, dan tanpa melog out kan facebooknya terlebih
dulu, Milky pun akhirnya memejamkan mata. Namun ada yang berbeda dengannya.
Milky mengulum senyum yang cukup indah. Entah apa yang membuatnya tersenyum.
Milky mulai jatuh kedalam dunianya. Dunia mimpi yang membawanya ke tempat
terindah yang tak pernah ia temui sebelumnya. Milky tertidur dengan sangat
pulas.